(Mohon jangan boomlike) Pernikahan Zoya dan Zada yang sudah berjalan tiga tahun ini tampak rukun dan bahagia.
Namun siapa sangka, Zada yang tipekal suami setia tiba-tiba membawa pulang wanita lain ke rumah Zoya dan Zada.
Bagai tertusuk seribu sembilu, Zoya begitu kecewa dengan Zada yang diam-diam sudah menikah lagi tanpa persetujuan darinya.
Zoya meminta talak, namun Zada menolaknya. "Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak untukmu. aku masih mencintaimu, Zoya." Begitulah alasan yang selalu terucap dari bibir suaminya.
"Tidak masalah aku di madu asalkan, aku tidak tinggal satu atap dengan maduku," lirih Zoya penuh luka dan nyeri di hatinya.
Biarlah Zoya menerima semuanya. Karena tanpa Zada ketahui, Zoya sedang mengandung anak yang selama ini di nanti-nantikan.
Biarlah Zoya menerima surganya, walau surga itu telah menorehkan luka dan lara yang mendalam.
Mampukah Zoya tetap bertahan ketika melihat suaminya bersanding dengan wanit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Ketok palu
Zoya keluar dari pengadilan dengan perasaan yang lega. Dirinya sudah resmi bercerai dengan Zada. Beruntung, Zada tidak mempersulit persidangan. Dia benar-benar melepaskan Zoya untuk bahagia.
Tidak lupa, Zoya juga menyewa pengacara agar proses persidangan lebih cepat. Setelah berpisah dengan pengacaranya, Zoya kembali menuju sepeda motornya terparkir. Ya, Zoya sudah membeli sepeda motor sebagai alat transportasinya.
Sebenarnya, untuk membeli mobil Zoya mamp namun, lebih baik uang itu digunakan untuk keperluan yang lebih bermanfaat. Saat Zoya ingin menjalankan motor matic nya, Zoya bisa mendengar namanya dipanggil.
Zoya malas untuk menoleh karena Zoya sudah hafal dengan pemilik suara itu. "Mbak Zoya?" panggil Ghaida khas dengan suara lembutnya. Zoya memutar bola matanya malas karena Ghaida berjalan ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Zoya datar. Ghaida tersenyum simpul. "Terima kasih ya, Mbak. Karena sudah merelakan mas Zada untukku. Semoga Mbak Zoya bisa mencari kebahagiaan yang lain," Zoya hampir saja mendengus keras mendengar ucapan Ghaida.
Tapi, itu tidak Zoya lakukan dan memilih untuk tersenyum. "Sama-sama. Semoga kamu juga bahagia setelah ini ya?" ucap Zoya sangat lembut. Setelah itu, Zoya langsung menjalankan motornya meninggalkan Ghaida yang masih terbengong.
Di sepanjang perjalanan, hati Zoya merasakan kelegaan yang tidak ada duanya. Zoya merasakan bebas dan merdeka dari rasa sakit dan kecewa.
Zoya menikmati perjalanannya menuju rumah dengan hati yang lebih ringan. Apalagi angin sore hari itu menerpa wajahnya hingga membuat hijab yang dikenakannya melambai-lambai, membuat Zoya menghirup udara banyak-banyak menikmati pemandangan kota pada sore hari.
Zoya tidak langsung pulang melainkan mampir ke sebuah pantai yang ada di ibu kota, sengaja ingin melihat matahari tenggelam. Setelah memarkirkan motornya, Zoya melepas helm dan merapikan hijabnya.
Sudah banyak pengunjung yang datang ke pantai itu untuk melihat pemandangan matahari tenggelam. Ada yang mengarahkan kameranya pada matahari di ufuk barat sana untuk mengabadikannya, ada juga yang berfoto ria mengambil potret diri disaat senja.
Zoya tersenyum tipis. Dia memilih duduk di pinggir pantai dengan menekuk lututnya dan menumpukan kedua lengannya pada lutut. Zoya tidak berniat untuk mengabadikan momen itu lewat ponselnya. Dia memilih untuk merekam dan mengabadikan di dalam ingatannya. Itu akan lebih baik karena Zoya akan lebih menikmati pemandangan yang telah Tuhan suguhkan.
Zoya bisa merasakan angin berhembus menampar wajahnya dan membuat hijabnya melambai-lambai, seperti mengikuti nyiur hijau di tepian pantai.
"MasyaAllah … Sungguh indah ciptaan-Mu," monolog Zoya memuji. Zoya memejamkan mata dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
Sekitar pukul delapan malam, Zoya baru saja sampai di rumahnya. Dia segera membuka pintu garasi untuk memasukkan motor maticnya. Setelah motor terparkir, Zoya masuk lewat pintu samping untuk menuju lantai atas.
dia menyalakan lampu terlebih dahulu karena kondisi rumah masih sangat gelap. Setelah semua berubah terang, Zoya masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Tidka butuh waktu lama, Zoya kembali dengan bathrobe yang membungkus tubuhnya. Zoya memakai piyamanya dan bergegas tidur agar besok tidak kesiangan.
