(PROSES REVISI)
Tak disangka gadis yang menikah karena mengganti hukuman ayahnya kini mengubah hidup Javier De Willson.
Gadis itu bagai pelangi yang datang selepas badai. Mengisi kesepian dan kehampaan hidup seorang mafia kejam ini.
Kisah cinta mereka yang lika liku harus berakhir dengan terbongkarnya identitas asli Sky Alexander.
Javier memilih meninggalkan Sky karena garis keturunan istrinya itu.
Akan kah mereka kembali bersama?
Cerita ini di bumbui oleh kekocakan tingkah Athes and the geng... anak buah Javier De Willson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thenia12 Nurhalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#32
Sky perlahan berjalan menghampiri Javier yang sedang menyenderkan punggungnya di sofa dengan sesekali meracau tidak jelas.
Sky menelan Saliva nya susah payah, ia tidak pernah mendekati orang mabuk tapi sekarang malah harus menemani suaminya sendiri.
Ia duduk dengan hati hati disamping Javier, tapi nihilnya Javier malah melirik keberadaannya.
"Ah, istriku. Kau disini." Ia berbicara setengah sadar.
"A-aku."
Greepp
Javier langsung menarik Sky membawa ke pelukannya, ia mengelus puncak kepala Sky dengan lembut.
Sky bisa merasakan aroma alkohol yang begitu kuat apalagi minuman itu sampai membasahi baju suaminya. Sky menutup hidung dengan tangan nya karena tak kuat mencium bau alkohol.
"Kenapa kesini hm? Kau merindukanku?"
cup
Javier mencium puncak kepala Sky.
"Ba-bagaimana kalau kita ke kamar."
Javier menggeleng. "Aku ingin disini--- bersamamu..."
"Diamlah. Tubuhmu begitu nyaman."
Javier mempererat pelukannya, ia yang merasa Sky tidak balik memeluknya akhirnya sedikit menunduk memandang wajah istrinya.
"Kenapa kau tidak mau memelukku?!"
Sekretaris Han bilang dia harus menenangkan suaminya, terpaksa Sky memeluk tubuh Javier. Javier pun tersenyum.
Tidak jauh dari sana sekretaris Han berdiri melihat mereka. Ia menarik sudut bibirnya.
Tebakan ku benar bukan, hanya kau nyonya Sky yang bisa menenangkan dia.
Ia mengambil ponsel di saku dan menelpon Carla.
"Datang lah kemari besok pagi. Hubungan anda dan Tuan Javier akan segera di selesaikan."
"Tapi aku tidak mau ce-"
tut
Sekretaris Han mematikan telpon sepihak, mungkin sekretaris yang sebenarnya tidak akan berani bersikap seperti itu terhadap istri tuannya.
Tapi ingatlah, Carla hanya istri bisnis. Sekretaris Han hanya merasa ia perlu bersikap sopan kepada Sky Alexander saja.
Di sebuah sofa Javier memejamkan mata seraya memeluk Sky, ia masih setengah sadar buktinya tangan kekarnya masih mengelus lembut puncak kepala gadis itu.
Mereka diam dengan pikirannya masing masing.
Aku tidak tahu kalau om tua sepertimu bisa sedih juga. Apalagi kau begitu menyebalkan huh...
"Dad..." Sky mendengar Javier memanggil ayahnya.
"Daddy..."
Sky perlahan mendongak melihat wajah Javier semakin dekat, sampai hidung mereka bersentuhan.
Kau menangis lagi.
Air mata kembali keluar dari sudut mata Javier dengan nafas yang terasa tercekat, kini Sky melihat Javier bukan lagi sebagai pria menyebalkan tapi pria rapuh yang kesepian.
Dalam matanya yang masih menutup buliran air mata terus keluar.
"Ja-Javier kau baik baik saja?"
"Mom....hikss..."
Sky menghela nafas, ia tadi mendengar Javier tidak tahu keberadaan ibunya.
Jujur saja soal kehilangan seorang Ibu Sky pun ikut merasakan bagaimana sakitnya. Karena ibunya sudah meninggal.
"Aku mengerti perasaanmu, Javier. Kemari lah."
Akhirnya Sky lah yang membawa Javier ke dalam pelukannya, sekarang Sky lah yang mengelus puncak kepala suaminya itu.
Javier menangis di dalam pelukan istrinya, biarlah untuk hari ini Sky tidak perlu berdebat dengan suaminya.
Elusan tangan Sky beralih ke bahu Pria itu dengan wajah dirinya yang ia sandarkan di kepala Javier.
"Its okay. Aku merasakan apa yang kau rasakan juga, Javier. Memang menyakitkan, tak apa... menangis saja."
Sekretaris Han masih setia berdiri tak jauh dari sana, ia kembali tersenyum melihat Javier dan Sky.
Akan ku buat kau mencintai Javier, nyonya Sky. dan akan ku buat kau benar benar melupakan nona Zivania, tuan.
Ia pun pergi meninggalkan sepasang suami istri yang sedang berpelukan di malam hari.
