Saqueena Khanza Humaira, dokter obgyn berusia 27 tahun ... berparas cantik dan memiliki kepribadian unik, terpaksa menikah dengan seorang driver ojek online karena nazar atau janji yang terlanjur diucapkan oleh ayahnya.
Pernikahan tanpa didasari oleh rasa cinta, akankah memberi kebahagiaan? Ikuti kisahnya .... 🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Go-Sukses
Happy reading 😘😘😘
CEKLEK
Khanza membuka daun pintu dengan perlahan. Ia tersenyum kala mendapati suaminya tertidur di sofa yang berada di dalam ruangannya.
Tubuh di bawanya mendekat ke sofa lantas ia mendaratkan kecupan di dahi suami handsomenya ....
"Ngga, kamu beneran tidur?" Khanza beranjak duduk di tepi sofa lalu menepuk-nepuk pipi Rangga dengan lembut, memastikan suaminya benar-benar tidur atau sedang berpura-pura tidur.
"Ngga, kalau kamu nggak bangun, aku tinggal lagi ya? Masih ada beberapa pasien yang harus aku tangani --" Ucapan Khanza terpangkas saat tangan kekar Rangga melingkar di pinggangnya.
Pria berambut gondrong itu membuka netra diikuti lengkungan bibir.
"Jangan tinggalin aku lagi donk, Za! Aku udah nunggu kamu sampai kebablasan tidur lho," ujar Rangga memohon. Ia dorong pinggang istrinya hingga tubuh mereka saling menempel.
"Ngga, jangan kaya' gini donk! Malu tau' kalau ada yang lihat."
"Malu kenapa sayang? Kita 'kan udah halal," sahut Rangga cuek.
"Ihhhh, dasar suami o-mes. Susah ya dibilangin. Nanti kalau tiba-tiba ada yang masuk ke ruangan ini, gimana coba? Pasti mereka nyangka, kita nggak ngerti adab."
"Yaudah, kita ke hotel atau ke villa aja Za. Biar nggak ada yang tiba-tiba masuk dan kita bisa melakukannya sesuai adab," goda Rangga sambil terkekeh.
"Ngga, please! Lepasin aku ya! Nggak enak sama bunda Nabila. Pasti beliau udah nunggu."
"Za, tadi aku udah minta ijin ke bunda. Hari ini, aku ingin membawamu ke suatu tempat. Bunda udah nge bolehin kog."
"Tapi kasihan bunda Nabila. Beliau pasti riweh menangani pasien yang lumayan banyak, Ngga."
"Kan ada rekan dokter yang lain, Za. Lagi pula, Dokter Ayunda Kirana dan Dokter Sindy sudah tiba di rumah sakit ini sekitar satu jam yang lalu, saat kamu masih di dalam ruang operasi."
"Maksudmu, bunda dan tante Sindy saat ini berada di rumah sakit ICPA?"
"Iya sayang."
"Tapi, kenapa sebelum tiba di rumah sakit ini, bunda nggak ngasih tau aku ya Ngga?"
"Mungkin beliau tau jika putrinya sedang sibuk atau sengaja ingin memberi surprise untuk kamu Yank," ujar Rangga sambil mengeratkan tangannya.
"Ngga, sesek. Lepasin donk!" rengek Khanza sembari berusaha melepaskan diri.
"Nggak. Aku nggak mau ngelepasin kamu, Khanza sayang. Panggil aku 'Mas' dulu, baru aku lepasin!"
"Jiaahhaha, Mas? Duch Ngga, serasa geli aku tuch kalau manggil kamu 'Mas'." Khanza tertawa saat ia menyebut suaminya 'Mas'. Khanza belum terbiasa, bahkan ia merasa aneh bin geli.
"Dibiasakan, Za! Kata kak Ida, biar kita semakin sweet."
"Kak Ida?" tanya yang terucap diikuti kerutan di dahi.
"Heem. Kak Ida tetangga kita, Za. Yang rumahnya bersebelahan dengan bapak kepala desa," jawabnya seraya menjelaskan.
