Aisyah Nur Az-Zahra biasa dipanggil Aisyah atau Zahra, anak kedua dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ali Syafi'i dan Humairah Putri Az-Zahra. Mempunyai seorang kakak yang bernama Muhammad Ilham Syafi'i.
"Abi, Umi apakah nanti Zahra akan bahagia? Apakah nanti suami Zahra akan baik sama Zahra? Bagaimana kalau terjadi kekerasan dalam rumah tangga Zahra? Apakah dia akan bertanggung jawab atas segalanya? Apakah dia memang imam yang baik untuk Zahra?". Pertanyaan beruntun Zahra membuat kedua orangtuanya pusing.
Muhammad Adam Dirgantara biasa dipanggil Adam adalah anak pertama dari kedua saudara yang bernama Adinda Putri Dirgantara. Anak dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ramli Dirgantara dan Halwa Putri Sukma.
"Abang tuh jangan terlalu dingin dan cuek jadi orang, nanti ga akan dapet jodoh baru tau rasa". Ujar Adinda pada Adam kakaknya.
"Semua Allah yang mengatur Adinda". Ujar Adam acuh pada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Kini Aisyah disibukkan dengan mengurus anak serta suaminya, terkadang Adam melarang dia untuk melakukan sesuatu tetapi ia tidak bisa diam saja jika suaminya mengerjakan pekerjaan rumah. Namun Adam tetaplah Adam, tidak akan membiarkan istrinya kelelahan.
"Sayang lebih baik kamu duduk yang manis ya, jangan kecapean". Ujar Adam pada istrinya.
"Tapi mas". Ujar Aisyah terpotong oleh suaminya.
"Gaada tapi tapi an saayang, nurut sama suami". Ujar Adam membuat Aisyah pasrah.
"Yaudah dehh, aku jaga baby twins aja ya Ayah". Ujar Aisyah dengan tersenyum.
"Iyaa syaang, mas bereskan dulu yang lain ya". Ujar Adam pada istrinya.
Sebelum pergi Adam mengecup kening istrinya dengan lembut, Aisyah tersenyum senang karena Adam merupakan suami idaman, saat sedang mengajak anaknya berbincang tiba tiba terdengar suara bel pintu berbunyi.
"Bentar ya sayang, bunda bukain pintu dulu". Ujar Aisyah pada anaknya.
"Assalamu'alaikum Syah". Salam Sarah dan Azam sesudah dibuka kan pintu.
"Eh waalaikumussalam, mari masuk mbak mas". Ujar Aisyah pada mereka.
"Syah, kamu lahiran kok gabilang bilang sih, taunya dari Adam kalau kamu lahiran". Ujar Sarah pada Aisyah yang sudah dia anggap adik kandungnya sendiri.
"Astagfirullah mbak maaf, habisnya aku waktu itu ga sempet megang ponsel mbak, aku sibuk ngurus si kembar". Ujar Aisyah menunduk pada Sarah.
"Iyaa gapapa Syah santai aja, Ohh ya dimana Adam dan anakmu Syah?". Tanya Sarah padanya.
"Ada, mas Adam lagi beres beres rumah, kalau anak anak ada di ruangan keluarga". Jawab Aisyah padanya.
"Wahh suami idaman sama seperti mas Azam saat aku melahirkan, tidak boleh melakukan sesuatu yang berat berat , bahkan bergerak pun tidak boleh". Ujar Sarah sambil melirik suaminya.
Azam yang mendengar itu pun hanya tersenyum tipis, Nizzam yang baru berjalan sedikit lancar menghampiri bayi kembar Aisyah, ia mengusap pipi bayi tersebut dengan lembut.
"Wahh Nty Syah , cu yi nya". Oceh Nizzam yang belum lancar.
"Iyaa sayang bayi nya lucu sama seperti Nizzam kan". Ujar Aisyah sambil tersenyum pada Nizzam.
"Iyaah cama pelti izam". Oceh Nizzam pada Aisyah.
"Sebentar aku panggil Mas Adam dulu ya mbak mas". Ujar Aisyah pada mereka.
"Iyaa syah". Sahut mereka berdua.
Adam yang saat ini sedang menjemur pakaian pun menoleh ketika mendengar suara langkah kaki menghampiri nya, Aisyah memberikan salam pada suaminya, Adam pun membalikkan badannya serta menjawab.
"Mas, ada Mas Azam dan Mbak Sarah". Ujar Aisyah sebelum suaminya bertanya.
"Ohh ya sudah, mas bereskan ini dulu sebentar". Ujar Adam diangguki oleh Aisyah.
"Aisyah ke depan lagi ya mas". Ujar nya diangguki oleh suaminya.
Beberapa menit kemudian Aisyah kembali sambil membawa minuman untuk mereka, Aisyah menyimpannya di meja membuat keduanya menoleh.
"Padahal ga perlu repot repot Syah". Ujar Sarah pada Aisyah.
"Gapapa mbak, tamu adalah raja". Ujar Aisyah pada Sarah.
"Yaudah mbak minum ya, kebetulan haus hehe". Ujar Sarah pada Aisyah sambil terkekeh.
