Istri Kecil Tuan Bara

"Kalian masuk saja ke mobil!"

Titah Nyonya Ratih kepada Firman dan Haikal,

"Bara katakan pada mama,siapa wanita yang Kamu bawa ke karaoke,apa itu Aira?"

Tanya Nyonya Ratih dengan gemetar,ia ingin mendengar langsung dari Bara.

"Iya!"

Jawab Bara singkat,ia menundukkan kepala nya,Tuan Faisal mengepalkan tangan nya,ia ingin menghajar lagi Bara,namun Nyonya Ratih menahan Nya.

"Dasar Anak kurang ajar,Aku sudah ingatkan Kamu,jangan berhubungan lagi dengan wanita itu,tapi Kamu malah bertemu dan bahkan menjalin hubungan dengan Dia!"

Teriak Tuan Faisal dengan keras,terlihat garis polisi ada di sepanjang jembatan,dan juga tim penyelamat ada di mana,sopir taxi yang tadi di selamatkan sudah di bawa ke rumah sakit.

"Selamat pagi Tuan,Nyonya!"

"Selamat pagi!"

Jawab Tuan Faisal,seorang komisaris menghampiri mereka.

"Dari hasil TKP,kecelakaan ini dapat di simpulkan kalau ini terjadi karena sebuah pembunuhan,ada seseorang yang sengaja merencanakan kejadian ini,dan juga si pembunuh mengetahui kalau jembatan ini sedikit rusak,jadi menggunakan jembatan ini untuk menabrak mobil taxi!"

Jelas,polisi.

"Pak,segera nya mengusutkan kasus ini,Saya ingin segera menantu saya di temukan!"

"Kami akan melakukan yang terbaik,dan juga Kami telah memeriksa cctv jalan,cepat atau lambat semua akan terungkap"

Sambung Polisi itu,yang sedari tadi melihat ke arah Bara,kecurigaan nya tertuju kepada Bara.

"Kita akan menunggu sopir taxi siuman,agar bisa menggali informasi dari nya!"

"Baik Pak,terimakasih!"

Tuan Faisal berjabat tangan dengan Polisi,Bara hanya bisa tertunduk lemah,saat ini Dinda belum di temukan,Bara terus saja menatap ke arah sungai,ia yakin Dinda masih disana dan masih hidup.

"Kita pulang dulu!"

Ajak Tuan Faisal,namun Bara menolak nya.

"Aku mau disini,Dinda belum di temukan,Aku ingin menunggu Nya!"

"Ayo,pulang dulu,nanti biar kan tim penyelamat saja yang menyelam !"

Tegas Nyonya Ratih,memegang bahu Bara.

Dengan paksaan ibunya,Bara pun ikut pulang ke rumah Ardiansyah.

Sepanjang jalan ,Bara terbayang kisah nya dengan Dinda,Bara teringat akan tawanya Dinda,keusilan Dinda,dan juga cerewet nya Dinda,ia mengingat itu semua.

Sambil menyetir,Bara mengingat semua itu,betapa bodohnya ia menyia-nyiakan cinta Nya,betapa sulit bagi nya sekarang untuk menemukan Dinda kembali.

Bugh !

"Bodoh,bodoh Kamu Bara!Pria sialan Kamu Bara!"

Bara memaki dirinya sendiri,karena sudah membuat Dinda menghilang,bahkan saat ini Bara lebih sedih dari sebelumnya,ia merasakan kehilangan yang paling berat dari dalam hidup nya,Bara pernah berpisah dengan Aira namun tidak sesedih dan sesakit saat ia kehilangan Dinda seperti saat ini.

"Din,dimana Kamu,maafin Bara Din..!"

Gerutu nya dalam mobil.Ponsel Bara bergetar.

Dzzzrrt..

Dzzzrrt..

"Hallo Yah!"

Bara segera mengangkat nya,ia berharap dapat mendengarkan kabar tentang Dinda.

"Cepat pulang!"

Titah Ayah nya dengan lantang,Bara dapat merasakan kalau Ayah nya saat ini sedang marah.

"Iya"

Jawab nya sebelum panggilan terputus.

Bara segera melajukan mobil nya ke arah rumah Ardiansyah,Bara berharap kalau Ayah nya sudah mendapat kan informasi mengenai Dinda.

Ckiiitttt!

Bara segera menghentikan mobil nya di depan rumah,ia segera turun dan berlari ke dalam rumah.

Ceklek !

Bara menghampiri Ayah dan Mama nya yang berada di depan tangga.