Sekretaris Han tahu betul Javier belum benar benar melupakan Zivania mantan nya seratus persen, mengingat perkataan tuan nya di dalam pesawat kala itu.
Entah apa yang akan terjadi jika Zivania kembali pulang ke negara ini.
Intinya yang harus ia lakukan menaklukan hati tuan nya seratus persen hanya untuk Sky Alexander.
Beberapa menit kemudian akhirnya Javier berhenti menangis, ia masih menutup mata dalam pelukan Sky, tapi ia tidak tidur.
"Sky." Panggilnya.
"Hm?"
"Kalau kau depresi tidak boleh minum alkohol."
"Aku tidak pernah minum alkohol sekalipun dalam hidupku."
"Pernah," jawab Javier yang membuat Sky bingung sampai mengerutkan dahi nya.
"Tidak, aku tidak pernah."
"Pernah Sky. Kau minum alkohol yang aku berikan hari itu."
Javier terkekeh pelan, oh tentu saja kejujuran itu di dapatkan dari ketidaksadaran Javier karena alkohol.
"M-maksudmu?" Sky menunduk memandang wajah Javier meminta penjelasan.
Dan Javier malah kembali cekikikan, membuat Sky semakin penasaran.
"Apa maksudmu Javier?"
"Aku mencampurkan alkohol ke minumanmu ketika di hotel saat itu. Kau tidak sadar dan langsung menanda tangani surat perjanjian yang baru." Dan Javier kembali terkekeh setelahnya.
Sky terbelalak dengan penjelasan Javier, benarkan ini jebakan. Sudah jelas jelas ia ingat isi perjanjian awal tidak seperti itu.
"K-kau!!"
Javier menghela nafas dan kembali memeluk Sky dengan erat, membuat Sky akhirnya tak bisa marah.
"Diamlah! Sampai kapanpun kau tetap istriku walaupun surat perjanjian itu berubah sekalipun."
Sky menghela nafas menangkan perasaannya yang berkecamuk seketika. Ingin marah tapi ucapan Javier ada benarnya, ia akan tetap disini sekalipun surat perjanjian itu berubah.
Akhirnya Sky pun pasrah, membiarkan Javier memeluknya sampai akhirnya mereka tertidur di balkon dengan Sky yang memeluk tubuh kekar suaminya.
......💥💥💥......
Pagi pun tiba, Sky mengerjap ngerjapkan matanya, ia meregangkan otot ototnya di pagi hari.
matanya perlahan terbuka dan ketika membuka mata bukan langit pagi yang ia lihat, tapi langit langit kamarnya.
Sky seketika terbangun dan terduduk melihat sekelilingnya.
Kamar tidur? bukan kah ia tertidur di balkon bersama Javier malam itu.
Ia juga melihat kesamping, Javier tidak ada disana. Apa sebenarnya ini mimpi?
Tapi Sky mencoba mencium bajunya dan... tidak ini bukan mimpi. Jelas jelas bajunya bau alkohol, mungkin karena semalam ia memeluk Javier sampai alkohol itu mengenai bajunya sendiri.
Sky pun keluar dari ranjang hendak mengambil minum tapi sebelum menuruni anak tangga di bawah sana ia melihat Javier, Sekretaris Han dan Carla yang sedang berbincang.
Kenapa dia ada disini.
Sky mencoba mencondongkan telingan nya ke bawah sana, hal bodoh yang gadis itu lakukan. Mana bisa terdengar menguping dari jarak jauh.
Sekretaris Han bangkit dari sofa dan menaiki tangga, apa kehadirannya kembali tertangkap oleh mata sekretaris Han? kalau iya, hebat sekali dia.
Sky langsung membalikkan badan kala melihat sekretaris nya itu naik, ia pura pura sibuk menyisir rambut dengan jari tangannya.
"Pagi nyonya."
"Pa-pagi."
"Kenapa tidak kebawah saja?"
"Aku tidak mau ikut campur masalah mereka."
Sekretaris Han pun mengangguk.
"Tapi kenapa Carla ada disini?"
Katanya tidak mau ikut campur masalah mereka.
"Membahas perceraian, nyonya."
"Pe-perceraian?" Sky membulatkan matanya.
Kenapa bukan aku saja yang di ceraikan huh...
Sekretaris Han membalik ke arah Javier dan Carla.
"Nyonya, tidakkah anda mau mencoba?"
"Mencoba apa?"
"Membuka hati untuk Tuan Javier. Apalagi sebentar lagi mereka bercerai."
"Aku tidak mencintai nya..."
"Itulah kenapa saya menyuruh anda untuk membuka hati... Nyonya."
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
dan jev jangan pernah kau sia2 kan Sky,, ingat itu
andaikan aku ada di situ,, tamba asyik pastinya 😃
selesai saikan masa lalu mu jev
picik benar ne si pak Mafia 😃
smangat buat junior nya ya😃
dan Aku mengingat Tuan muda Saga dan sekertaris nya Han
percayala Sky, setela Badai pasti ada pelangi,, semoga kebahagiaan segera menjemput 😘😘