Sejak mereka menikah satu tahun yang lalu, Sherina sama sekali belum disentuh oleh suaminya.
Dia bertahan hanya karena sumpah yang sudah ia ambil dihadapan almarhumah ibunya. Belum lagi, karena semua hak waris milik mertuanya yang dibebankan padanya.
Kesabaran wanita itu benar-benar dihabiskan untuk menghadapi Ivander yang tak pernah meliriknya. Hingga suatu saat, Sherina yang sudah muak dengan perselingkuhan suaminya, memutuskan untuk bercerai.
"Kau harus menikahinya dan menunggu bayi kalian lahir. Untuk masalah warisan yang papa berikan padaku sebagai jaminan pernikahan, aku yang akan mengurusnya."
Namun, setelah keinginan Ivander untuk bercerai dikabulkan oleh Sherina, kini justru Ivander yang tak ingin bercerai. Dia berusaha mati-matian untuk mempertahankan pernikahannya dengan Sherina, meskipun dia sudah menikahi kekasihnya yang sedang mengandung benihnya.
"Sampai kapanpun itu, aku tidak akan menceraikanmu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Sherina yang mendengar ucapan dari atasannya itu, hanya menganggukkan kepalanya lalu menyalami Ivander dengan tatapan datarnya. Dari tatapan wanita itu, Ivander tahu jika Sherina tak lagi ingin menemuinya.
Ketika menyalami tangan Sherina, pria itu merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Tatapan Ivander kini beralih ke jemari kecil Sherina yang saat ini masih dirinya genggam. Senyum tipis pria itu seketika terbit ketika melihat Sherina yang masih mengenakan cincin pernikahannya.
Keduanya yang kembali bersitatap itu membuat Sherina langsung memutuskan tatapan keduanya.
"Oh ya, kenalkan juga. Yang disebelah Tuan Ivander ini adalah istrinya, Nona Nessie." Ivander yang tak kunjung melepaskan jabatan tangannya di tangan Sherina itu, membuat wanita yang ada di hadapannya berusaha sekuat mungkin untuk melepasnya.
Sherina lalu menganggukkan kepalanya dengan sebuah senyum licik, lalu menatap Nessie. Tatapan mata Sherina yang menyiratkan sebuah dendam itu, berhasil menarik atensi Ivander. Pria itu menemukan banyak perubahan yang ada di diri Sherina.
Ada rasa kagum yang begitu membuncah saat melihat wanita dengan rambut sebahu tersebut. Meskipun kini tak lagi dia temukan sebuah kelembutan dari tatapan Sherina padanya, tetapi Ivander memaklumi hal tersebut.
"Tuan Ivander inilah yang nantinya akan menanam saham di perusahaan kita. Beliau juga mengatakan jika dia tertarik dengan kinerjamu. Jadi mungkin kau akan banyak melakukan pekerjaan dengan multi job. Apakah kau keberatan?"
Sherina menolehkan kepalanya ke pria yang tak lain adalah pemilik perusahan tempat dia bekerja. Sherina hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum yangn mengembang.
"Tentu saja saya akan bersedia, Pak. Selama apa yang akan saya kerjakan merupakan hal yang dapat memberikan feedback yang baik ke perusahaan kita, pasti saya akan mengerjakannya." Sembari tertawa ringan, ucapan yang dikatakan oleh Sherina itu berhasil membuat beberapa orang disekitarnya ikut tertawa.
"Ternyata Anda tidak salah memilih direktur baru, Pak. Dari jawbaannya saja kita sudah tahu seberapa pentingnya feedback yang akan perusahaannya dapat jika ingin memerintahkannya bekerja." Sambut atasan Sherina yang lain, yang membuat semuanya kembali tertawa.
Sherina yang diam-diam menantap Nessie itu, tersenyum miring. Dia melihat jika Nessie merasa kurang nyaman dengan posisinya yang berada ditengah para petinggi perusahaan.
"Nona Nessie, saya lihat Anda merasa kurang nyaman. Apakah Anda ingin mencari tempat duduk?" Sherina mencoba menawarkan tawaran tersebut pada Nessie, yang sejak tadi menatapnya dengantatapan tak suka.
Nessie yang namanya tiba-tiba diseret ke tengah pembicaraan itu, seketika langsung mengubeh mimik wajahnya. Dengan segera wanita itu menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja. Apakah kau bersedia menemaniku?" jawab Nessie yang tak ingin meninggalkan suaminya dengan Sherina begitu saja.
"Tentu saja, sesuai permintaan Anda, nona." Sherina sempat menangkap raut wajah tak suka dari pria yang berdiri di hadapannya.
Keduanya pun berpamitan untuk menepi di pinggir aula. Nessie yang berjalan di samping Sherina itu menatap mantan madunya dengan tatapan tak suka.
"Kau senang, sekarang, bisa bertemu dengan suamiku lagi? Dan apakah kau sekarang bangga karena lebih unggul dariku?" sindir Nessie sembari mengambil kue yang ada di hadapannya dan Sherina.
Sherina yang mendengar pertanyaan dari Nessie itu, mengambil minuman sembari terkekeh perlahan. Wanita itu membalikkan badannya dan menyandarkan tubuhnya di meja yang di atasnya terdapat puluhan macam makanan dan minuman.
"Apa kau bilang? Bahagia hanya karena bertemu dengan kalian? Jika kau ingin aku jujur, maka bertemu dengan kalian adalah hal yang aku anggap sebagai hal paling risih yang aku lakukan."
Sherina terseyum miring sembari meminum minumannya. "Dan ya, apa yang kau bilang tadi? Aku sekarang lebih unggul darimu? Memang sejak kapan, kau lebih unggul daripada aku, hm?" Sherina menatap Nessie dengan tatapan remeh.
"Saat kau menjadi simpanan suamiku saja, aku sudah menjadi istri sahnya. Dan saat bertahun-tahun kau masih saja diposisi seketarismu itu, aku bahan sudah menempati posisi manajer dalam waktu yang singkat. Lalu sekarang, saat kau sebentar lagi akan melahirkan anak dan repot mengurusnya, justru aku sedang dipromosikan. Lalu bagian mana yang kau anggap aku tak lebih unggul darimu?"
Eehh...ivander sm anne jd nkh y????
sbllll....