Plak !

Satu tamparan membuat Bara kaget,rumah sudah di hiasi dengan pernak pernik ultah untuk menyambut ultahnya Dinda.

Nyonya Ratih hanya terdiam,ia tidak akan melawan sang suami,karena ia tahu apa yang di lakukan anaknya adalah hal yang paling fatal.

Tuan Faisal setelah menampar Bara,ia melemparkan semua foto ke arah Bara,foto itu di kirim oleh orang suruhan Tuan Faisal.

Di dalam foto tersebut,terdapat Aira dan juga Bara yang sering bertemu dan jalan bersama,bahkan pernah Bara menginap di tempat Wanita itu.

Tuan Faisal dapat mengerti bagaimana rasa sakit yang selama ini di tahan Dinda,Tuan Faisal dapat merasakan kesedihan yang di alami oleh menantu kecil nya itu.

"Kenapa Kamu masih menemui Wanita itu,dan berhubungan dengan Nya?Kamu tahu hal yang sebenarnya terjadi?"

Tuan Faisal menatap ke arah Bara penuh amarah,Bara tertunduk,ia tidak berani membantah ucapan sang Ayah.

"Ayah tenang,nanti darah tinggi Mu kambuh!"

Ucap Sang istri,

"Biar,biarlah Aku mati,Aku sudah capek memperingati anak kurang ajar ini,bahkan Dia lebih jahat dari penjahat luaran sana!"

Teriak Tuan Faisal dengan lantang.

"Mulai hari ini Aku tidak ingin Kau kembali menjadi pilot,Aku ingin Kau bekerja bersama dengan Kakak Mu!"

Sambung Tuan Faisal,karena ia tidak ingin Bara bertemu dengan Aira lagi.

"Yah,menjadi pilot adalah keinginan Ku,Aku tidak mungkin tidak bekerja disana !"

Bantah Bara,yang mendongakkan kepala nya.

"Anak sialan,Kau masih berani melawan Ku?"

Tanya Tuan Faisal lagi,namun kali ini Bara benar-benar tidak memiliki alasan lagi untuk menolak permintaan Ayahnya.

Bara segera pergi ke kamar nya,tanpa menjawab pertanyaan terakhir Tuan Faisal.

"Sayang kamu tenang dulu,nanti darah tinggi Mu kambuh,kalau terus-terusan marah!"

Nyonya Ratih menenangkan Suaminya.

Tuan Faisal mengangguk nya,lalu mengajak sang istri untuk istirahat di kamar.

Sampai di kamar,Bara menatap ruangan itu dengan tatapan hampa nya,dulu ada Dinda yang setiap kali ribut dan berantem bersama.

Namun,hari ini semua itu berbeda,ruangan itu hampa,tidak ada tawa dan rengekan Dinda yang seperti biasanya.

"*Sapi Banggala..!"

"Aa Bara Kamu jahat!"

"Bara Kamu membuat Ku kecewa!"

"Sapi Banggala,Aku tidak akan kembali ke sisi Mu*!"

Suara - suara aneh itu terus muncul di dalam kamarnya,membuat Bara frustasi.

"Aaaaaaaaaaaah!"

Teriak Bara dengan keras,dan terduduk di lantai kamar nya,ia mere mas rambut nya dengan kasar,lalu menatap ke arah ranjang,ia melihat sosok Dinda yang duduk disana.

"Bara,liat lah diri Lo yang dulu begitu bangga,sekarang Lo nyesal kan?Ha...ha..ha..!"

Suara tawa Dinda bergema di dalam kamar,membuat Bara semakin stres.

"Din,maafkan Aku,tolong kembali lah!"

Ujar Bara yang berjalan ke arah ranjang,dimana bayangan Dinda sebelumnya duduk disana.

Begitu Bara mendekat bayangan tersebut menghilang.

"Aa,Kamu jahat,Kamu membuat Aku begitu menderita!"

Lirih Dinda berdiri di depan jendela,Bara menoleh lalu menatap nya dengan sendu.

"Din,Aku tau Aku salah,tolong jangan pergi,biarkan Aku menebus kesalahan Ku,Aku mohon Din"

Bara bersujud di lantai,seketika bayangan Dinda pun menghilang,itu benar-benar membuat Bara tertekan.

Ini rasa sakit yang lebih sakit dari sebelum nya,mata nya berkunang-kunang,pikiran nya melayang,tubuh nya melemah sehingga membuat Bara kehilangan kesadarannya.