Tak ingin adiknya meninggal, Arum Marchelya (18) gadis cantik yang hidup hanya berdua dengan sang adik tirinya itu bersusah payah mencari pinjaman untuk kesembuhan Kamelia yang mengidap penyakit leukemia. Karena biaya berobat tidak mencukupi untuk kesembuhan adiknya, Arum terpaksa memberanikan diri untuk meminjam 100 juta pada Bos Rentenir. Tapi nasib malang menimpanya, Arum yang cantik jelita malah dipaksa untuk menjadi istri keempat Rentenir yang berusia 40 tahun.
Arum yang masih belia langsung menolak hingga ia pun dikejar oleh tujuh Preman. Arum mencoba kabur sebelum tubuhnya diperkosa oleh Preman milik Rentenir itu.
Namun tiba-tiba Arum tidak sengaja bertemu dengan sosok pria misterius. Ia pun meminta pertolongan padanya, berharap selamat dari kejaran tujuh Preman. Tetapi, Arum tidak sangka pria misterius itu menawarkan uang 100 juta apabila ia bersedia melahirkan anak untuknya.
"Lahirkan anak untukku, sayang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Memikat Rayden
"Aah, Tuan."
Arum meringis kecil lengannya tidak sengaja ditindih. Rayden sontak saja berhenti, memperbaiki celana Arum lalu duduk sila di sebelah Arum.
"Kenapa? Apa tadi aku sudah menindih perutmu?" Dengan cemas, Rayden meraba-raba perut Arum, berharap Dedek kecilnya baik-baik di dalam rahim sang Ibu.
Arum beranjak duduk, memperbaiki bajunya yang berantakan. Ia pun memijat sedikit lengannya.
"Bukan itu,"
"Terus apa?"
"Lenganku masih sakit,"
Mendengar keluhannya, Rayden pun menghembus nafas lega, lalu membelai kepala Arum.
"I am sorry, aku lupa lenganmu itu masih ada lebamnya."
Rayden mengambil kotak P3K di dalam laci, memberi olesan obat dengan hati-hati. Terlihat Arum diam memperhatikan Rayden yang perhatian malam ini. Desiran aneh menyelimuti hatinya lagi.
'Dia kalau begini rasanya adem banget, jadi pengen-'
Tuk!
"Aws!" ringis Arum dijentik keningnya oleh Rayden, membuatnya sadar.
"Apa lagi yang kau pikirkan?"
"Pasti memikirkan pria lain, kan?"
"Kenapa setiap aku peduli padamu, kau selalu bengong?"
Satu demi satu pertanyaan Rayden terlontarkan. Ia masih saja menaruh curiga pada Arum. Meski kini ia berada di tempat lain, Rayden tetap was-was gadisnya akan direbut oleh pria lain.
Sebelum bertambah parah tuduhan Rayden, Arum menjawab sejujur-jujurnya malam ini.
"Aku tidak memikirkan siapa pun, kecuali kamu. Sedetik maupun semenit tidak melihatmu, aku pasti memikirkanmu, dan sekarang walau kamu berada tepat di depan mataku, aku tetap saja memikirkanmu. Berpikir, sebesar apa rasa cinta itu sampai kau perhatian padaku malam ini," tutur Arum tersenyum manis.
"Dan kedua, aku tidak memikirkan pria itu. Aku sama sekali tidak mencintainya," tambah Arum.
"Dan ketiga, aku bengong karena satu hal," ucap Arum menaikkan satu telunjuknya.
"Apa itu?" tanya Rayden ingin tahu.
"Apa aku boleh membalas rasa cintamu ini, Tuan?" Arum meletakkan telapak tangannya di dada kiri Rayden. Detak jantung serasa berdebar-debar di dalam sana.
"Balas cinta? Maksudnya kau juga mencintaiku?" Rayden sedikit terkejut. Ia belum paham mengartikannya.
"Yeah, i love you to."
Senyum manis Arum kembali terukir, mewakilkan ungkapannya tulus keluar dari lubuk hatinya.
"Sungguh cinta aku?"
Arum mengangguk berkali-kali.
"Apa yang kau cintai dariku?"
"Apa itu harta?"
"Tahta?"
"Bodiku yang seksi?"
"Atau my phyton?"
"Or my heart?"
Arum terbelalak mendengarnya. Tawa kecilnya membuat Rayden mengerutkan kening. Arum mengalungkan kedua tangannya ke leher Rayden dan kemudian mengungkap kata-kata manis malam ini.
"Aku mencintaimu. Karena kamu, aku seperti sekarang ini. Setiap harapan dan mimpi yang aku bayangkan, semua adalah karenamu. Tak peduli apa yang akan terjadi esok dan lusa. Karena setiap hari, saat ini adalah hal yang luar biasa bagi hidupku. Aku akan selalu menjadi milikmu, Tuan Rayden."
