Nia terpaksa menikah dengan Abizar untuk balas Budi. Karena suatu alasan Nia harus merahasiakan pernikahannya termasuk keluarganya. Orang tua Nia ingin menjodohkan Nia dengan Marcelino. Anak dari teman papanya.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Abizar dan Nia ? Siapakah yang akan di pilih oleh Nia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merindukan Masakannya
Hari ini keluarga Adam Mark mengadakan acara pertunangan anak putra satu-satunya yaitu Kurniawan Ferdian Mark dengan kekasihnya Maudya Putri Handoko. Pesta pertunangannya diadakan di sebuah hotel mewah milik keluarganya.
"Ya, ampun. Kak Awan mukanya kenapa tegang gitu." Nia menepuk-nepuk pipi kakaknya agar lebih terlihat santai. Awan menarik tangan Nia kemudian memeluk erat tubuh adiknya itu untuk menghilangkan rasa gugupnya yang sebentar lagi akan memasangkan cincin di jari wanita yang di cintanya.
"Tenanglah, kak. Ini hanya tunangan, bukan menikah." ucap Nia menenangkan kakaknya. Awan mengurai pelukannya dan menatap wajah Nia.
"Memangnya kau pernah menikah dan tau bagai mana rasanya ?"
Nia menelan ludahnya mendengar pertanyaan Awan. "A-aku hanya..."
Panggilan dari seorang pengurus WO membuat Nia tidak meneruskan kalimatnya. Karena Awan sudah harus naik ke panggung sekarang. Nia mengusap dadanya untuk menetralkan rasa takutnya. Takut jika Awan mengetahui jika dia memang sudah menikah.
Acara pertunangan Awan dan Maudy berlangsung lancar. Tepat pukul sebelas malam Nia dan keluarganya sudah sampai di rumahnya. Nia menuju kamarnya. Setelah mandi dan berganti pakaian Nia langsung tertidur karena kecapean.
Hari berganti dengan begitu cepat. Saat ini Nia yang masih sibuk dengan pekerjaannya di kantor mendapatkan sebuah pesan masuk. Nia tersenyum melihat layar ponselnya yang ternyata pesan dari Abizar.
Nia segera merapikan pekerjaannya dan bersiap-siap untuk turun kebawah karena saat ini Abizar sudah menunggunya.
"Kenapa mendadak sekali ?" tanya Nia begitu Ia masuk ke dalam mobil Abizar.
"Aku sengaja ingin memberikan kejutan." Abizar tersenyum melihat kearah wanita yang beberapa hari ini dirindukannya.
"Kapan kau pulang ?" tanya Nia setelah Abizar menjalankan mobilnya.
"Aku baru saja sampai dan langsung menjemputmu." ucap Abizar dan itu berhasil membuat hati Nia merasa berbunga.
"Kita mau makan di mana ?" tanya Nia mengalihkan pembicaraan.
"Apa kau sedang banyak pekerjaan di kantor ?" Abizar menjawabnya dengan pertanyaan.
"Emm, tidak juga. Kenapa ?
"Aku ingin mengajak mu ke apartemen. Apa kau tidak keberatan untuk membuatkan makan siang untuk ku ?"
Nia tertawa mendengar permintaan Abizar.
"Aku serius Nia."
Dan di sinilah mereka sekarang. "Apa sudah selesai ?" tanya Abizar yang melihat Nia mulai mengatur makanan di atas meja. Harum bau masakan yang begitu menggoda membuat Abizar tak sabar untuk segera mencicipinya.
Nia mengambilkan nasi beserta lauknya kedalam piring dan meletakkannya di depan Abizar. "Makanlah"
Dengan semangat Abizar langsung menyantap makanannya. Abizar baru mengakhiri makannya setelah tiga kali tambah. "Rupanya perjalanan jauh membuat mu sangat kelaparan." ucap Nia yang sejak tadi memperhatikan Abizar begitu lahap menyantap makanannya.
"Tidak juga. Aku rindu dengan masakan mu. Sudah lama kau tidak memasak untuk ku." jawab Abizar santai sambil mencuci tangan dan mengelap mulutnya.
Setelah makan Nia dan Abizar berbagi tugas membersihkan dapur dan mencuci piring. "Setelah ini kau ingin pulang atau mau menginap di sini ?" tanya Abizar sambil mencuci piring.
"Mana mungkin aku menginap." jawab Nia
"Mama pasti akan menanyakan kenapa aku tidak pulang." lanjutnya lagi.
"Apa orang tua mu sangat protektif ?" tanya Abizar
"Iya. Mereka tidak mau anak-anaknya salah pergaulan. Apalagi aku seorang perempuan."
"Tapi dulu kau tinggal sendiri di sini dan orang tua serta kakak mu di luar negeri." Abizar mengingat waktu mula-mula mereka bertemu.
"Waktu itu aku beralasan sedang kuliah dan dua bulan lagi akan selesai. Kemudian aku memohon agar mereka mengizinkan ku tinggal sendiri dengan syarat aku akan menuruti perintah mama dan papa. Setelah melihat tempat tinggal dan tempat kerja ku baru mereka mengizinkan aku tinggal sendiri." Nia menceritakan panjang lebar kepada Abizar bagaimana asalnya dia tinggal di kompleks perumahan itu.