___________________
Matahari kembali bersinar menghangatkan bumi. Zoya sudah terbangun dan sedang memasak sarapan untuk dirinya. Untuk siapa lagi memangnya? mulai sekarang, Zoya akan lebih mencintai diri sendiri dengan melakukan kegiatan yang dirinya suka dan bermanfaat.
Zoya akan memperbaiki diri lebih baik lagi. Mungkin, setelah ini Zoya akan mengambil kursus memasak dan kursus tata rias. Ya, itulah yang sejak sekian lama Zoya inginkan.
Zoya hanya tamatan SMA sehingga belum punya bekal yang mumpuni untuk membangun usaha lainnya. Zoya harus giat belajar mulai sekarang.
Zoya membuat telur yang diberi topping daun bawang dan udang, kemudian Zoya gulung. Dari wanginya saja Zoya sudah menelan ludahnya, wanginya sangat lezat. Zoya tidak sabar untuk mencicipi hasil masakannya yang resepnya dia cari di sosial media.
Setelah mengambil nasi, Zoya segera memakan masakannya dan benar saja, rasa telur itu terbilang enak. Zoya tersenyum puas, besok dia akan belajar lebih banyak lagi tentang mengolah masakan.
"Memang, tidak ada usaha yang sia-sia," monolog Zoya merasa puas.
Baru saja Zoya menaruh piringnya di wastafel, bel dari depan rumahnya berbunyi. Zoya mengernyit bingung, siapa yang bertamu sepagi ini? Untuk menjawab kebingungannya, Zoya bergegas turun dan membuka pintu dua lapis itu, pintu kaca lalu pintu besi.
"Assalamualaikum, Zoya." sapa Zaky dengan senyum ramahnya. Zoya balas tersenyum. "Waalaikumsalam, Mas Zaky. Tumben datang pagi-pagi sekali? sudah mau beli bunganya? biasanya juga jam delapan," ucap Zoya keheranan.
Zaky hanya terkekeh. "Tapi boleh beli sekarang kan? Soalnya aku ada tugas di luar kota yang mengharuskan aku untuk datang ke makam sepagi ini," jelas Zaky yang mendapat anggukan paham dari Zoya.
"Boleh kok, Mas. Sebentar, aku buka dulu tokonya," ucap Zoya lalu ingin menggeser pintu besi di tokonya. Zaky segera mencegahnya dan berkata. "Biar aku bantu. Kamu bisa masuk saja,"
Awalnya Zoya ingin menolak namun, melihat tatapan memohon dari Zaky akhirnya membuat Zoya menurut. Tidak berapa lama, Zaky sudah menggeser pintu itu dengan mudah dan masuk untuk mengambil bunga yang akan dia beli.
"Seperti biasa ya, Mas?" tanya Zoya memastikan. Setelah mendapat anggukan dari Zaky, Zoya segera mengikat bunga mawar pilihan Zaky. "Ini, Mas. Jadi lima puluh ribu," ucap Zoya sambil menyodorkan lima tangkai bunga mawar seperti biasa. Namun kali ini, ada bunga mawar berwarna merah lagi setelah sekian lama Zaky tidak membelinya.
"Yang mawar merah untuk kamu, Zoya,"
Benar kan dugaan Zoya? Zaky pasti akan memberikannya pada Zoya. Zoya seketika teringat sesuatu. "Mas, kamu bayar Yasa berapa? biar aku ganti sekarang gimana?"
"Nggak usah, itu untuk kamu saja," jawab Zaky tersenyum. Zoya semakin tidak enak hati karena telah merepotkan Zaky begitu banyaknya. "Jangan seperti itu, Mas. Itu sudah menjadi kewajibanku untuk membayar hutang. Tolong jangan buat aku jadi sungkan karena Mas Zaky tidak menerima uang dariku," Zoya memohon agar Zaky mau menerima uang yang telah dia bayarkan pada Yasa.
"Baiklah, nanti aku akan kirim jumlahnya. Sekarang aku sedang buru-buru dan harus berangkat pukul sembilan nanti. Kalau begitu, aku pamit dulu," jawab Zaky pada akhirnya.
Sepeninggalan Zaky, Yasa masuk dengan tergesa-gesa. "Maaf, Mbak. aku telat sepuluh menit karena terjebak macet," ucap Yasa dengan nafas terengah-engah. Zoya menggercapkan matanya beberapa kali. "Minum dulu, Sa." ucap Zoya saat menyadari ada sebotol air mineral di meja kasir.
Yasa menerima sebotol air itu dan langsung meneguknya. "Terima kasih, Mbak Zoya."
Setelah Yasa tenang, baru Zoya membuka mulutnya. "Paling telat cuma sepuluh menit nggak papa kok, Sa. Santai saja."
"Oh iya, Sa. Habis ini aku mau bicara penting sama kamu. Tapi, tunggu setelah aku ke makam Arunika dulu ya,"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
huhuhu😭
maaf telat update karena anak sedang tidak bisa diajak kerjasama.
jangan lupa dukungannya ya😘
eeh, kira-kira Zoya mau bicara apa ya, sama Yasa?