Berpisah Karena Mandul

⚠️ Dilarang bomlike!

Ruang sidang mulai dipenuhi beberapa orang yang ikut andil dalam proses perceraian sepasang suami istri itu.

Cleo tampak tampan dibalut kemeja biru navi yang melekat pas di badannya. Dan juga Beauty tampak cantik dan anggun berbalutkan blouse putih di padu rok sepan berwarna hitam.

Penampilannya memang sederhana, namun memberikan kesan anggun pada dirinya.

Entah di hari perpisahan mereka saat ini, justru penampilan mereka terlihat berbeda. Untuk sesaat Beauty terpana akan ketampan pria yang berdiri di seberangnya. Ia jadi teringat saat pertama kali pria itu memutuskan untuk meminangnya beberapa tahun silam.

Begitu pula dengan Cleo. Saat tanpa sengaja pandangan mereka bersitubruk satu sama lain dan saling mengunci. Ada rasa rindu yang menggelora di hati keduanya, namun kenyataan takdir tak berpihak dalam kisah cinta mereka.

Wanita yang masih ada dihatinya kini duduk di seberangnya sebagai pihak penggugat dan dirinya lah sebagai pihak tergugat.

Bertepatan pula hari ini jadi pernikahan mereka yang ke 4 tahun. Rumah tangga mereka sudah hancur tak berbekas. Segalanya di renggut oleh hadirnya sosok orang ke tiga yang mampu memberi keluarga Sinatrya seorang keturunan.

Beauty duduk dengan tenang. Pandangannya lurus kedepan, namun sesekali ekor matanya mengintip kearah laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya.

Saat pandangannya jatuh kearah wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya, buru-buru ia memalingkan pandangannya kearah lain.

Matanya memanas. Kini bukan dirinya lagi yang bergelanyut manja pada lengan kekar nan kokoh itu.

Ini lah jalan terbaik. Semoga kelak aku tak menyesalinya. Dan juga semoga mas Cleo menemukan kebahagiaan yang hakiki dalam rumah tangganya yang sekarang.

Persidangan pun di mulai. Keadaan ruangan pun terasa tegang karena jaksa membacakan tuntutan dari pihak penggugat. Pihak tergugat pun mendengarkan dengan seksama tanpa menyangkal apa yang sudah di bacakan oleh jaksa penuntut umum.

Pihak tergugat pun juga tidak mengajukan proses mediasi sebagaimana yang Ketua hakim sarankan. Jadi persidangan berakhir lebih cepat daripada biasanya karena tidak adanya tuntutan yang bersifat signifikan seperti harta gono gini dan sebagainya. Namun pihak Cleo tetap memberi kompensasi sebagai wujud tanggung jawabnya untuk yang terakhir.

"Maka dengan ini Ketua hakim memutuskan tuan Cleo Sinatrya telah sah bercerai secara hukum dengan nyonya Beauty Edelweiss!" ucap Ketua Hakim dengan tegas di iringi getok palu sebanyak 3 kali.

Setelah sidang keputusan dibacakan. Cleo terlihat terduduk lemas. Laki-laki tampan itu terlihat menyeka sesuatu yang jarang keluar dari kedua sudut matanya.

Ia menyesal dengan keputusannya saat ini, berpisah dengan orang yang telah menemaninya beberapa tahun belakangan ini tidaklah mudah. Meski namanya masih bertahta dihatinya, namun pengkhianatan yang telah ia lakukan cukup menyakiti hati wanitanya.

Begitu juga dengan Beauty. Wanita itu terlihat begitu tegar. Ia berusaha menebarkan senyum meski hatinya terasa perih. Saat menjabat tangan pria yang kini sudah menjadi mantan suaminya, tiba-tiba Cleo menarik tubuhnya ke dalam pelukan pria tersebut.

"Pelukan terakhir sebagai tanda perpisahan. Jujur sebenarnya aku tak ingin berpisah denganmu Bee!" bisik Cleo sambil memeluk Beauty erat seolah tak ingin melepaskannya lagi.

"Semoga perpisahan kita ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga untuk kita ke depannya mas. Dan mas harus bisa menjadi kepala keluarga yang bijak, sebentar lagi mas akan menjadi ayah. Selamat ya!" balas Beauty sambil melirik singkat kearah Tere yang perutnya semakin membesar dari terakhir kali mereka bertemu.

