Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?
Rama & Irna
Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?
Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan
Instagram Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biarkan Bukti Yang Berbicara
Suamiku Pria Tajir #31
Oleh Sept
Rate 18+
Apa yang ditakutkan Arya akhirnya terjadi, Nur mengetahui sesuatu yang ia tutupi selama ini. Dulu, ia sama sekali tidak peduli. Kasak-kusuk di sekitarnya, anggapan miring semua ia anggap bagai angin lalu. Selalu menutup mata dan telinga.
Arya tidak pernah ambil pusing dengan gosip negative yang ditujukan padanya. Namun, sekarang semua sudah jauh berbeda. Ia sangat peduli dengan kabar jelek di luar sana karena ingin menjaga sebuah hati. Hati seseorang yang pasti terluka bila mendengar perkara buruk tentang dirinya, dan pemilik hati itu adalah Nur Azizah. Istri yang semulai ia nikahi tanpa rasa cinta sebelumnya.
Klek Klek Klek
Berkali-kali ia memutar handle pintu. Nur berusaha tetap ingin keluar. Wanita itu masih belum percaya dengan suaminya. Apa Nur merasa Arya sudah menghianati dirinya? Mengapa dia sangat marah pada Arya? Apa cintanya sudah sebesar itu, hingga menimbulkan kecewa yang dalam. Nur sendiri tidak yakin, yang ia tahu hanya rasa marah. Hanya kesal bila mengingat video itu.
"Buka pintunya sekarang," titah Nur.
"Dengarkan aku dulu!" Arya menarik paksa tangan Nur untuk mendekat ke arahnya. Kalau tidak ditarik, Nur pasti akan mundur dan terus menjauh. Seolah jijik padanya.
"Mas Arya nggak bisa membodohi Nur lagi, Mas kira Nur akan percaya?" Nur menghempaskan tangan Arya dengan kuat, membuat pegangan pria itu terlepas.
"Nur!" pekik Arya dengan tatapan nanar.
"Jangan dekat-dekat, tolong jangan dekat-dekat!" Nur beringsut, ia seolah jijik pada pria itu. Tindakan Arya di rasa Nur sangat menyimpang. Alasan Dijebak adalah alasan paling klise. Dan Nur sama sekali tidak percaya itu.
"Harus dengan cara apa kamu baru percaya kalau aku pria normal?" tanya Arya. Ia menantang Nur dengan wajah miris dan terlihat sama terlukanya.
Sekarang Nur yang diserang rasa bimbang, ia sendiri tidak tahu. Cara apa yang membuat ia percaya pada pria di depannya itu. Nur sebenarnya sedang dilema, karena cemburu pada pria lain. Bukan malah wanita lain, itu yang kecewanya luar biasa. Merasa dihianati, tapi Nur sadar diri, Ia siapa? Tapi, tetep saja hatinya terasa sakit.
"Nur mau keluar," ucap Nur kemudian.
"Berani melangkah, aku tidak bisa menjaminmu!" ujar Arya setengah mengancam. Mungkin karena sudah putus asa, hingga ia melakukan cara lain untuk mencegah Nur keluar dari kamar.
Nur mendongak, ia menatap Arya penuh tanya. Ketika melihat sorot mata Arya, Nur langsung memalingkan wajahnya. Merasa tidak nyaman dengan tatapan itu.
"Aku akan tunjukkan padamu, bahwa video itu tidak benar!"
"Mas Arya mau ngapain?" Nur panik saat melihat Arya mengendurkan dasi. Ia beringsut, semakin mundur karena Arya mulai membuka jas hitam yang dikenakan.
"Mas mau apa?" tanyanya sekali lagi dengan bibir bergetar.
"Aku sudah katakan padamu, dan sepertinya kamu tidak percaya. Bahkan, sudah ada janin dalam perutmu. Tapi sepertinya aku harus membuatmu lebih yakin. Biar hatimu puas!" Ada sedikit emosi dalam tiap kata yang Arya ucapkan. Mungkin dia juga kecewa, semalam mereka sudah melakukannya. Tapi itu sepertinya tidak ada artinya bagi Nur.
