Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan
Darren memaksa Tessa untuk mengakui secara langsung pada mamanya jika dia telah menghasut agar mamanya membenci Erina. Awalnya Tessa mengelak dan tetap menyangkal jika ia tidak melakukan hal itu, akan tetapi bu Asty sendiri sudah mendengarnya tadi. Hanya saja, ia butuh pengakuan secara langsung.
Tidak ingin membuat keributan di dalam kafe, Darren menyeret Tessa ke parkiran kafe tersebut. Ia mengancam wanita itu jika tidak mau mengakui kesalahannya, maka ia akan membawanya ke jalur hukum. Terpaksa Tessa mengakui perbuatannya.
"Jadi apa yang di katakan olehmu tentang Erina selama ini tidak benar?" seru bu Asty di angguki oleh Tessa.
"Iya, tante. Karena dia, aku di pecat secara tidak hormat oleh anak tante tanpa memberi tahu apa kesalahanku!" balas Tessa dengan berani, ia menatap wanita yang berdiri di samping Darren dengan tatapan penuh kebencian.
Bu Asty menoleh ke arah putranya.
"Apa alasan kau memecatnya?"
Darren menyunggingkan senyum kecil seraya memandang remeh Tessa.
"Aku mendengar semua yang kau bicarakan dengan Yopi pada saat jam makan siang di restoran Jepang dekat kantor. Jika kau memiliki rencana busuk yang aku tidak tahu apa itu. Aku tidak akan membiarkan rencana busukmu itu sampai terjadi. Erina tidak tahu apapun. Soal kau di turunkan jabatan kembali ke staf, aku sudah katakan sebelumnya jika kau sebatas sekretaris pengganti sebelum menemukan sekretaris yang baru. Dan aku sudah mendapat Erina sebagai gantinya, jadi wajar jika kau kembali menjadi staf kantor," jelas Darren.
Tessa tidak ingin merasa di pojokan seorang diri.
"Ada alasan di balik itu semua. Alasan kenapa aku tidak ingin menjadi staf dan ingin tetap menjadi sekretaris. Karena kau memperlakukan aku lebih dari sekretaris biasanya, Darren! Kita sering melakukan sesuatu yang bukan layaknya seorang bos dan sekretaris. Bahkan kita hampir tidur bareng dan melakukan hubungan intim. Hanya saja gagal karena kau harus pergi menghadiri acara keluarga. Jika tidak, mungkin hal itu sudah terjadi di antara kita. Dan asal kau tahu, Erina. Apa yang Darren lakukan untukmu sekarang, juga pernah di lakukan padaku. Jadi jangan pernah berharap lebih dari hubungan tersebut jika kau tidak ingin merasakan apa yang saat ini aku rasakan!" seru Tessa.
Erina tercengang mendengar apa yang di katakan oleh Tessa barusan. Ia berusaha untuk tidak mempercayai wanita itu begitu saja. Tapi ia juga pernah mendengar desas desus karyawan kantor jika Darren memang seperti itu. Darren akan berhubungan lebih dari sekedar bos dengan sekretaris nya.
Kalimat Tessa membuat ia seketika ragu dengan pria itu. Apa Darren seperti yang Tessa bicarakan? Entahlah, ia bingung harus mempercayai siapa di sini.
"Sayang, jangan dengarkan dia! Dia mengatakan hal itu karena dia ingin hubungan kita berantakan. So please, jangan percaya dengan apa yang dia katakan," ucap Darren sedikit memohon.
Erina diam tak merespon. Ia tidak tahu harus percaya dengan siapa sekarang. Apa yang di katakan Tessa memang benar jika pria itu sering berhubungan lebih dengan setiap wanita yang menjadi sekretaris nya. Tapi ia juga tahu apa hubungannya dengan Darren hanyalah permainan pria itu belaka?
"Aku .. Aku tidak tahu, aku tidak tahu harus mempercayai siapa. Aku butuh waktu, biarkan aku sendiri dulu. Aku, aku benar-benar tidak tahu harus percaya siapa," jawab Erina, perasaannya sudah tidak karuan. Bahkan ia tidak sanggup untuk sekedar menatap pria itu.
"Baby, please. Percaya padaku. Dia wanita licik yang berusaha menghancurkan hubungan kita, sayang. Jangan dengarkan apapun yang di katakan. Okay!?"
"Aku mohon, beri aku ruang untuk memikirkan semua ini. Aku butuh waktu, biarkan aku sendiri."
Erina melipir pergi dari sana membawa air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya yang siap turun kapan saja.
"Erina ... Sayang ... Erinaaa .." panggil Darren lalu mengejar langkah kekasihnya.
Tessa tersenyum menyeringai. Ia senang melihat hubungan mereka dan berharap hubungan mereka hancur.
"Puas sudah menghancurkan hubungan anak saya, hah!?" seru bu Asty tidak terima.
"Aku bahkan berharap hubungan mereka tidak lama, tante."
Plaakkk ...
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Tessa. Bu Asty sudah berusaha untuk menahan emosi, tapi baginya wanita itu sudah sangat keterlaluan. Dia pantas menerima itu.
"Ini hukuman kecil untuk seseorang yang iri melihat kebahagiaan orang lain. Selebihnya, kau akan mendapatkannya sendiri."
Bu Asty beranjak pergi dari sana, meninggalkan Tessa yang menahan sakit di bagian pipi kiri nya yang baru saja di gampar.
_Bersambung_