Rayden hampir terhipnotis mendapat kalimat Arum. Keduanya saling bertatap muka, mengamati kedua manik indah mereka dalam-dalam. Kemudian Arum memejamkan mata ingin mengecup Rayden. Akan tetapi, keduanya terlonjat kaget setelah pintu diketuk dari luar. Suara ketukan itu menghancurkan suasana manis ini. Raut wajah Rayden menjadi masam.
"Itu-itu Tante Barsha! Kalau dia melihat kita, bisa-bisa kita dihukum!" Arum panik sendiri kecuali Rayden langsung saja menidurkan Arum ke kasur lalu ikut tidur dan menutupi tubuhnya pakai selimut.
"Tu-tuan, kenapa aku sembunyi di sini?"
"Shht, diamlah. Kau umpet dulu di sini." Keduanya berbisik-bisik sebelum Wanita itu masuk.
Kriiiet! Pintu terbuka lebar. Terlihat Wanita itu berdiri di tengah-tengah pintu dan menatap Rayden sedang rebahan santai di atas ranjang. Arum gemetar dan semakin erat memeluk tubuh Rayden, ia cemas langkah kaki Nyonya Barsha mendekat masuk ke dalam kamar. 'Tenanglah Arum, jangan sampai Tante Barsha melihatmu!' batin Arum menutup mata di dalam selimut itu.
"Kenapa datang kemari, Ma?" tanya Rayden datar.
"Mama ingin bicara empat mata denganmu," jawab Nyonya Barsha. Lirikan tajamnya itu berhasil tahu di dalam selimut itu ada Arum. Hanya saja Arum tidaklah penting, ia punya alasan lain ke kamar Rayden.
"Bicara di sini sekarang,"
"Tidak bisa, Mama ingin kau ikut keluar! Sekarang keluarlah dari selimut itu!" titah Nyonya Barsha tegas, ia pun keluar menunggu Rayden.
Rayden beranjak duduk, terpaksa meninggalkan Arum tanpa sepatah kata pun. Arum mengelus dada, ia bangkit ingin menguping.
"Aiss, Mama ganggu saja, kenapa sih datang ke kamarku?" Terdengar Rayden mulai bicara duluan.
"Ini, ada telefon dari keluarga Charleus." Dengan datar, Nyonya Barsha memberi Hpnya. Rayden sangat terkejut mengobrol dengan Arleya dipanggilan itu. Terdengar Arleya setuju mengangkat Arum sebagai putrinya.
Arum tentu membisu di balik pintu yang terbuka sedikit. Ia tidak tersenyum atau gembira, melainkan gelisah dan resah karena malam ini Rayden disuruh ke sana lagi. Kali ini ia yang curiga pada Rayden. 'Achh... kenapa aku gundah gini,' desisnya dalam hati. Arum takut sekali, ada wanita lain memikat Rayden.
Kriiet! Rayden tersentak mendapati Arum keluar dari selimut. Pria itu pun secepatnya menutup pintu kamar lalu menarik Arum duduk ke ranjangnya.
"Kenapa kau berani berdiri di sana tadi?"
Arum terdiam.
"Jawab aku!" desak Rayden ingin Arum bicara.
Mata Arum dipenuhi genangan air mata.
"Tuan malam ini tidak tidur di sini?" tanya Arum dengan lirih.
"Begitulah, aku perlu menjalankan tugas malam ini," jawab Rayden berdiri ingin mengganti pakaiannya.
"Apa tugas itu berat?"
"Tidak berat, aku hanya mengurus kekacauan gangster Billns."
Deg! Arum langsung bangkit dari duduknya.
"Apa yang terjadi sampai kacau begitu?" Arum seolah tidak rela Rayden ikut menjalankan tugas itu. Ia khawatir Rayden akan terluka atau pulang tanpa nyawa. Ia takut, Rayden akan pergi seperti kedua orang tuanya.
Rayden berbalik melihat Arum. Lagi-lagi gadis itu membuatnya terkejut. Rayden secepatnya memeluk, sebelum butiran jatuh berlinang malam ini.
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja," lirih Rayden lalu memberinya satu kecupan di kening.
"Apa kau akan lama di kota itu?" tanya Arum mengusap matanya yang basah.
"Hanya dua minggu, itu tidak lama kok," jawab Rayden menyiapkan perlengkapan senjatanya. Ia tahu di Billns susah didiamkan karena dua pihak yang membuat mereka kecewa. Satu, kekuasaan Tuan Ed yang seenaknya di kota itu. Dua, Lady Arleya sang Queen Mafia tidak mau memenuhi keinginan mereka untuk ikut memberontak pada Tuan Ed, sehingga gangster di sana saling mengecam satu sama lain. Saling membantai antar gangster.