"Bee! Jujur aku tak ingin berpisah denganmu! Kebersamaanku bersama Tere adalah sebuah kekilafanku!" lirih Cleo seakan enggan berpisah.

"Mas! please lepasin! mas harus bisa menerima dan mencintai Tere sepenuh hati. Dia adalah calon ibu dari anak-anakmu mas. Bee doakan kalian bahagia sampai maut memisahkan!" tegas Beauty lalu dengan sekuat tenaga melepas pelukan mantan suaminya untuk yang terakhir kali.

"Dan aku balikin cincin pernikahan kita ini mas! Terima kasih untuk warna yang sudah mas lukis dalam hidup Bee. Bee harap mas tak akan melakukan kesalahan seperti ini lagi," imbuhnya seraya melepas sebuah cincin berlian dari jari manisnya.

Setelahnya, wanita berlesung pipi itu beranjak pergi karena tak tahan dengan tatapan menusuk dari istri muda mantan suaminya itu.

Sedangkan Cleo hanya bisa menatap hampa kepergian wanita yang masih ada dihatinya itu. Desakan dari mama Dewi beserta istrinya Tere membuat Cleo tak mempunyai pilihan untuk mempertahankan rumah tangganya bersama Beauty.

Sampainya di luar gedung pengadilan, langkah Beauty berubah gontai. Ia memasuki mobil dengan tak bersemangat. Saat pintu tertutup, air mata yang sedari tadi ia tahan pun tak terbendung lagi. Wanita itu menangis sejadi-jadinya.

Bohong! kalau ia sudah iklas. Bohong! kalau ia sudah tidak mencintai pria itu lagi. Nyatanya ia masih mencintainya. Cintanya terlalu dalam ke Cleo hingga membuatnya memilih berpisah karena Beauty merasa menjadi wanita yang tak berguna.

Ia tak mampu memberikan apa yang suaminya harapkan, hingga berakhir dengan perselingkuhan. Salahkan saja dirinya yang harus menjadi wanita mandul. Karena setiap pernikahan pasti mengharapkan seorang keturunan.

"Kita jalan pak, tolong antarkan saya ke kost saya saja," perintah Beauty kepada sopir yang di tugaskan Juna untuk mengantarnya.

Pemuda itu tak bisa menemani sidang perceraiannya karena harus kembali ke kantor pusat lebih awal. Dan juga menurut Beauty, Juna tak ada sangkut pautnya dengan perceraiannya. Bahkan mereka tak memiliki hubungan apapun selain hubungan atasan dan bawahan.

"Baik bu."

Mobil pun melaju dengan perlahan menuju kota A. Sepanjang jalan Beauty tak hentinya menangis. Rasa sedih, kecewa bercampur jadi satu. Kecewa karena gugatannya dengan mudah pihak Cleo terima begitu saja. Sedih karena hubungan yang terjalin selama 6 tahun lamanya berakhir sia-sia. Karena baginya 6 tahun itu bukan waktu yang singkat untuk menjalin suatu hubungan.

Ma? apa masih ada laki-laki yang mau menerima kekurangan Bee ini? Bee hanya wanita cacat! masih pantaskah Bee untuk bahagia?

Tak berselang lama, mobil yang di tumpangi oleh Beauty sampai di kosannya. Di depan kostnya sudah berdiri Bety sahabatnya yang menanti kedatangannya.

"Bee, bagaimana?" tanya Bety hati-hati.

"Sudah game over Bet!" balas Beauty singkat. Tanpa mengindahkan keberadaan Bety, Beauty masuk begitu saja ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

"Bee! kamu nggak apa-apa kan?" tanya Bety khawatir.

"Aku nggak apa-apa Bet, aku lagi ingin sendiri. Lebih baik kamu pulang saja," usir Beauty dengan halus dari balik pintu.

"Oh...baiklah, jaga dirimu baik-baik ya. Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku," teriak Bety dari luar.

"Oke Bet, don't worry I'm fine."

Setelah mendengar derap langkah Bety yang mulai beranjak pergi, kembali air mata Beauty tumpah tak terbendung.

Tidak ada hati lain yang bisa mengerti, berpisah dengan laki-laki yang masih bertahta di hatinya bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi merelakannya untuk bersama wanita lain. Rasanya seperti memaksa menelan racun dalam tenggorokan.

Jangan lupa dukungannya tinggalkan like, koment dan favorit ya..

Kalau tidak suka bisa skip saja..

Selamat membaca 😘😘