Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mertua yang baik? Pasti senang dong. Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh seorang wanita bernama Marissa, ia justru tidak bersyukur memiliki mertua yang baik.
Hingga suatu hari, Marissa mengalami kejadian yang di luar nalar, ia akhirnya menjadi menantu yang tertindas dan memiliki Mertua yang jahat. Lantas, kejadian apa yang menyebabkan Marissa mengalami hal seperti itu?
Mampukan Marissa menghadapi kekejaman sang mertua yang selalu menyakitinya? Dan apakah Marissa berhasil lari dari hal yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?
Novel ini mengikuti event Air mata pernikahan. Mohon dukungannya 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pecahan beling
Marissa pun mengambilkan minum untuk Magdalena. Ia masih sabar menghadapi Magdalena karena Marissa masih menghormati suaminya.
Marissa mengambilkan air putih untuk ibu mertuanya. "Ini, Ma!" Marissa memberikan gelas berisi air putih itu untuk mertuanya. Tapi apa, bukannya diterima Magdalena justru melemparkan gelas itu hingga jatuh di atas lantai dan pecah.
'Pyarrrrr'
"Astaghfirullah! Mama!!" seru Marissa saat melihat gelas itu pecah berkeping-keping.
"Hei dasar mantu bodoh! Kamu pikir aku mau minum air putih? Jangan mentang-mentang karena anakku sangat mencintaimu, kamu seenaknya memperlakukan aku seperti ini. Kasih minuman yang enak dong! Atau yang manis. Masa dikasih air putih doang, dasar nggak becus mengurus mertua!" Magdalena tampak mengomel. Marissa yang sebelumnya sudah pernah merasakan diperlukan buruk oleh mertua, ia pun terlihat santai dan tidak mau terlalu diambil hati. Seolah pengalaman saat dirinya transmigrasi ke dunia novel waktu itu membuat dirinya lebih kuat.
Tanpa bicara dan banyak omong. Marissa segera membersihkan pecahan gelas yang berserakan di atas lantai.
Tiba-tiba saja seperti ada yang membuka pintu kamar, Magdalena waspada ia khawatir jika yang masuk itu adalah Anwar.
Benar saja, ternyata itu adalah Anwar. Magdalena spontan memasang wajah peduli seolah-olah ia tidak ingin Marissa repot-repot membersihkan pecahan beling itu.
"Marissa! Sudah, Nak. Jangan teruskan lagi! Biarkan nanti pelayan yang membersihkannya. Kamu kan sedang hamil, kamu istirahat saja! Ini salah Mama, Mama kurang hati-hati tadi," ucap Magdalena yang berpura-pura baik kepada Marissa.
"Pandai juga mertuaku berpura-pura baik di depan Mas Anwar," batin Marissa yang sudah tahu kebohongan Magdalena. Mendengar ucapan dari Magdalena, Anwar pun menghampiri istrinya dan meminta Marissa untuk berhenti.
"Sudah, jangan teruskan! Nanti tanganmu terluka. Biar pelayan yang membersihkannya. Pelayan!!!" Anwar memanggil sang pelayan dan menyuruhnya untuk membersihkan beling-beling gelas itu." Ucap Anwar.
"Nggak apa-apa, Mas! Lagipula ini juga hampir selesai," balas Marissa yang masih membersihkan sisa-sisa pecahan beling itu.
"Iya, Marissa! Sudah jangan diteruskan! Nanti tanganmu berdarah," sahut Magdalena. Marissa tersenyum dan tetap yakin jika dirinya tidak akan apa-apa, karena Marissa sudah terbiasa akan hal seperti itu.
Tak disangka tak dinyana. jari tangan Marissa akhirnya terkena pecahan beling juga.
"Awww ...!" pekik Marissa yang langsung menyesap luka bekas goresan beling tersebut. Anwar pun terkejut dan melihat luka pada jari Marissa.
"Marissa! Kamu tidak apa-apa?" seru Anwar.
"Nggak apa-apa, Mas! Ini cuma luka kecil kok, nanti juga sembuh sendiri," balas Marissa yang berusaha untuk membuat sang suami tidak terlalu cemas.
Rupanya, Magdalena berusaha untuk memanfaatkan situasi itu untuk mempengaruhi Anwar.
"Ya ampun, Marissa! Kok bisa sih sampai tergores seperti itu? Kamu nggak hati-hati sih! Makanya kalau suamimu bilang jangan, ya jangan diteruskan, jadi gitu, kan? Ngeyel sih!" ucap Magdalena dengan tatapan sinis.
Sejenak, Anwar pun mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh ibunya itu benar adanya. Marissa tidak mendengarkan perintah dari dirinya.
Tanpa bicara sepatah katapun, Anwar langsung pergi ke luar kamar meninggalkan istrinya yang saat itu masih bingung dengan sikap Anwar.
"Mas Anwar kenapa? Kenapa dia pergi begitu saja?" batin Marissa bertanya-tanya. Magdalena tampak tertawa jahat melihat Marissa yang tidak dipedulikan oleh suaminya.
"Kasihan sekali kamu, Marissa! Emang enak dicuekin? Perlahan, aku akan buat anakku kembali padaku dan dia sebentar lagi akan menceraikanmu. Kamu tidak pantas untuk mendapatkan kemewahan dari Anwar!" umpat Magdalena.
...BERSAMBUNG...
eh tp kok udh tamat kak,,ini bnrn tamat ceritanya?