Pernikahan Rahasia Anak SMA 2

Sejenak Zara merasakan sesuatu yang berada di bawahnya yang masuk begitu saja dengan mudah, matanya terpejam sembari menggigit bibir bawahnya, ketika dia mulai menggerakkan pinggulnya perlahan.

"Bagaimana, Baby! Kamu suka berada di atas?" Andra tampak menyeringai dengan kedua tangannya berpegangan pada dua buah pepaya yang bergelantungan di depannya.

Tidak ada kata terucap dari bibir Zara, yang ada hanya desaahan kecil yang terdengar begitu seksi di telinga sang guru yang juga suaminya.

Satu menit, dua menit hingga akhirnya tiga puluh menit. Cukup sudah Zara merasakan bagaimana rasanya berada di atas. Nafasnya saling berpacu dengan kenikmatan yang ada. Sungguh kali ini Zara mendapatkan pelajaran baru dari Sang suami, dimana dirinya tidak bisa protes karena Zara merasa pelajaran kali ini benar-benar membuat nya puas.

Zara berhenti saat dirinya sudah mencapai batas maksimal, sementara Andra terlihat tersenyum Smit dan kini giliran nya untuk memegang kendali. Andra membalikkan tubuh istrinya dan sekarang Zara hanya bisa pasrah.

Semuanya kini telah menjadi milik pria itu, dari ujung rambut hingga ujung kaki, semuanya tak luput dari sentuhan Andra, pria itu begitu menguasai Zara malam itu. Memberikan pelajaran paling indah untuk muridnya yang istimewa itu.

"Zara!"

"Hmm. Apa Pak guru?" balas Zara sembari meringis menahan rasa nikmat itu.

"Aku berikan nilai plus untuk mu."

"Benarkah?"

"Karena kamu sangat memuaskan ku, tidak sia-sia Aku mengajarkan mu berolah raga malam, kamu semakin pintar."

"Hmm ... Pak Andra adalah guru terbaik dan terhebat, habis ini udah ya, Sayang! Aku pegel ngangkang terus." rintih Zara sembari menahan bobot tubuh sang suami.

"Oke! Tahan sebentar lagi, masih sayang untuk dilepaskan, terlalu sempit dan sangat mencengkeram." Andra tampak nya masih menikmati permainan mereka.

Hingga akhirnya malam panas itu pun berakhir, keduanya pun terhempas di atas ranjang tidur yang menjadi saksi percintaan kedua insan beda generasi itu. Saling memeluk dan terlihat begitu mesra. Setelah Andra memberikan tambahan pelajaran untuk muridnya, kini pria itu pun tertidur pulas, sementara Zara terlihat menatap wajah sang suami yang begitu tampan saat pria itu sedang terpejam.

"Kok bisa ya! Aku jadi suka sama nih guru, apa Aku sekarang mulai mencintainya? Secepat itu? Tapi, nggak bisa bohong sih. Dia udah bikin Aku nggak berdaya, hmm." Zara kemudian tidur dengan memeluk suaminya, hingga tak sengaja tangan Zara menyentuh sesuatu yang sudah melembek, sesuatu yang sudah membuatnya tidak bisa ingat apa-apa.

"Njiiir! Udah lemes nih terong, aih kecil beud tapi pas beraksi kok gede banget, sesak juga rasanya. Tapi, enak sih! Dah lah bobo dulu ya Sayang! Aku juga mau istirahat, udah capek banget nih badan, semoga saja besok badan nggak sakit semua, biar bisa ikut ulangan, meskipun suamiku sendiri yang ngasih nilai, tapi Aku nggak boleh berpangku tangan, Aku harus berusaha mendapatkan nilai terbaik ku sendiri, Aku juga ingin membanggakan Daddy dan Mommy, bahwa Aku pasti bisa mendapatkan nilai paling baik."

Akhirnya Zara pun ikut memejamkan mata dengan tangan yang masih berada pada terong itu.

Pagi harinya, Zara terbangun dan Ia melihat sang suami yang tidak ada di sampingnya, Ia pun beranjak bangun dan melihat ke sekeliling mencari keberadaan Andra. Sekilas Zara melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi.

