Dava adalah seorang menantu yang selalu dihina dan direndahkan oleh keluarga istrinya, karena dikira hidup miskin sehinggi numpang hidup dirumah mertua. pekerjaannya sebagai kuli bangunan membuat dirinya selalu dihina dan di rendahkan. Dava memiliki mertua yang jahat dan Saudara ipar yang angkuh dan sombong.
suatu waktu seorang pria tangguh datang mencarinya ia adalah orang kepercayaan, Tuan Adinata yang diperintahkan untuk mencari putra tunggalnya yang sudah lama pergi dari rumah. Karena Dava adalah penerus takhta dari orang terkaya nomor satu dinegara ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33:33
Setelah selesai mereka merencanakan hal jahat itu, seperti biasa Lexza dan Dea gegas mereka ke kamar mandi untuk mengeluarkan Dinda dari sana. Namun betapa terkejutnya mereka saat melihat kamar mandi sudah kosong dan pintu juga sudah rusak membuat. Lexza dan Dea berteriak serempak membuat seisi rumah gempar dengan teriakan mereka.
"Ibu......Dinda kabur bu Dinda sudah tidak dikamar mandi lagi." ujar mereka berdua kompak
Lexza dan Dea lari tergesa-gesa menuju ruang tengah. sedangkan wajah nyonya Anjani datar aja tanpa ekspresi.
"Kalian berdua kenapa sih teriak-teriak aja kayak seisi rumah ini pada budek. Mana anak itu kenapa kalian tidak membawahnya mala kembali kosong."
"Loh memang ibu tidak mendengar kami berdua teriak bilang apa, kalau anak itu kabur dari kamar mandi, kok bisa dia berhasil mencongkel pintu itu bu, padahal kondisinya sangat lemah."
"Apa.....kabur anak itu.....kok bisa sih gimana caranya dia bisa kabur coba, aku tidak yakin kalau dia sendiri yang mencongkel pintu itu pasti ada yang mengeluarkannya dari dalam"
"Jangan-jangan setelah kita pergi suaminya yang miskin itu datang kesini bu, makanya dia keluarkan dari dalam kamar mandi." tutur Dea.
"Tidak mungkin dia datang pasti di dalam rumah ini ada yang keluarkan dia dari sini tapi siapa ya. Coba kita panggil semua pelayan disini." ujar nyonya Anjani.
"Iya betul bu coba panggil semua pelayan suruh mereka kesini, kalau ada diatara mereka yang sudah berani lancang mengeluarkan anak itu dari sini buang dia ke ruang bawah tanah biar mampus" tambah Tahir suami Dea.
"Pelayan! sini semua....."
Tidak lama kemuadia semua pelayan datang mereka sekitar enam orang termasuk Maya.
"Iya nyonya....." jawab mereka kompak.
"Aku mau tahu siapa yang berani keluarkan anak kurang ajar itu dari kamar mandi. Lancang sekali kalian mau cari mati ha... sekarang kalian jujur atau aku akan buang kalian semua ke ruang bawah tanah"
Mendengar itu, semua pelayan ketakutan sampai badan gemetaran, tapi berbedah dengan Maya, ia adalah pelayanan yang dikenal sebagai gadis pemberani di rumah itu. Maya mengangkat kepalanya dan membukan suara.
"Maaf nyonya mohon bicara, kami semua disini tidak memiliki kekuasaan apapun termasuk keluarkan nona Dinda dari dalam kamar mandi. Dan setelah nyonya dan semua pergi kami mengerjakan tugas kami masing-masing setelah itu kami kembali ke ruangan kami masing-masing. Kalau memang disekitaran kamar mandi ada cctv boleh nyonya periksa siapa yang mengekuarkan nona Dinda dari sana"
Berani sekali juga Maya bicara punya nyali yang kuat juga ternyata, memang pak Erik tidak salah memilih Maya untuk jadi mata-mata di keluarga Winata. Lagian Maya berani bicara karena dia sudah tahu tidak ada cctv di situ.
Semua orang terdiam mendengar perkataan Maya, sambil menyimak. Ada benarnya juga siapa yang berani coba keluarkan Dinda dari kamar mandi mau cari mati mereka.
"Kalau tidak ada yang membukakan pintu kenapa dia bisa keluar coba,. Terus satu lagi bu kalau memang dia kabur lewat mana disini tidak ada lagi pintu keluar selain gerbang depan bisa jadi semua pengawal tahu." sambung Dea
" Jadi benar kalian tidak tahu siapa yang keluarkan dia dari kamar mandi dan dia pergi kemana. Tapi ingat kalau nanti ketahuan diantara kalian yang berani mengeluarkannya kalian tahukan akibatnya?"