"Iyaa silahkan di minum mas mbak". Ujar Aisyah pada mereka berdua.
Beberapa menit kemudian Adam menyusul, Adam mandi terlebih dahulu sebelum menyusul istrinya, ia mengucapkan salam pada semuanya mereka pun menjawab salam dari Adam.
"Apakabar Adam?". Tanya Azam menyalami tangan Adam.
"Alhamdulillah baik, kalian Apakabar?". Tanya balik Adam pada mereka berdua.
"Alhamdulillah baik Dam, selamat ya Dam akhirnya sudah menjadi seorang ayah juga, apalagi anaknya kembar, tokcer ya benih kau yahh". Jawab Adam membuat Aisyah tersenyum malu.
"Ish mas, Aisyah jadi malu Tuh, kamu kok malah bahas itu". ujar Sarah terkekeh.
"Haha maaf yaa Syah, jangan dianggap bercanda eh serius maksudnya". Ujar Azam terkekeh.
Nizzam masih asik mengajak bicara sikembar walaupun tidak menjawab, tetapi mereka tertawa mendengar suara Nizzam yang belum lancar bicara.
"Nizzam udah setahun kan ya mbak?". Tanya Aisyah pada Sarah.
"Iyaa benar Syah, memangnya kenapa?". Tanya Sarah pada Aisyah.
"Ngga cuman nanya aja mbak". Jawab Aisyah pada Sarah.
Beberapa jam kemudian, Sarah dan Azam berpamitan pada mereka , Nizzam juga kembali mengelus pipi bayi kembar laki laki sebelum pulang, Aisyah yang melihat itu pun tersenyum .
"Syukurlah Nizzam mengerti tentang aurat". Ujar Aisyah pada suaminya.
"Iya syaang, mas juga bersyukur ternyata Azam mendidik Nizzam dengan baik". Ujar Adam memeluk istrinya.
"Makanya kita juga harus mendidik mereka dengan baik juga Mas". Ujar Aisyah pada suaminya.
"Iyaa pasti itu sayang". Ujar Adam pada istrinya.
Adzan dzuhur berkumandang mereka sholat berjamaah diruang musholah, anak mereka juga disimpan didekat mereka karena mereka tidak mengerjakan babysitters.
Sesudah sholat dzuhur berjamaah, Aisyah membaca al Qur'an bersama dengan suaminya, ketiga anaknya semakin terlelap mendengar suara mereka berdua yang begitu lembut.
Oekk oeek oeek
Tiba tiba Baby Husein menangis, membuat Aisyah segera mengakhiri membaca al Qur'an nya, ia pun melepas mukena nya sebelum menghampiri anaknya.
"Sayangnya bunda haus? atau pup?". Tanya Aisyah sambil mengecek popok Husein.
"Ternyata pup, sebentar ya bunda bersihkan dulu sebelum menggantikan nya sayang". Ujar Aisyah pada putranya.
"Sayang, ada yang perlu mas bantu?". Tanya Adam menghampiri istrinya.
"Ga perlu mas, udah mau beres kok". Jawab Aisyah pada suaminya.
"Yaudah mas mau ke dapur dulu ya sayang". Ujar Adam pada istrinya.
"Mau apa mas?". Tanya Aisyah curiga.
"Mau masak untuk makan siang, mas ngga ngizinin kamu buat ngelakuin itu". Jawab Adam lalu mencium kening istrinya.
Aisyah hanya bisa menghela nafas pasrah, padahal rencananya dia akan memasak masakan suaminya, tapi sebelum dia memulai Adam melarangnya.
"Aish ayahmu itu ngelarang bunda terus sayang". Ujar Aisyah sambil menatap ketiga bayi tersebut.
"Eh kalian senyum". Ujarnya tersenyum senang melihatnya.
"Ayok kita samperin ayah sayang". Ujar Aisyah pada mereka bertiga.
Bayi kembar tiga itu tertawa pelan, karena Aisyah mendorong stroller mereka, sesampainya di dapur pun Aisyah menghampiri suaminya yang fokus memasak.
"Mas, masak apa?". Tanya Aisyah pada suaminya.
"Masak makanan kesukaan istriku". Jawab Adam padanya.
"Emangnya mas tau makanan kesukaan aku?". Tanya Aisyah pada nya.
"Tau dong sayangku istriku yang cantik". Jawab Adam sambil menoleh padanya.
"Silahkan tuan putri duduk manis saja". Ujar Adam pada istrinya.
Aisyah pun duduk sambil bermain dengan anaknya, hingga beberapa menit kemudian Adam membawa makanan yang telah ia masak lalu menyimpannya.
"Masya allah enak sekali mas". Ujar Aisyah pada suaminya.
"Terimakasih sayang, silahkan dimakan tuan putri". Ujar Adam pada Aisyah.
"Terimakasih kembali koki ganteng". Ujar Aisyah sambil terkekeh.
"Haha udah ah, ayok makan". Ujar Adam pada istrinya.
Adam memimpin doa sebelum makan, mereka makan bersama dengan nikmat hingga beberapa menit kemudian selesai makan, mereka akan menginap dirumah kediaman Syafi'i karena Umi Humairah juga merindukan cucu nya.