Menjalin kasih selama 2 tahun lamanya, bahkan sudah tinggal satu atap dengan segala tujuan cerita dan mimpi di masa depan. Semuanya sudah di rancang sejak awal.
Namun apa jadinya ketika salah satu dari mereka malah jatuh cinta pada orang lain dan memilih untuk berkhianat?
Semua mimpi dan cerita yang sudah di rangkai kini harus hancur seketika dan tidak bisa di perjuangkan lagi. Mungkin satu hal yang membuat Fadil rela menghancurkan hubungan yang sudah terjalin lama ini, hanya karena Yara yang memiliki tubuh berisi dan jauh dari kata cantik dan ideal. Seperti wanita di luaran sana.
Lalu, apa Yara akan mampu memeprtahankan hubungan ini di saat sudah ada wanita lain yang hadir di kehidupan Fadil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Pernah Mempunyai Kecocokan
"Sebenarnya kamu tidak ada kurangnya, kamu cantik dan baik. Mempunyai segalanya, hanya saja aku merasa jika diriku yang memang tidak akan pernah pantas untuk bersamamu. Ajeng, kita tidak mempunyai tujuan yang sama. Sekarang aku sadar jika diantara kita memang tidak ada kecocokan"
Bukan sudah tidak ada kecocokan, tapi memang dari awal keduanya tidak mempunyai kecocokan. Namun bodohnya Fadil baru menyadarinya saat ini. Ketika dia sadar jika hanya Yara yang bisa membuatnya nyaman.
"Fadil, tapi aku benar-benar mencintaimu dan aku tidak mau kita berpisah"
Tatapan memelas Ajeng, entah kenapa malah membuat Fadil tidak bersimpati sedikit pun. Hatinya sudah mati rasa untuk Putri Ajeng, karena pada awalnya dia juga hanya menjadikan Putri Ajeng sebagai pelarian saja karena dirinya yang merasa bosan dengan kesehariannya dengan Yara. Dan sekarang Fadil benar-benar menyesal karena dia pernah merasa bosan dengan Yara hingga menghancurkan hubungan indah yang telah mereka jalin selama ini.
"Maaf Ajeng, tapi aku benar-benar tidak bisa terus bertahan dengan kamu jika apa yang aku inginkan tidak aku dapatkan dari kamu. Aku sudah bilang jika aku akan berpisah dengan kamu dengan hasil tes DNA yang sudah keluar. Tapi sepertinya sekarang aku berubah pikiran. Aku akan tetap berpisah dengan kamu apapun hasil tesnya nanti. Karena memang aku sudah tidak bisa bersama dengan kamu lagi"
"Tidak Fadil, kamu tidak boleh menceraikan aku apapun yang terjadi. Kamu sudah menjadi milikku dan akan tetap menjadi milikku selamanya. Jangan harap kamu bisa hidup bahagia jika kamu memaksakan diri untuk kembali pada gadis gendut itu"
Kelembutan yang Putri Ajeng ciptakan hanya untuk mendapatkan perhatian dan simpati Fadil lagi, sia-sia karena nyatanya dia tetap tidak bisa menahan emosi ketika mendengar ucapan Fadil barusan. Nyatanya memang inilah aslinya, Putri Ajeng yang tidak pernah mau mengalah dengan siapa pun meski dirinya jelas terbukti bersalah. Putri Ajeng yang egois dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Fadil tertawa kecil ketika dia mendengar untaian kata yang penuh nada mengancam dari istrinya ini. Sosok Putri Ajeng yang tadi terlihat manis dan lemah lembut, benar-benar berubah hanya dalam beberapa menit saja.
"Ini yang membuat kamu berbeda dengan aku. Karena aku lebih menyukai wanita yang lembut dan tidak banyak menuntut apa-apa. Bukan wanita yang selalu egois dengan kehendaknya sendiri"
Putri Ajeng terdiam mendengar itu, jelas dia tidak bisa menjawab apapun karena kenyataannya memang seperti itulah dirinya. Yang tidak pernah mau mengalah pada siapapun.
"Apapun yang terjadi, aku akan tetap menyusul Yara keluar kota. Kamu jangan lagi menghalangi aku untuk bertemu dengan wanitaku"
Fadil berlalu keluar dari kamar setelah berkata seperti itu. Membuat Putri Ajeng berteriak frutasi dengan mengahncurkan semua benda yang ada di dekatnya. Semua barang dan benda di atas meja rias dia hancurkan sampai berserak di atas lantai kamar.
