"apa Salahku Bu,?" pertanyaaan itu selalu muncul saat Ny.Kania, menyiksa anak kandungnya sendiri.
dia adalah Nirmala Albert. anak kedua dari pasangan Seno Albert dan Kania Stuard.
entah apa yang membuat Ny. Kania begitu membenci darah dagingnya sendiri. hingga membuat Putri sulungnya yang berada di luar negri, memutuska. untuk pulang.
Nirmala berencana akan di jodohkan oleh Kania. pada seorang pengusaha yang kaya raya tapi sudah berumur.
dan itu semua atas rencana Ny. Kania. wanita itu seakan tak puas menyiksa putri keduanya
akankah Sang Kakak berhasil menyelamatkan Sang adik,? dan apa yang akan terjadi selanjutnya, saat mereka tahu Rahasia terbesar di keluarga itu,?
simak Yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
sejujurnya dokter Bani, merasa sangat Terpukul dengan penolakan yang dilakukan oleh Nirmala. hal itu terlihat jelas dari raut wajah laki-laki itu.
namun sekuat mungkin, dokter muda itu menyembunyikan ekspresi wajah juga perasaannya yang mulai berkecil hati.
Sementara Nirmala, gadis cantik itu sebenarnya tahu. jika perkataannya Itu menyakiti laki-laki yang ada di sampingnya.
Namun, hal itu harus dilakukan untuk menyelamatkan semua pihak. terlebih lagi pada kakaknya.
Karena, pasti Delisa akan merasa sakit dan kecewa jika sampai, Nirmala menerima perasaan dokter Bani.
" Maafkan aku Kak, aku terpaksa melakukan ini" ucap Nirmala mengusap air mata yang terjatuh itu.
tak lama berselang, mobil yang dikendarai oleh dokter Bani, telah sampai di depan gerbang sekolahnya.
dengan segera, gadis cantik itu turun dari mobil. segera menghampiri Marissa dan teman-temannya yang memang kebetulan baru saja sampai.
" Nirmala, Dianterin siapa?" tanya Alexandra yang baru saja melihat kedatangan gadis itu.
" dianterin sama Kak Bani," ucapnya Seraya mengatur nafas yang memburu akibat berjalan dengan cepat.
sontak saja, perkataan Nirmala itu, membuat Marisa dan kedua temannya, seketika sambil lirik. dan Tak lama kemudian, mereka bertiga terbaru bersama-sama.
" hahaha, mampus si Mahendra, dia yang ngebet dia yang patah hati." ucap Alexandra Seraya berbisik-bisik.
" hahaha bener banget tuh, bisa-bisa tuh cowok menangis guling-guling" ucap Agnes dengan tertawa keras.
sementara Nirmala, Hanya terbengong saja. karena memang dirinya tak mengerti dengan apa yang sedang dibahas oleh ketiga orang yang ada di depannya itu.
" kalian kenapa sih dari kemarin kok hobi banget main rahasia-rahasiaan.?" tanya Nirmala setengah menggerutu kesal.
hal itu, sontak saja membuat ketiganya menggelengkan kepala dengan kuat." Nggak papa kok Nir, Yuk kita masuk" ucapnya Seraya merangkul Bunda Nirmala.
sementara itu, Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatapnya dengan tatapan tajam. siapa lagi orangnya jika bukan Catlyn. sepertinya Gadis itu masih tidak rela, jika teman-temannya sekarang menjadi sahabat baik Nirmala.
Chatlyn masih sering mengikuti Marissa dan teman-temannya, kemanapun dan dimanapun mereka berada.
" sialan lu Nirmala, gue bersumpah gue akan hancurin Lu karena Lu udah ngambil temen-temen gue" ucapnya penuh tekad.
Setelahnya, gadis cantik blasteran Jerman Indonesia itu, segera terlalu dari sana.
****
sementara itu di tempat lain, tepatnya di kantin sekolah, seorang laki-laki tampan Tengah duduk termenung seorang diri.
seakan Tengah memikirkan sesuatu yang sangat rumit. padahal laki-laki itu baru menjadi pelajar. Namun sepertinya masalah yang dihadapi, seperti seseorang yang telah memiliki keluarga kecil.
siapa lagi orangnya jika bukan Mahendra. laki-laki Itu tampak termenung galau. akibat pemandangan yang menyakitkan baginya.
di mana, Dirinya melihat wanita yang sangat ia cintai, berangkat bersama dengan laki-laki lain. Yap Mahendra melihat Nirmala diantar ke sekolah oleh dokter itu.
Padahal, dirinya sudah menawari tumpangan. bahkan semalam pun, dirinya sempat berdebat dengan Marissa. itu hanya untuk mengantarkan dia sekolah.
