Kisah seorang gadis bernama Yasmin Anindiya Febriana yang jatuh cinta pada Evan Kane Wijaya sejak ia masih kecil. Seiring berjalanya waktu cunta Yasmin kepada Evan semakin tumbuh.
Dia selalu bermimpi suatu hari bisa menjadi kekasihnya. Dan siapa sangka mimpinya itu menjadi kenyataan. Orang tua mereka ternyata sudah menjodohkan keduanya.
Yasmin sangat bahagia, tapi tidak dengan Evan. Evan menolak perjodohan itu, karena dia mencintai gadis lain. Tapi karena keluarganya memaksa, Evan akhirnya setuju.
Pernikahan itu pun terjadi, setelah sebelumnya Evan dan Yasmin menandatangani surat perjanjian.
Yasmin berjanji dalam hatinya akan berusaha menaklukan hati Evan.
Bagaimana cerita selanjutnya?. Apa Yasmin berhasil merebut hati Evan?
Yuk simak kisah selanjutnya!!
Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya dears😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Tenang
Sudah satu bulan lamanya Evan berada di luar kota. Dan selama itu pula dia tidak pernah merasa tenang karena sikap Yasmin yang tidak pernah mau menjawab panggilan darinya. Berulang kali Evan mengirim pesan permintaan maaf dengan kalimat yang sangat panjang, bahkan lebih panjang dari jalan kenangan, tapi Yasmin menjawab hanya dengan satu kata "ya" membuat Evan kesal, dan semakin merasa tidak tenang.
"Ya..ya..ya..apa maksudnya?. Apa maksudnya, kamu memaafkanku?."
"Tidak."
Evan mengacak rambutnya seperti bintang iklan shampo anti ketombe, setelah Yasmin membalas pesannya itu. Dia memutuskan tidak akan lagi menghubungi atau mengirimkan pesan pada Yasmin. Kenapa juga gue harus ngerasa tidak tenang seperti ini?.Dan ngapain juga gue harus menghubungi dia?. Dia aja bisa cuek sama gue, kenapa gue nggak bisa?. Batin Evan.
Sejak saat itu, Evan tidak pernah menghubungi atau mengirim pesan pada Yasmin, walau hati kecilnya ingin. Dia memilih fokus pada pekerjaanya yang sedikit tertunda karena konsentrasinya terganggu oleh Yasmin.
Yasmin... kenapa nama itu yang mengganggu konsentrasinya. Kenapa bukan Helen?. Kenapa nama Yasmin yang kini menguasai hati dan fikiranya. Dan jujur saja saat ini dia ingin sekali bertemu dengannya.
Evan membuka medsos karena ingin melihat foto Yasmin di akun pribadinya. Namun sebelum dia membuka akunnya, ada gosip tidak menyenangkan yang muncul di beranda. Gosip itu tentang kedekatan Yasmin dan Marcel. Raut wajahnya berubah seketika, setelah membaca berita gosip itu. Evan langsung menghubungi Hans, karena merasa dibohongi olehnya. Namun Hans meyakinkannya kalau itu hanyalah gosip. Tidak ada hubungan apapun diantara mereka. Evan tetap tidak percaya.
"Mereka berdua memang sengaja ingin memanas-manasi nona Helen tuan. Selain itu gosip ini sengaja dibuat, untuk mendongkrak popularitas Marcel dan nona Yasmin." Jawab Hadi menjelaskan.
"Apa benar yang kamu katakan?."
"Benar pak!! Memang tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka, karena saat ini nona Yasmin sedang dekat dengan lelaki lain."
"Lelaki lain? Siapa?."
"Namanya Geri. Dia adalah kakak kelas nona Yasmin sewaktu SMA. Dia mencintai nona Yasmin sejak dulu, dan ...."
"Dan apa??..."
"Beberapa waktu lalu dia kembali menyatakan cintanya pada nona Yasmin. Dan nona Yasmin...."
"Apa dia menerimanya?."
"Tidak pak!! Nona Yasmin tidak menerima ataupun menolaknya.Tapi...."
"Tapi apa?.
"Maafkan saya pak, sepertinya nona Yasmin akan menerimanya. Mereka sering bertemu saat nona Yasmin tidak ada jadwal syuting."
"Aku minta foto lelaki itu sekarang juga."
"Baik pak!!
tut...tut..tut......Evan memutuskan sambungan telepon.
Ting...satu pesan masuk dari Hans. Dia mengirimkan satu foto. Foto itu, adalah foto Yasmin, Geri dan Astrid saat sedang berada di sebuah kafe. Evan melihat jelas wajah Geri yang sedang tersenyum menatap Yasmin penuh kekaguman dan penuh cinta. Iya dia melihat cinta dimata laki-laki berwajah tampan itu.
Iya benar, Evan akui lelaki itu memang tampan, bahkan lebih tampan dari Marcel, tapi tidak lebih tampan darinya. Selain itu lelaki itu sepertinya lelaki baik-baik dan dia juga terlihat dewasa, walau Evan tahu umurnya lebih muda darinya.
Evan langsung menghubungi Hadi.
"Ada apa pak bos?."
"Gue minta lo urus penerbangan gue ke Jakarta sekarang juga!!
"Apa?. Sekarang? Gue gak salah denger?. Kita kan masih ada kerjaan disini Van?."
"Lakukan saja apa yang gue perintahkan.!!