" Iya nyonya"
"Ok silakan kembali bekerja, jika nanti kalian melihat anak itu bisa memberitahu aku"
"Siap nyonya"
Setelah kepergian semua pelayan. Kini saatnya semua pengawal yang di panggil oleh nyonya Anjani.
"Gibran tolong panggilkan semua pengawal."
"Baik kak"
Gibran pergi dan memanggil semua pengawal jumlah pengawal sekitar tiga belas orang, tidak lama mereka datang.
"Maaf nyonya apa yang bisa kami bantu." ujar kepala pengawal.
Bummmkkkkk!
"Kerja apa kalian seharian ha..sampai Dinda kabur dari rumah ini tidak ada seorangpun yang tahu. Tidak becus kerja kalian semua, kalian mau dipecat ha. Makan gaji buta aja kalian masa hanya menjanga seorang gadis tidak berdaya saja bisa lolos."
Semua pengawal ketakutan dengan gebrakan meja yang dilakukan oleh bu Anjani, ia mana berani memukul pengawal, ia mau cari mati hanya satu pengawal aja yang bergerak bisa mati mereka semua.
Karena para pengawal tidak tahu apa-apa jadi mereka juga merasa binggung karena setiap kejadian yang terjadi didalam rumah, tidak akan kedengaran sampai di luar rumah. Kalau mata-mata dari pak Erik dia pasti tahu karena selalu dapat berita dari Maya kalau yang lain mereka sama sekali tidak tahu.
"Maaf nyonya, kami tidak mengerti apa yang dimaksud nyonya, soal nona siapa yang hilang. Karena dari pagi kembali pagi lagi kami tidak jauh dari gerbang, jadi tidak ada yang keluar masuk selain nyonya dan yang lain." ujar salah satu pengawal.
"Kemarin pagi kami pergi kerja Dinda masih di rumah ini, tapi tadi malam kami pulang dari kantor sudah cape jadi tidak sempat melihatnya, namun tadi saat saya menyuruh Lexza dan Dea keluarkan dari kamar mandi ternyata sudah tidak ada. Apa kalian tidak tahu dia pergi kemana? Padahal disini pintu keluar hanya satu, kalau dia keluar tidak melewati pintu depan terus dia melewati mana, sedangkan disini kalian lihat sendiri tembok rumah ini bukan tembok sembarangan."
Benar juga kata nyonya Anjani karena tembok keluarga Winata bukan tembok sembarangan hebat juga Maya dan Dinda bisa lolos tanpa meninggalkan jejak.
"Maaf nyonya jika saya lancang, tapi memang nona Dinda sama sekali tidak keluar seharian nyonya, karena nyonya sendiri yang pesan kalau nanti nona Dinda keluar tidak boleh ijinkan jadi mamang nona Dinda tidak keluar sepanjang hari ini nyonya, atau bisa jadi nona Dinda tidak kabur tapi dia masih sembunyi di sekitar sini." ujar pengawal yang lain.
Mereka berpikir sejenak benar juga apa yang di katakan oleh pengawal itu. Jangan-jangan Dinda masih sembunyi di dalam rumah ini lantaran rumah itu juga besar dan sangat luas jadi hanya sebagian aja yang di tinggal sebagian kosong.
"Eh...bu ada benarnya juga siapa tahu memang Dinda masih di sekitaran sini, dia sembunyi nanti setelah dia melihat suasana sepi baru dia kabur. Mendingan kita cari sekarang sidak semua yang ada dirumah ini kamarnya dan kamar kosong lainnya dan juga coba cek semua paviliun bu."
Hari itu semua pengawal gempar mereka sidak seluruh rumah itu, tempat sekecil apapun itu mereka cari dengan sangat teliti namun hasilnya nihil tidak ada apa-apa membuat nyonya Anjani makin murka.
nyonya Anjani tidak percaya kalau Dinda kabur dari rumah karena tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya. Ia yakin pasti diantaran pelayan dan pengawal ada yang mengetahuinya, tapi mereka takut sehingga tidak mau kasih tahu, akhirnya nyonya Anjani mengunakan trik jahat, ia senjaga mengatakan kalau jika ada yang melihat Dinda keluar dari rumah berarti ia akan berikan hadia untuk mereka.
Tapi sayangnya tidak ada satu orangpun yang mengaku melihat Dinda.
/Joyful//Joyful//Joyful/
/Proud//Proud//Proud/
/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/