"Hentikan! Tolong hentikan!" ucap Nur dan langsung berbalik.
Tidak peduli, Arya terus melakukan aksinya. Ia terlanjur kesal, kalau tidak begini Nur pasti akan terus meragukan dirinya.
"Apa harus dengan cara begini agar kamu percaya?"
Arya menyentuh pundak Nur, memutarnya hingga menghadap tepat ke arahnya.
Nur memejamkan mata, tidak mau menatap.
"Buka matamu! Lihat baik-baik!"
Nur menggeleng keras. Tidak tahu, tiba-tiba ia merasa takut. Tidak berani menatap Arya yang ada di hadapannya. Nur semakin merapatkan matanya, tak kala tangan Arya menyentuh kulitnya.
"Teruskan saja kamu menutup mata, Nur. Kali ini aku bisa buktikan tanpa kamu melihatnya!"
Seketika Nur langsung membuka matanya lebar-lebar, ia mendorong tubuh suaminya yang sangat dekat itu. Nur mau kabur ke sisi yang lain, tapi Arya langsung memeluknya dari belakang.
"Sudah seperti ini, kamu masih meragukan kejantananku? Tega sekali kamu, Nur!" sindir Arya dengan lembut.
Nur semakin bingung, hatinya sepenuhnya percaya Arya memang pria. Lalu bagaimana dengan rekaman Arya yang ada di atas ranjang yang sama dengan seorang pria, dan itu tanpa busana. Bagaimana ia mau percaya? Sedangkan ada bukti yang sangat kuat. Benar-benar membuat dilema.
Melihat Nur diam membatu, Arya menghela napas dalam-dalam. Pria itu kemudian beralih, ia beranjak dan sekarang berjongkok di depan Nur. Membelai perut Nur yang masih merata.
Arya menarik napas, lalu berdiri kembali.
"Aku memang sempat tidak tertarik pada wanita lagi Nur, bahkan membenci pernikahan. Tapi bukan berarti aku suka pria. Itu ada alasannya! Aku sempat berencana menikahi gadis itu. Tapi itu dulu, dulu sekali. Saat aku masih muda dan seusia denganmu."
Nur memasang telinganya, ia ingin mendengar cerita masa lalu Arya yang membuatnya penasaran. Dan mengapa berakhir satu ranjang dengan pria? Terong makan terong.
"Hidupku terlalu bebas ketika di luar negri, begitu juga dengan kekasihku."
Mendengar kata kekasih, hati Nur tersentil dan merasa tidak nyaman.
"Wanita itu mahluk paling menjijikkan!"
Nur langsung mendongak, sorot matanya penuh tanda tanya.
"Suatu hari, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Dia melakukan hal gila, dan sebaiknya kamu tidak tahu."
Arya terlihat berat meneruskan ceritanya.
"Katakan! Katakan apa yang dilakukan gadis itu?" Nur sudah penasaran, mana boleh Arya memutus ceritanya di tengah jalan.
"Cih ... kamu sedang hamil. Cerita seperti ini tidak cocok untukmu," ucap Arya. Pria itu lalu berjalan meninggalkan Nur. Rasanya bicara sejak tadi membuat ia haus. Tenggorokan terasa jadi amat kering.
"Katakan! Apa yang dilakukan gadis itu?" serang Nur. Ia terus mengikuti Arya dari belakang. Rasa penasaran Nur sudah membuncah.
"Kamu yakin ingin tahu? Aku sudah mengingatkan sebelumnya. Lebih baik kamu tidak tahu."
"Ini pasti karangan Mas Arya!" Nur yang kesal malah menuding Arya berbohong dan mengarang cerita.
"Ngeyel sekali kamu, Nur! Baiklah, akan aku praktekan langsung. Apa yang dilakukan gadis itu di belakanganku."
Nur panik, mau lari tapi sudah terlambat. Bersambung.