"Aaa.. Yara kamu memang pengganggu dalam rumah tanggaku"
######
"Sebaiknya pasien di bawa ke rumah sakit yang mempunyai peralatan lebih canggih dari disini. Jujur saja, pihak rumah sakit kamu sudah tidak bisa menangani penyakit yang di derita pasien"
Keanu terdiam mendengar penjelasan Dokter barusan. Dia sudah di buat panik dan khawatir saat dia menemukan Yara yang tidak sadarkan diri di rumahnya. Dan ketika Keanu sudah membawa gadis itu ke rumah sakit, penjelasan Dokter juga membuatnya semakin khawatir dan cemas dengan keadaan Yara saat ini.
"Apa tidak ada metode pengobatan lain yang bisa menyembuhkan kanker yang di derita Yara, Dok?"
"Ada sebuah pengobatan dengan menggunakan sinar untuk membunuh sel kanker dalam tubuh Yara, namanya Radioterapi"
Radioterapi adalah salah satu prosedur pengobatan kanker yang dilakukan dengan menggunakan paparan sinar-X. Secara singkat, tujuan radioterapi tidak lain adalah untuk membunuh sekaligus menghentikan penyebaran sel-sel kanker, serta mencegah kambuhnya penyakit kanker.
"Namun semua itu juga tergantung kita mau melakukan atau tidak, karena memang pasti akan ada efek samping dari setiap pengobatan"
Penjelasan Dokter membuat Keanu semakin berpikir keras. Dia tahu kalau Yara tidak akan mau kembali ke Ibu Kota. Tapi Keanu juga tidak mau kalau sampai Yara harus menyerah sampai disini saja, jika memang ada pengobatan lain yang bisa dia lakukan.
"Kirim Yara ke rumah sakit terbaik di Ibu kota, kita akan pergi sekarang Dok"
"Baik, saya akan mengurus semuanya"
Dan akhirnya Keanu yang mengambil keputusan sendiri tanpa memberi tahu Yara. Karena dia tahu jika memberi tahunya pun akan sia-sia, karena Yara pasti menolak jika harus kembali ke Ibu kota. Tempat yang akan mengingatkan dia pada Fadil dan masa lalunya.
Maafkan aku Yara, tapi semua ini aku lakukan hanya demi kamu.
Setelah semua persyaratan dan prosedur dari Dokter yang menangani Yara selama disini selesai. Keanu langsung membawa Yara ke Ibu kota. Bahkan untuk perjalanan yang cukup memakan waktu, Yara masih belum sadarkan diri. Memang sudah separah itu.
"Yara, aku minta maaf karena melakukan ini tanpa meminta izin padamu terlebih dahulu. Aku hanya ingin kamu sembuh dan bahagia, meski mungkin bahagia kamu hanya bersama Fadil. Maka aku akan tetap bahagia asalkan kamu bahagia"
########
Fadil tetap pergi menuju kota dimana Yara berada. Karena Fadil juga tidak ingin menunda waktu lagi untuk menemui Yara. Gadis yang sangat dia cintai sampai saat ini.
"Fadil, kamu tidak bisa pergi dari sini tanpa seizin aku. Kamu tahu kalau istri kamu ini sedang hamil, kenapa kamu harus pergi untuk menemui mantan pacarmu itu"
Fadil benar-benar tidak memperdulikan ucapan Putri Ajeng yang terus merengek. Saat ini rasa simpati Fadil saja padanya bahkan sudah hilang. Karena sudah tidak ada rasa simpati yang Fadil rasakan paa Putri Ajeng setelah dia sadar jika keberadaannya ini hanya dia manfaatkan.
"Aku tidak akan pernah bisa melepaskan Yara begitu saja, Ajeng. Sekarang kamu bisa pikir sendiri, bagaimana kamu akan melanjutkan pernikahan ini jika perasaan cintaku hanya untuk Yara. Apa kamu siap untuk terus bersama dengan pria yang sama sekali tidak mencintaimu"
Deg..
Putri Ajeng terdiam mendengar itu, jelas dia juga tahu kalau Fadil memang hanya mencintai Yara. Tapi Putri Ajeng sudah tidak peduli lagi soal itu. Karena dia juga tidak akan pernah mau menyerah untuk meleapaskan Fadil yang sudah menjadi suaminya itu.
"Aku tidak akan pernah melepaskan apapun yang sudah aku milikku!"
Fadil menatap Putri Ajeng dengan lekat, merasa kalau istrinya ini memang sudah tidak bisa Fadil hadapi dengan biasa saja. "Aku bukan barang, dan kalaupun kamu tidak mau melepaskan aku, maka jangan pernah salahkan aku jika aku bisa lepas dari kamu kapan saja"
Bersambung