"Iya, tapi kenapa ngedadak gini sih Van. Lagian ini udah malem. Masa lo mau kembali sekarang juga. Mana bisa?."
"Siapa juga yang bilang gue mau pulang malam ini. Gue minta lo urus penerbangan gue malam ini, bukan pulang malam ini. Jelas??."
Esoknya.
Tadinya Evan akan pulang siang ini, namun karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan hari itu juga, Evan terpaksa menunda kepulanganya sampai jam enam sore, dan tiba di Jakarta sekitar jam setengah delapan malam. Dia hanya pulang sendiri, karena Hadi masih tetap harus berada di Palembang.
Evan tidak pulang kerumahnya, saat ini dia dalam perjalanan menuju kafe dimana Yasmin berada. Tak lama kemudian, Evan sampai di kafe tersebut. Dia mengedarkan pandanganya mencari sosok Yasmin, tapi tidak menemukanya. Evan membaca ulang pesan dari Hans, memastikan kalau ini adalah benar-benar kafe yang dimaksud oleh Hans.
Evan melangkah menuju lantai dua kafe itu, karena menurut Hans, Yasmin ada disana, dan benar, Evan menemukanya.
Dia berjalan menuju meja Yasmin yang sedang tersenyum bahagia bersama Astrid dan Geri.
"Ehmmmm....." Evan berdehem, membuat ketiga orang di meja itu menoleh ke arahnya.
Senyum di wajah Yasmin dan Astrid tiba-tiba memudar, saat dia tahu pemilik suara itu adalah Evan.
"Kak Evan." Gumamnya terkejut dan tak percaya.
"Ternyata kamu disini. Ayo pulang!! Ujar Evan seraya menarik tangan Yasmin.
"Apaan sih kak, main tarik-tarik aja." Sahut Yasmin pelan, seraya berusaha melepaskan tangan Evan.
Geri dan Astrid berdiri menyaksikan drama di depan mereka.
"Siapa laki-laki ini?." Tanya Geri.
"Oh saya lupa, kenalkan saya Evan, saya su....."
"Ini kak Evan, kakakku." Jawab Yasmin Yasmin memotong ucapan Evan. Evan menatap tidak suka pada Yasmin, saat dia memotong perkataanya tadi dan memperkenalkannya sebagai kakak.
"Kakak pulang duluan aja ya. Aku masih ingin disini."Ujar Yasmin. Tatapan Evan semakin tajam mendengar perkataan Yasmin.
"Pulang sekarang juga, atau aku bawa paksa kamu dari sini." Bisik Evan, mengancam Yasmin.
"Oke...oke aku akan pulang." Sahut Yasmin dengan kesal. Dia lalu pamit pada Geri dan Astrid dan ikut pulang bersama Evan.
"Aku duluan ya.!! Pamitnya. Lalu pergi meninggalkan kafe bersama Evan.
"Aku baru tahu kalau Yasmin punya kakak. Karena setahuku dulu, Yasmin itu anak tunggal." Ujar Geri.
"Iya dia memang anak tunggal." Sahut Astrid.
"Lalu, laki-laki tadi?." Tanya Geri.
"Dia...dia kakak sepupunya." Jawab Astrid berbohong.
"Ohh." Sahut Geri.
***
"Mana kunci mobil kamu?." Tanya Evan. Yasmin membuka tasnya, mengambil kunci mobil lalu memberikan pada Evan.
"Nihh." Sahut Yasmin.
Evan segera menngambil kunci itu
"Masuk!! Titah Evan. Yasmin menurut, walau wajah kesalnya tidak bisa dia sembunyikan
Mobil Yasmin yang dikendarai Evan pun melaju, meninggalkan kafe itu.
"Kamu hutang penjelasan padaku!! Ujar Evan.
"Penjelasan apa?." Tanya Yasmin dengan nada kesal.
"Siapa laki-laki tadi, dan kenapa kamu memperkenalkan aku sebagai kakak kamu?. Apa dia pacar kamu?." Tanya Evan.
"Memangnya kenapa kalau dia pacarku?. Kak Evan keberatan?." Yasmin menjawab pertanyaan Evan dengan pertanyaanya.
"Tentu saja aku keberatan!! Jawab Evan yang keluar begitu saja dari mulutnya.
"Kenapa kak Evan harus keberatan?. Bukankah kak Evan sendiri yang mengatakan kalau kita bebas menemui pacar kita masing-masing?. Aku aja nggak keberatan kak Evan nemuin Helen, bahkan saat kak Evan memeluknya di depan mataku, aku tetap membiarkanya. Tapi kenapa giliran aku yang melakukanya kak Evan harus keberatan?." Tanya Yasmin, membuat Evan skakmat, dan diam seketika.
kan bikin senyum senyum sendiri 🤭
haduuuh manten yang satu ini beneran bikin gemeeees aja sih
sengaja banget ya Evan bawa baju kurang bahan 🤭🤭🤭🤭
biar bisa ngurung Yasmin di kamar
biar Evan juga tahu lah rasanya seperti apa yang Yasmin rasakan dulu
kalau hadir nya Anak itu baru bukan urusan kita
setelah banyak drama dan salah paham akhirnya kalian bisa menikmati dan merasakan yang namanya suami istri yang sesungguhnya semoga saja kecebong nya cepat tumbuh ya Van agar istrimu bisa hamil
baru juga sudah baikan sekarang di hantam berita yang tidak mengenakkan semoga kakek baik baik saja