Arum menunduk dan meremas ujung bajunya. Ia ingin sekali melarang, tapi ia tahu bukan siapa-siapanya Rayden saat ini. Jika dia melarang, bisa-bisa Rayden akan memarahinya.
Chup! Rayden mengecup pipi Arum lalu mengusap perut bumil cantiknya.
"Ayah pergi dulu ya, Baby. Jaga baik-baik Ibumu di sini," ucap Rayden bicara pada Baby kecilnya. Ia pun berbalik ingin keluar, tapi Arum menahan tangan Rayden. Pria itu menoleh dan melihat Arum meneteskan air mata. Gadis itu tidak ingin ditinggalkan. Ia takut rindu akan menyiksanya. Rayden menghembuskan nafas berat, ia mengeluarkan sebuah gelang unik yang dia beli tadi.
"Setelah pulang dari sana, kita akan menikah. Kau tidak perlu menangis, okay?" Walau rasanya berat, Arum mengangguk kecil. Ia juga memberikan kalung bulan sabit titaniumnya ke Rayden. Keduanya pun berpisah di dalam kamar itu. Rayden pergi meninggalkannya malam ini juga.
Dari balik jendela, Arum tertunduk dan terisak. Ia berlari naik ke ranjang, masuk ke dalam selimut. Dua minggu, itu sangat lama bagi Arum untuk menunggu. Arum memeluk guling Rayden. Aroma tubuh pria itu masih tertinggal di sana. Gadis hamil itu mencoba memejamkan mata walau itu sangat berat.
.......
.......
Edwar itu keliatan cinta banget sama Elisabeth buktinya dya Samapi sekarang mau membalaskan kematian istrinya...tapi kenapa dya menikah Samapi tiga kali. oke mungkin untuk kedua masuk akal karena anak"nya masih kecil masih butuh yg namanya ibu tapi yg ketiga..gunanya apa? trus kenapa sampai Mariam jadi queen? dan kenapa barsha gak pernah disentuh Edward, om yg ini masuk akal lagi kalau mungkin saat itu Edward masih cinta sama istri pertamanya. tapi yah ketiga .istimewa apa yg dimiliki Mariam , pengertiannya? tapi bukannya barsha juga seperti itu?😌 terlihat dari kedekatan rayden dengannya sedangkan Mariam? trus mandul? darimana Mariam tau sedangkan Edward saja gak pernah menyentuh barsha ..ketiga Edward itukan ketua mafia masa gak tau yg tulus dan tdk? yg mana musuh dan bukan?..
.semua gak nyambung 😪
katanya cinta sama istri pertama kok punya istri sampai tiga. katanya ketua mafia kok bodohnya ketulungan.
trus kata mandul itu karena perkataan Mariam bukan? pertanyaan gw lagi. barsha sdh ada sejak rayden kecil lah Mariam itu baru ada .
trus Edward percaya aja gitu sam aperkaatn Mariam sedangkan Edwar tdk pernah menyentuhnya .darimana dya tau barsha mandul kalau untuk mendapatkan bibit saja gak pernah .
bener" dah Thor ..aneh
trus lo kira marahnya rayden sampai gak kasih makan istrinya ..itu bukan fatal dan bisa langsung dimaafkan?
heheh ceritamu menjatuhkan perasaan danharga diri wanita. sangat RENDAH! dan SAMPAH!
l
aneh banget lu nulis kalimat.😌
terus merebut posisi elisabeth emang queen bisa diberikan untuk orang lain. ini tentang kerajaan bukan meskipun mafia gak cocok bahkan gak nyambung dan gak masuk akal bisa"nya ada mafia dalam kerajaan 🤦 queen kan hanya untuk istri pertama lah yg lain hanya selir..kalau pun ada queen tapi bukan untuk posisi elisabeth. seperti kerajaan inggris ada queen tapi queen lain. ..gw lupa istri kedua pangeran cherles dya itu gelarnya queenn(gak tau gw lupa)
bukannya memberantas musuh kan itu tujuannya, mencari dalang istrinya meninggal lah kok masih mau ya meneruskan kelompoknya. sampai anak yg akan lahir selanjutnya malah disambut sebagai pewaris mafia.
mirisss
trus katanya ayahnya rayden itu sangat mencintai istrinya kok nikah lagi samapi punya istri ketiga .
kalau cinta gak nikah lagi, kalaupun hanya ada istri kedua karena anak"nya saat itu masih kecil dan perlu ibu..masuk akal aja. nah ini istri ketiga ngapain? 😌