"Owhhh." Khanza hanya membalas ucapan suaminya dengan ber owh ria.
"Gimana, Za? Mau aku lepasin tapi dengan satu syarat, kamu manggil suami tampanmu ini 'Mas'! Atau, posisi kita tetep seperti ini sampai ada orang yang masuk, hmm?"
Khanza menghela nafas dalam sebelum akhirnya menuruti permintaan suaminya.
"M-Mas."
Bibir Rangga melengkung. Ia merasa teramat senang karena Khanza bersedia memanggilnya 'Mas'.
"Lagi donk sayang!"
"Mas."
"Kurang keras."
"Mas."
"Sekali lagi!"
"Mas."
CUP
Rangga menyambar bibir ranum istrinya. Meski terkesiap dengan serangan bibir Rangga yang tiba-tiba, Khanza tidak menolak bahkan ia membalasnya.
CEKLEK
Seseorang membuka pintu ruangan Khanza. Netranya berotasi sempurna saat menyaksikan adegan yang cukup membuat dirinya fanas dingin.
"Rangga ... Khanza. Kalian menodai penglihatanku," ujar orang itu sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Rangga dan Khanza teramat kaget dengan kehadiran orang itu. Sontak, keduanya segera melepas pagutan bibir lalu beranjak duduk.
"Mas Kean, kenapa nggak ngetuk pintu dulu sich!" ketus Khanza dengan memasang wajah cemberut untuk menutupi rasa malu yang luar biasah karena kepergok sedang memagutkan bibir.
"Udah. Aku udah ngetuk pintu berulang kali, Za. Kalian aja yang nggak denger karena terlalu asik ber-ehem di ruangan ini," sanggah Keanu sambil menahan tawa.
"Ishhh Mas Kean menyebalkan. Aku 'kan jadi malu setengah hidup." Khanza bermonolog di dalam hati.
"Mas, kita berangkat sekarang aja gimana?" ujar Rangga. Pria berambut gondrong itu lantas beranjak dari sofa diikuti oleh Khanza.
"Okey, Ngga. Semuanya udah siap kog," jawab Keanu disertai seutas senyum.
"Memangnya, kalian mau pergi ke mana, Mas?" Khanza melisankan tanya dengan menautkan kedua pangkal alis.
"Ke suatu tempat sayang. Bukan hanya aku dan Mas Kean aja, tapi kamu juga harus ikut Yank!" Rangga mengulas senyum dan menggengam tangan kekasih halalnya.
"Tapi, Mas --"
"Nggak ada kata tapi. Kamu harus ikut bersama kami Yank, sebab hari ini kafe kita akan diresmikan," tutur Rangga.
"What? Aku 'kan belum memberimu modal untuk mendirikan kafe, Mas. Bagaimana bisa, hari ini kafe kita akan diresmikan?"
Rangga dan Keanu terkekeh melihat ekspresi Khanza. Kedua lelaki itu sudah mengira, Khanza comel bakal terkejut jika mengetahui bahwa Rangga sudah mendirikan kafe dengan uang pribadinya.
"B aja Za! Nggak usah terkejut kek gitu! Meski kamu nggak ngasih modal, Rangga sudah mempunyai banyak uang. Dia bukan hanya driver ojek online Za, tapi owner Go-Sukses."
Netra Khanza berotasi sempurna. Keterkejutannya kian bertambah saat ia mengetahui kebenaran bahwa suaminya seorang owner Go-Sukses, perusahaan yang menyediakan jasa ojek online.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung .....
Beri semangat author dengan selalu meninggalkan jejak like 👍
Tinggalkan komentar
Klik love ❤ untuk fav karya
Beri gift berupa poin, koin, atau vote jika berkenan mendukung karya author
Boleh juga share di sosmed kakak-kakak terlove jika kisah Khanza ini menginspirasi ☺
Trimakasih dan banyak cinta....❤😘