Nyonya Tak Bertuan
Dua garis berwarna merah, yang ditunjukan oleh tespack itu, berhasil membuat wanita yang tengah menggenggamnya terkejut bukan main.
"Jadi aku positif hamil?!" pekik wanita itu kegirangan, saat mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung. Saat itu juga, wanita yang ternyata tengah hamil itu benar-benar merasa sangat bahagia.
Pasalnya kehamilan inilah yang membuat wanita berambut sebahu itu berharap besar. Karena dengan ini, dirinya percaya bahwa kini tak akan ada yang bisa memisahkan dirinya dan sang kekasih.
"Aku harap, Ivan tak akan meninggalkan aku lagi setelah ini," lirihnya sembari mengelus perutnya yang masuh rata. Wanita yang tubuhnya hanya dibalut oleh bathrobe itu, segera keluar dari kamar mandi dengan perasaan bahagianya.
Tujuan wanita itu sekarang adalah ranjang berukuran king size, di mana terdapat laki-laki bertelanjang dada yang tengah tertidur. Dengan semangat, wanita itu segera duduk tepat di sebelah laki-laki tersebut, lalu mencoba membangunkan ayah dari anaknya itu.
"Sayang bangunlah, aku memiliki kejutan untukmu!" Dengan semangat yang sudah berada di atas ubun-ubun, ibu hamil itu mencoba membangunkan laki-lakinya.
Laki-laki yang masih nyenyak dalam tidurnya itu mulai membuka matanya, ketika dirinya mendengar suara sang kekasih. Perlahan, wajah cantik milik kekasihnya mulai menyambut penglihatan milik laki-laki itu.
"Kenapa kau bangun sepagi ini? Apakah ada masalah?" Dengan suara yang masih serak karena baru saja bangun tidur, laki-laki itu menjadikan paha kecil milik sang kekasih sebagai bantalannya.
Senyum milik wanita itu semakin mengembang saat sang kekasih menjadikan pahanya sebagai bantalan, setelah sekian lama. Tangan milik wanita tersebut yang masih menggenggam testpack miliknya, dibawanya ke hadapan sang kekasih yang kembali memejamkan matanya.
"Lihatlah! Bukankah ini kejutan paling indah selama kita bersama?" titah si wanita yang membuat laki-laki tersebut kembali membuka matanya.
Mata berwarna abu-abu itu, menatap benda pipih yang digenggam oleh kekasihnya. Mata yang tadinya masih terasa sangat berat itu, seketika terbuka dengan lebar. Betapa terkejutnya laki-laki itu, ketika melihat dua garis di testpack yang dibawa oleh wanitanya.
Dirinya tidak terlalu bodoh, sampai dirinya tak mengetahui apa arti dari hasil testpack tersebut. Dengan segera, laki-laki yang sedari tadi masih berbaring itu, langsung bangun dari posisinya dan menghadapkan tubuhnya penuh ke sang kekasih.
"Apakah kau sedang bercanda, Sayang?! Aku tidak sedang bermimpi, bukan?!" tanya laki-laki itu, mengulang apa yang dikatakan oleh kekasihnya.
Wanita itu sama sekali tak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya lalu memeluk laki-laki itu dengan perasaan bahagianya. Keduanya sama-sama tak menyangka, sebentar lagi mereka akan menjadi orang tua, ditengah masalah yang tengah mendatangi mereka.
"Terimakasih banyak, Sayang. Aku berjanji tak akan meninggalkanmu, dan anak kita nanti." Wanita yang baru saja mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung itu hanya bisa menganggukkan kepalanya. Meskipun dalam hati wanita itu, terdapat banyak ketakutan akan hubungannya dengan kekasihnya, tetapi wanita itu akan menaruh semua kepercayaannya kepada kekasihnya.
"Aku akan melindungi kalian sampai kapan pun itu. Aku juga akan menghabiskan banyak waktu ku bersamamu kalian," ucap laki-laki tersebut, berjanji pada wanita yang tengah mengandung keturunannya itu.
"Tapi aku takut, Sayang. Aku tahu kau pasti juga masih bingung bagaimana cara menghilangkan berita tentang skandal kita berdua," jawab wanita itu dengan nada lirihnya yang lagi-lagi membuat keduanya sama-sama terdiam.
"Apa yang kau takutkan? Kita akan tetap bersama-sama bagaimana pun keadaannya. Kau percaya padaku, bukan?" Setelah terdiam lama, laki-laki itu mencoba untuk menenangkan sang kekasih. Dirinya tak ingin sang kekasih memiliki banyak beban pikiran, karena tengah mengandung.
"Lalu bagaimana dengan istrimu?" tanya wanita hamil tersebut, yang lagi-lagi mampu membuat kekasihnya kembali terdiam.
Benar apa yang dikatakan oleh kekasihnya. Lalu bagaimana dengan istrinya? Bagaimana caranya mengatakan pada sang istri, bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapatkan keturunan dari rahim wanita lain?
"Apa yang katakan dari wanita itu? Sudah ku katakan sejak satu tahun yang lalu bukan? Aku sama sekali tak menyukai wanita itu, Ness." Nessie yang mendengar jawaban enteng dari kekasihnya itu hanya bisa menghembuskan napasnya dengan sedikit kasar.
