Terpenjara Cinta Tuan Keenan

"Apa tidak salah alamat, Bu ?" tanya Keenan lewat sambungan telponnya pada Bu Ningsih.

"Tidak ! Kau ambil saja paketnya dan kirimkan langsung ke alamat tujuannya !"

Keenan mematikan panggilannya kemudian ia berjalan masuk ke halaman rumah Kakeknya tersebut. Setahu Keenan rumah Kakeknya itu tidak ada penghuninya dan hanya ada pelayan yang datang ke sana untuk membersihkannya setiap dua hari sekali.

Keenan memasang masker di wajahnya berjalan perlahan hingga sampai di pintu masuk, kemudian ia mengetuk pintu dengan perlahan-lahan.

Tok

Tok

Tok

Pintu rumah dibuka dari dalam betapa terkejutnya Keenan saat tahu siapa yang membuka pintu tersebut. Dia adalah wanita yang selama ini ia cari bahkan hampir dua bulan ini membuat hidupnya kalang kabut karena mencari keberadaannya.

Keenan ingin sekali memeluk tubuh wanita yang selama ini ia rindukan itu. Namun ia urungkan niatnya karena melihat kondisi Berliana yang nampak baik-baik saja bahkan bahagia tanpanya.

"Tunggu sebentar." ucap Berliana setelah melihat seragam yang dikenakan oleh seorang pria yang ia ketahui adalah seorang kurir.

Berlina masuk ke dalam rumah dan mengambil setumpuk paket yang harus dikirimkan oleh Keenan ke pelanggan Berliana.

"Ini, tolong diantar tepat waktu, Pak." ucap Berliana lembut dengan memberikan setumpuk paket pada Keenan.

Keenan yang awalnya diam terpaku ia kembali sadar saat Berliana menepuk bahunya.

"Bapak tidak apa-apa ?" tanya Berliana melihat kurir tersebut seperti orang bengong dan melamun.

Tiba-tiba Keenan melepaskan masker wajah dan topinya. Betapa terkejutnya Berliana jika lelaki di hadapannya kini adalah Keenan. Lelaki yang hampir dua bulan ini ia hindari bahkan ia rindukan.

Entah kenapa rasa benci itu bercampur rindu pada Keenan. Berliana tak munafik sebelum ia berhasil lari dari Keenan. Berliana tentu saja merasa kagum dengan sikap baik dan manis yang Keenan berikan padanya. Sebesar apapun rasa bencinya entah mengapa saat ia jauh dari Keenan sebesar itu pula rasa rindu untuknya.

Mungkin orang akan menganggap dirinya bodoh dengan memiliki rasa untuk lelaki yang sudah banyak memberikannya luka. Tapi apa yang harus Berliana perbuat, Tuhan maha membolak-balikkan hati manusia. Sejauh apapun ia pergi hatinya akan selalu terpaut untuk Keenan.

Kedua insan itu saling diam terpaku bingung harus bersikap bagaimana. Mereka adalah dua orang manusia yang saling merindukan satu sama lain, namun seolah terdapat dinding yang begitu tinggi untuk mereka berdua.

Lama keduanya saling diam menatap satu sama lain. Tiba-tiba suara dering ponsel mengagetkan mereka berdua. Keenan tak menjawab panggilan itu ia kembali menatap Berliana. Ia ingin sekali memeluk Berliana mengecup kening wanita yang selama ini ia rindukan dan ia cintai.

"Berliana" ucap Keenan pelan sontak hal itu membuat Berliana melangkah mundur.

Jantung Berliana berdetak lebih cepat kala Keenan menyebut namanya.

Tanpa aba-aba Keenan dengan cepat menarik tubuh Berliana hingga menubruk tubuh Keenan. Keenan memeluk erat Berliana seakan tak ingin jika Berliana pergi lagi.

"Lepaskan aku !" Berliana meronta saat tubuhnya dipeluk oleh Keenan rasa benci dan rindu yang bercampur jadi satu. Entahlah bagaimana cara mendefinisikannya, Berliana sangat membenci Keenan tapi ia juga merindukannya bahkan pelukan saat ini.

"Tidak akan ! aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi !" ucap Keenan dengan tegas. Kemudian Keenan membawa Berliana menaiki motornya, Berliana tentu saja menolak namun apalah daya Keenan terus memaksanya hingga akhirnya ia luluh juga.

.......