Namun sepertinya, Nirmala lebih memilih berangkat bersama dokter muda itu. iya jika dibandingkan dirinya dengan dokter Bani, Emang dirinya tidak ada apa-apanya.
karena memang dirinya hanya pelajar yang hanya bisa menghamburkan uang orang tuanya saja. sementara dokter Bani, adalah seorang laki-laki yang sudah dikatakan mapan.
tentu saja Nirmala akan memilih dokter itu dibandingkan dengan dirinya. tapi kenapa Rasanya sakit sekali? Entahlah Mahendra juga tidak tahu.
Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. dan dengan segera, semua siswa dan masuk ke dalam kelas masing-masing.
Mahendra baru saja menginjakkan kakinya di depan kelas X|-A. namun matanya ketika terhenti. saat melihat keributan di hadapannya.
" Ada apa ini,?" tanya Mahendra dengan nada tegasnya. Tentu saja itu membuat semua orang yang mendengarnya segera menoleh ke sumber suara.
" baby, Marissa dan teman-temannya mengeroyok aku baby" ucap Catlyn dengan suara manjanya. hal itu tentu saja membuat Marissa dan teman-temannya, merasa ingin muntah denganmu perkataan gadis yang ada di depannya itu.
" dasar gadis munafik!" hardik Marissa dengan suara sedikit agak keras. karena memang, Gadis itu sengaja untuk mengatai Catlyn.
tentu saja, itu membuat Catlyn yang mendengarnya naik pitam. dengan segera, Gadis itu menarik rambut Marisa dengan kuat.
sehingga Marisa, memetik kesakitan." dasar kau gila!" maki Marissa dengan berusaha melepaskan rambut dari cengkraman musuhnya itu.
bukannya melepaskan, justru Chatlyn Malah semakin menguatkan tarikannya. hal itu tentu saja membuat Marissa semakin merasa kesakitan.
melihat keributan yang ada di depan matanya, Mahendra dengan segera menarik tangan kedua gadis yang ada di depannya itu.
" stop!" teriak Mahendra dengan-lantang. hal itu tentu saja membuat suasana kelas yang tadinya ramai gaduh, ketika berubah menjadi sangat tenang.
***
kini mereka semua, dibawa oleh Mahendra menuju ke ruang BK. untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
" kenapa, apa yang terjadi pada kalian? Kenapa kalian dalam keadaan berantakan seperti ini?" tanya Bu Mirna. selaku guru BK di sekolah itu.
mereka semua, seketika menundukkan kepala. karena memang Bu Mirna adalah seorang. wanita yang sangat tegas. bahkan terkadang dapat berlaku kasar pula.
" mereka berdua mengeroyok saya bu." ucap Chatlyn mengadu dengan menampilkan wajah sendunya. hal itu tentu saja membuat wanita paruh baya itu segera menatap tajam ke arah Marissa dan yang lain.
" eh Sembarangan aja kalau ngomong" ucap Marisa ngegas. karena memang, dirinya dan teman-temannya tidak melakukan hal apapun yang dituduhkan oleh Catlyn itu.
Akhirnya, keributan pun tidak dapat dihindarkan. mereka saling beradu argumen. berlomba mengatakan Siapa yang salah dan siapa yang benar.
hal itu tentu saja membuat Mahendra dan Bu Mirna merasa pusing. dengan tingkah kedua kelompok remaja itu.
" diam kalian semua!" bentak Bu Mirna dengan suara yang naik satu oktaf. hal itu seketika membuat ruangan yang awalnya gaduh, seketika sunyi senyap.
" Mahendra, kau tahu kan apa yang harus dilakukan?" tanya wanita itu Seraya melirik Mahendra yang berdiri di sampingnya.
dengan segera laki-laki itu menganggukkan kepala." baik bu" ucapnya Seraya melangkah pergi dari sana.
Tak lama kemudian, Mahendra kembali dengan membawa ponsel di tangannya. hal itu sontak saja membuat, Chatlyn dan teman-temannya merasa takut.
Namun, sekuat tenaga mereka menampilkan ekspresi wajah yang biasa saja.
dengan segera, Bu Mirna membuka ponsel itu dan segera menonton apa yang ada dalam benda Pipi itu.
Brak
dengan sekuat tenaga, Bu Mirna menggebrak meja hal itu tentu saja membuat Marisa dan teman-temannya, tercingkat kaget.
" astaga!" tokek mereka secara bersamaan. Bahkan Agnes sampai hampir terjungkal kaget.
sampai jumpa jangan lupa tinggalkan jejak guys
mama.tirinya kejam lgi
dan nirmala tersiksa lgi.