"Bukan masalah kau menyukainya atau tidak, Van. Tapi bagaimana kau akan menghabiskan banyak waktu mu denganku, jika kau saja masih memiliki istri?" sanggah Nessie dengan tatapan seriusnya.
Ivander yang mendengar jawaban lain dari kekasihnya itu menghela napasnya dengan perlahan. Dirinya sudah mulai muak dengan pertanyaan sama yang selalu Nessie katakan.
Ivander tahu, bahwa dirinya memang tak akan pernah selalu bisa abersam dengan Nessie. Karena bagaimana pun itu, istrinya lah yang lebih berhak atas dirinya. Berulang kali sudah Ivander katakan hal tersebut pada Nessie, tetapi pertanyaan dari Nessie itu selalu terdengar ingin menjebak agar dirinya segera berpisah dari istrinya.
"Untuk hal ini juga sudah aku katakan berulang kali, bukan? Kau tahu bahwa aku sudah menikah, itu juga berarti bahwa aku sudah memiliki tanggung jawab. Aku juga sudah mengatakan padamu agar aku bercerai dari Sherina bukan, supaya apa? Supaya aku bisa full bersamamu dan melepas semua beban ini," jelas Ivander sekali lagi, denga tatapan yang tak bisa Nessie artikan.
"Jangan! Kau tidak boleh bercerai dari Sherina, sebelum dia sendiri lah yang menggugat mu. Kau tak ingin bukan, jika sebagian harta milik mama jatuh ke tangan wanita itu?" larang Nessie dengan alasan yang sangat klise.
Tawaran ini bahkan sudah Ivander tawarkan sejak umur pernikahannya dengan Sherina menginjak usia satu bulan. Tapi Nessie selalu menolak hal tersebut, dengan alasan yang sama. Sama seperti jawaban kebanyakan wanita yang tak ingin hidup susah bersama pasangannya.
"Aku bosan dengan bahasan ini, Sayang. Kembalilah istirahat. Siang nanti, kita pergi ke dokter untuk periksa." Ivander yang tak ingin berdebat dengan wanita yang sangat dia cintai itu, memilih untuk kembali merebahkan dirinya di atas ranjang.
Laki-laki itu menarik lengan milik kekasihnya dengan lembut, yang berhasil membuat ibu hamil tersebut kembali berbaring di sebelahnya. Laki-laki itu memeluk perut milik Nessie dengan penuh sayang, sembari mengelus perut rata itu .
"Kapan Sherina akan menggugat mu? Aku takut jika dia tak akan menggugatmu sampai kapan pun itu. Lalu nanti bagaimana dengan ku dan anak kita?" Kekhawatiran yang sedari tadi menghampiri Nessie itu, mampu membuat Ivander kembali memikirkan hubungannya dengan Nessie.
"Tenanglah, jangan khawatir. Kau percayakan semuanya padaku, ya?" ujar Ivander sembari mengangkat dagu milik kekasihnya, dengan jari telunjuknya.
Nessie sama sekali tak menjawab apa yang Ivander katakan. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dengan tatapan yang bertemu dengan tatapan Ivander pula. Seperti yang biasa mereka lakukan, perlahan Ivander mulai memajukan wajahnya yang berhasil membuat Nessie tersenyum tipis.
Saat Nessie tengah menantikan hal selanjutnya yang akan sang kekasih lakukan, dua insan yang agaknya mulai 'ingin' melakukan hal terlarang itu, terkejut saat mendengar dering ponsel milik Ivander.
Nessie yang mendengar hal tersebut dan melihat Ivander yang langsung mengambil ponselnya itu pun berdecak denga kesal. Wanita yang teramat sangat posesif dengan Ivander itu, menatap punggung kekar milik Ivanderr yang tengah memunggungi dirinya.
Laki-laki itu mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengganggu pagi indahnya. Ekspresi laki-laki itu seketika berubah tatkala mengetahui bahwa yang menelepon dirinya adalah istrinya, Sherina. Tanpa berminat menjawab panggilan telepon dari istrinya, Ivander segera menolak panggilan tersebut.
"Apakah itu panggilan dari istrimu? Dasar pengganggu! Aku sudah sangat muak karena dia selalu mengganggu waktu bersama kita," tebak Nessie sembari mendekat kepada Ivander.
Ivander tak menjawab, laki-laki itu hanya berniat meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas. Namun belum sempat ponselnya menyentuh permukaan nakas, panggilan yang sama kembali datang ke ponsel milik Ivander. Lantaran tak ingin menunjukkan amarahnya di hadapan Nessie, laki-laki itu pun dengan cepat langsung menjawab panggilan dari Sherina.
"Ada apa?" tanya Ivander dengan nada ketus, sembari menekan tombol loudspeaker di layar ponselnya agar Nessie dapat mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri.
"Capatlah pulang, mama akan berkunjung ke rumah pagi ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Bzaa
absen dl ah...hadir aku ya tor......🫰
2023-12-03
0
Riana
😟😟
2023-07-23
0
Uthie
kayanya seru niiii 👍😁
2023-06-18
0