Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 32 - Gamang
Di akhir kalimatnya, Aleia tanpa sadar mengeluarkan air mata. Dia dan Arkan sama-sama diam, hanya terdengar jelas dengung suara kendaraan yang lalu lalang disana.
Taksi yang dinaiki oleh Aleia sudah Jerry perintahkan untuk pergi lebih dulu. Awalnya sang supir menolak, takut terjadi hal buruk pada gadis itu. Hingga akhirnya Jerry katakan jika mereka adalah sepasang suami istri yang sedang bertengkar, barulah supir taksi itu bersedia pergi.
"Aku tidak pernah merencanakan kecelakaan itu Ar, andai aku bisa memutar waktu aku akan lebih memilih mengungkap kebenaran ini dengan menarik tubuh Diora di hadapan mu. Bukan dengan kematian dia," ucap Aleia lirih, dia menunduk, memutus tatapan di antara mereka dan menghapus air matanya sendiri.
"Aku akan membuat sebuah pengakuan padamu," timpal Aleia lagi, dia menelan ludahnya susah payah dan coba kembali membalas tatapan Arkan.
"Aku sudah mencintai kamu sejak lama, aku memanfaatkan baby Bryan untuk bisa menikah dengan mu. Ku kira semuanya bisa berjalan mudah, tapi ternyata bukan hanya tentang kecelakaan itu penghalang kita, tapi ternyata sejak dulu pun kamu sudah membenci ku." ucap Aleia, kalimat yang dia ucapkan tanpa ada air mata yang mengalir.
Keputusan sudah Aleia pilih, jadi dia tidak akan lemah lagi.
"Dan sekarang kamu tahu kebenaran tentang baby Bryan, sekarang semuanya terserah padamu. Membuangnya ke panti asuhan, atau tetap merawatnya,"
"Apapun keputusan mu, kita akan tetap bercerai. Hari ini juga aku akan mengajukan gugatan cerai itu," putus Aleia.
Arkan terdiam, seketika gamang menghadapi semuanya. Seolah Aleia meninggalkan dia setelah berhasil menghancurkan hidupnya. Keluar dari kekacauan yang saat ini dia alami.
Aleia berniat pergi dengan mencari taksi lain. Namun sebelum benar-benar melangkah, dia sudah lebih dulu ditarik oleh Arkan untuk segera masuk ke dalam mobilnya.
Tarikan Arkan itu terasa sangat kasar, "Lepas!" Aleia berontak, namun tetap saja Arkan berhasil membawanya masuk.
Sementara Jerry dengan segera melajukan mobilnya.
Di dalam mobil itu, Aleia kembali menarik tangannya. Terus berontak sampai membuat Arkan marah.
"Diam," ucap Arkan, suaranya memang tidak tinggi, namun penuh dengan tekanan.
Gamang, hanya itulah yang saat ini Arkan rasakan. Pikirannya kacau dan dia belum menemukan cara untuk keluar dari masalah ini.
Tentang baby Bryan, sang anak yang kini memberinya 2 rasa. Benci dan sayang sekaligus.
Tiap kali dia ingat anak itu ada kebencian yang menguasai diri. Tapi bagaimana pun anak itu sudah dia besarkan penuh kasih sayang selama ini.
Diora sudah meninggal dan Arkan tak punya tempat untuk melampiaskan kemarahannya.
Sementara Aleia terus berontak, tak peduli meski Arkan melarang.
"Lepaskan tanganku bodoh!" geram Aleia pula.
Arkan menoleh, menatap Aleia dengan tajam.
"Tanganku sakit," lirih Aleia dan saat itu juga Arkan melepaskan cengkeramannya.
Aleia menarik tangannya dan memeluk tangan itu, merasakan sakit pada pergelangan.
Aleia memalingkan wajah, memilih menatap jalanan dan kembali menjatuhkan air mata.
Padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis lagi, tapi nyatanya air mata itu tetap menguasai diri.
Lagi, Aleia menghapus air matanya.
"Jer, hentikan mobilnya," ucap Aleia setelah air mata itu mengering, memberikan perintah pada asisten sang suami.
Jerry melirik kaca di atas kepalanya. Melihat Arkan yang masih memasang wajah dingin.
"Apa kamu tuli? hentikan mobilnya," ucap Aleia sekali lagi. Dia ingin segera mengajukan gugatan cerai.
Namun yang menjawabi ucapannya itu bukan lah Jerry, melainkan Arkan.
"Mobil ini tidak akan berhenti sampai kita tiba di rumah."
"Berhenti Jer!" balas Aleia, suaranya makin keras.
Jerry bingung, namun dia akan tetap lebih patuh pada Arkan.
"Argh!" pekik Aleia. Namun tidak ada 1 pun yang peduli dengan teriakannya.
Mobil itu masih terus melaju.
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