Ellena harus pasrah, ketika suami yang ingin ceraikan karena tabiat bermain perempuan tidak berhenti, namun hatinya terjerat karena dia tampan dan berubah baik.
Namun siapa sangka, kebaikan Lex, hanya satu?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oktiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di ancam
Esok Harinya!!
"Kamu kok cemberut sih Hanasa .. Hana .?"
"Gak apa mbak, aku lagi ga kepikiran buat mikirin sesuatu. Setelah dari klinik, aku pamit duluan ya mbak."
"Yah gitu ya? Ya udah, kamu hati hati ya Hana. Padahal kita janjian setelah perawatan Aku mau kamu ajak ke butik. Tapi next ya, ..!"
"Ya mbak, makasih loh. Udah buatin reservasi vip kaya gini. Apalagi bakal jadi member tetap kayaknya." celoteh Hana sebelum pamit.
Dalam perjalanan, Hana mengingat semalam. Erene datang dengan sebuah bunga belum lagi masuk kedalam rumah, lalu menyuapi Alfi coklat dan sebuah cake kedalam mulut di depannya. Hana merasa kesal, tapi ia juga tau akan moto perkataan Alfi yang tak boleh mencampuri urusannya masing masing.
'Astaga! kenapa aku jadi kesal sih, kenapa juga aku memperhatikannya semalaman. Sampai sampai saat ini aku ke klinik, karena lingkaran mata hitam.'
Hana segera masuk setelah sampai di rumah. Memberikan beberapa lembar uang untuk supir taksi. Terlihat ia masuk, sudah ada Alfi yang menyambut dengan senyuman.
"Kau sudah pulang, bawa apa saja. Kau beli salmon tidak?"
Tanpa menjawab, Hana masuk tak merespon Alfi yang bicara padanya. Hingga jalan tertatih ia segera meraih tangan Hana. Membuat kaget dan satu kantong plastik hitam dengan berlabel pasar kaget terjatuh.
"Kau ini, bisa tidak jangan agresif?" kesal Hana tak suka tangannya di sentuh, apalagi tangan Alfi habis memegang tangan Erene.
"Aku yang harusnya marah, aku tanya malah cemberut dan mengabaikan. Kau tau tidak artinya istri yang mengabaikan suami saat bertanya? Ada hukumnya loh. Dosa loh, kau mau tidak ada pahala mengalir di tiap langkahmu Hana?" cetus Alfi menatap Hana.
Ckkk! udah berasa ustad aja si Alfi saat ini. Trus apa fungsinya semalam kedatangan tamu wanita, malam malam. Berduaan manja saling suap menyuap di depan istri.
Tanpa dengan rasa hormat. Hana mengambil kantong plastik yang terjatuh. Tanpa satu kata pun menjawab kata kata Alfi yang sudah semakin keluar busa saat ceramah bagai manusia tanpa cela.
DUG!
"Aduh.."
"Maaf! harusnya aku yang ambil, jadi jidat kita ga bentrok. Cepat kau siapkan nampan! aku bantu kamu memasak!" protes Alfi.
Hana menghela nafas. Pyuuuh! lagi lagi ia menebarkan poninya oleh angin buatan dalam mulut Hana yang terlihat lelah untuk bicara. Kesal tapi ia tak berani untuk marah pada sikap Alfi atas semalam kedatangan Erene. Dan kini setelah aksi protes Alfi, lagi lagi hati Hana semakin galau memuncak.
'Ada apa sih dengan diriku, sering turun naik bagai roller coaster. Aku sedang tidak berada dalam wahana, tapi kenapa aku tak suka dan hanya bisa ..' batin Hana terputus saat manusia aneh meneriakinya.
"Hey! Hana, kau ingin melamun saja berdiri di sana. Kau tidak jadi masak?"
"Kau sajalah! aku sudah belanjakan apa yang kau titip tadi, salmon dan toge kan. Aku ada urusan,"
Hah! mudahnya Hana bicara, membuat Alfi menjatuhkan pisau. Lalu ia menarik tangan Hana untuk menghentikan langkahnya.
"Tunggu di sini! aku ambil kunci mobil dulu!"
"Untuk apa?"
"Makan diluar, kau tak mau masak kan. Aku juga bosan dirumah."
"Kau sajalah! aku capek,"
Hana! Ssrreet!
Aksi tarik menarik itu membuat pikiran Hana kacau, tangan kokoh yang menghalanginya itu menyentuh pintu kamar. Sehingga tubuh Alfi sangat berada dekat, mata mereka dan bibir saja hampir bertautan hingga satu centi.
Gleuuuk!"Kau mau apa?" lirih Hana pelan.
"Aku bilang, kita makan diluar. Atau aku akan makan seorang wanita yang susah diajak bicara, sama seperti di kamar 8990!"
Deg.
Hanasa terdiam saat itu juga.
TBC.