"Udah siang, kudu cepat nih. Eh Pak suami kemana? Pagi bener dia bangun." Zara beranjak berdiri dengan selimut yang Ia bawa untuk menutupi seluruh tubuhnya yang tentunya sudah tidak memakai apapun.

Tanpa sengaja, Zara melihat ke arah luar jendela, Ia melihat ada bayangan seseorang yang sedang berada di luar. Zara kemudian membuka tirai jendela kamar tidurnya yang menghadap ke suatu halaman di samping rumah. Ia melihat sang suami yang sedang berolahraga pagi ini, tepatnya Andra sedang melakukan pull up untuk menjaga bentuk tubuh ideal nya, dan tentu saja untuk menjaga kebugaran tubuh Andra yang terlihat begitu proposional.

Sejenak Zara menyandarkan tubuhnya pada sisi jendela, melihat sang suami yang sedang latihan pull up hari ini, Zara begitu senang melihat bentuk tubuh ideal sang guru. Pantas saja dirinya begitu puas dengan pelajaran baru yang selalu di berikan oleh guru olahraga nya itu.

"Hmm ... nggak tahu kenapa, Aku kok suka ya lihat dia seperti itu, macho. Aduh Zara! Kayaknya suamimu ini benar-benar pria yang sempurna. Awas saja kalau ada yang berani mendekati nya, bakalan Aku hajar mereka." batin Zara sembari tersenyum.

Andra pun tak sengaja melihat sang istri yang sedang memperhatikannya, Ia pun melempar senyum kepada Zara yang saat itu baru saja bangun dan tampak sedang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Dari kejauhan Andra memberikan ciuman jauh dan melemparkannya untuk sang istri, seketika Zara pun seolah menangkap ciuman itu dan Ia pun meletakkannya pada bibirnya.

Setelah itu Zara tampak malu-malu, dan Ia pun segera berlari menuju ke kamar mandi. Tapi, sungguh sial. Rupanya Zara tersandung oleh selimut yang membungkus tubuhnya. Alhasil Zara pun terjatuh di atas lantai, spontan Zara berteriak kesakitan.

"Aaaaaaaaaa ...!"

"Aduh Sialan! Pake jatuh segala lagi, aduh pinggang ku." rintih Zara saat tubuhnya terhempas di atas lantai yang keras dengan selimut nya yang sudah terlepas dari tubuhnya.

Andra mendengar teriakkan sang istri. Ia pun segera berlari ke kamar dan segera menolong Zara yang saat itu masih berada di atas lantai.

"Aduuh! Sakit banget nih pinggang, gimana mau berdiri, waduh encok nih." Zara mencoba berdiri sendiri dengan berpegangan pada dinding kamar. Namun tiba-tiba saja ia merasa tubuhnya ada yang mengangkat.

"Aaaaa ...!"

Benar saja, Andra dengan cepat datang ke kamar dan segera membawa Zara yang saat itu sedang berusaha berdiri.

"Kok Pak Suami ada di sini?" tanya Zara yang terkejut melihat kedatangan suaminya yang tiba-tiba.

"Aku mendengar mu berteriak, dan Aku segera datang ke sini, kamu tidak apa-apa, kan?"

Zara menggelengkan kepalanya dan Ia pun tampak malu-malu. Karena dirinya saat itu sedang tidak memakai apapun. Sementara Andra menggendongnya dengan mudah.

"Turunkan aku! Aku mau mandi." pinta Zara kepada Andra.

"Mandi! Baiklah, Aku akan mengantarkan mu mandi."

"Enggak nggak, tidak usah. Pak suami diluar saja, biar aku mandi sendiri."

"Nggak bisa dong, Aku akan memandikan mu, kamu baru saja terjatuh, pasti kamu masih merasa sakit, biar Aku membantu mu untuk mandi."

"Ta-tapi, Aku malu!" Zara terlihat menutupi kedua dadanya dengan tangannya.

"Malu? Ayolah Zara, kamu itu ada-ada saja, semalam kamu nggak malu, kenapa sekarang musti malu? Toh Aku sudah tahu semuanya." balas Andra dengan tersenyum nakal.

"Ya malu lah, sekarang pasti nya udah amburadul bentuknya." ucap Zara sembari menyembunyikan wajahnya.

Seketika Andra tertawa mendengar ucapan polos sang istri.

...BERSAMBUNG...