Rheyna Aurora adalah istri dari seorang pria yang cuek dan minim perhatian yang bernama Bagas Awangga.
Bagas bekerja sebagai Manager pada perusahaan milik sepupunya, Arlo Yudhistira adalah CEO perusahaan tersebut.
Arlo menaruh hati pada Rheyna sudah sejak lama….
Tak semudah itu hubungan Arlo dan Rheyna berjalan,karena Arlo adalah sepupu dari Bagas dan Arlo telah memiliki istri dan 2 orang putri…..
Akankah Rheyna ertahan dengan Bagas? Ataukah berpaling pada Arlo? Atau ada yang lain?
Selamat membaca dan selamat menikmati karya pertama saya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhecella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dekat Tapi Jauh
Kami perjalanan menuju warung penjual ikan bakar yang tak jauh dari kantor mas Arlo,
“Mas aku pesan ikan bakar dorangnya satu, nasi sama jeruk hangat ya” mas Arlo menyebutkan pesanannya pada penjual tersebut dan di angguki oleh penjual tersebut “kamu mau pesan apa sayang?” Tanyanya sembari memeluk pinggangku
“Aku bandeng bakar tanpa duri aja mas” kataku pada mas Arlo
“Mas tambah bandeng bakar tanpa duri satu, udang bakar saus madu satu, nasi putih satu” sebutnya pada mas penjual “minumnya apa sayang?” Tanyanya kembali padaku
“Jeruk hangat aja mas” kataku kemudian
Setelah memesan, mas Arlo menggandeng tanganku untuk berjalan menuju meja di ujung ruangan yang tak terlalu ramai,
“Kok manggil sayang gitu sih mas?” Tanyaku nampak protes
“Gak boleh? Gak suka? Gak mau? Lagian aku memang sayang kok sama kamu”
“Bukan gitu mas, aku gak enak kalau ada orang yang kenal kita dan tau kita seperti ini” kataku menjelaskan
“Berarti sebenarnya kamu mau kan aku panggil sayang” tanyanya menggoda sambil mencolek hidungku
“Gak gitu juga sih mas” kataku sambil menopangkan wajahku pada tangan kiriku “colek-colek eang sabun colek” kataku melanjutkan dengan cemberut
“Gemesin banget sih, peluk boleh?” Tanyanya dengan wajah yang gemas padaku
“NOOO, gak boleh aku bukan boneka” kataku sambil melotot
“Siapa juga yang bilang kamu boneka, kalau boneka mana bisa balas kalau dicium” katanya sedikit berbisik di telingaku dan kemudian tertawa karena aku sudah mencubit lengannya
“Eh, Arlo kan?” Tanya seseorang yang ada di belakangku, seketika aku langsung mematung tak berani menoleh melihat siapa yang menyapanya
“Eh Adit kan?” Tanya mas Arlo sambil berdiri membelakangi ku “kapan balik dari Jerman bro?” Tanyanya sambil bersalaman dengan orang yang dipanggil adit itu
“Baru 2 minggu ini sih, maaf ya dulu gak sempet datang di acara pernikahanmu, dadakan beasiswa ku di acc soalnya” obrolan mereka berlanjut sambil sesekali mas Arlo membelai rambutku
“Istri mu gak dikenain ke aku lo?” Tanya temannya pada mas Arlo
“Jangan dia pemalu, lagian kalau kamu kenal ntar naksir lagi sama istriku” dia bilang aku istrinya, duh apa-apaan mas Arlo ini
Tak berapa lama makanan kami datang, dan teman mas Arlo akhirnya pamit undur diri karena pesanannya juga sudah selesai di bungkus
“Aku balik duluan ya, jangan lupa hubungi aku kalau ada waktu luang supaya kita bisa ngobrol-ngobrol lagi” kata temannya berpamitan, dan hanya di balas dengan “oke” saja oleh mas Arlo kemudian kembali duduk disampingku
“Tadi manggil sayang-sayang, sekarang ngaku-ngaku aku istrinya” kataku jutek
“Ucapan adalah doa, dan ucapanku adalah doaku” jawabnya enteng
“Aku gak mau jadi istri kedua, gak mau jadi simpanan pria beristri” kataku menolak mentah-mentah kata-kata mas Arlo
“Aku juga gak mau punya istri dua, gak mau juga nyimpan kamu, kan kamu bukan barang” jawabnya masih dengan santainya
“Ih nyebelin deh” kataku malu dengan ucapan kePeDeanku, memalingkan wajahku pada ikan bakar yang sudah memanggilku untuk kumasukkan kedalam mulut
“Dengerin ya sayang, kalau kamu mau aku bisa jadikan kamu istriku satu-satunya” katanya memandang aku yang tak mau menoleh padanya
“Makan aja deh lebih enak dari pada ngomongin yang gak jelas” kataku memutus obrolan tentang sesuatu yang menurutku tak akan pernah bisa dipersatukan
Setelah selesai makan aku mengeluarkan ponselku untuk mengabarkan pada mbak Sari bahwa aku akan membawakan ikan bakar untuk makan malam mbak Sari dan mama, ketika hendak memasukkan ponselku kedalam tas, tanganku di pegang mas Arlo mengambil ponselku, kemudian membolak baliknya
“Layar pecah begini kok masih di pakai sih?” Tanyanya
“Masih bisa dipakai kok, ya di pakai ajalah biar gak buang-buang duit, harus hemat” kataku santai mengambil kembali ponselku dan memasukkannya kedalam tasku
“Mas nambah gurami bakar madu nya satu ya, dibungkus” kataku sedikit bersuara lantang pada mas penjual
“Buat Sari?” Tanya mas Arlo
“Iya sama mama” jawabku sembari membuka tas ku dan mengambil dompetku, mengeluarkan uang pecahan seratus ribu dri dalam sana dan menyerakan pada mas Arlo
“Ei apa’an nih, aku dihina ini kalau begini” katanya menolak uangku
“Untuk makanku dan yang aku bungkus mas” jawabku sambil tersenyum
“Gak usah, kamu simpan aja buat kebutuhanmu yang lain, aku masih mampu mentraktirmu berjuta-juta kali lagi, bahkan sama warungnya juga bisa aku beli kalau kamu mau” jawabnya dengan tersenyum
“Ini mbak pesanannya” kata mas penjual mengantarkan bungkusan berisi ikan gurami
“Makasih ya mas” jawabku ramah dan tersenyum
“Sama-sama mbak” kata penjual itu membalas senyumku dengan ramah
“Jangan buat aku cemburu kenapa” katanya tiba-tiba
“Dih apa’an pake cemburu” kataku kemudian berdiri dan melangkah meninggalkan mas Arlo didalam
Setelah membayar mas Arlo menghampiriku yang menunggu di depan warung,
“Yuk balik” sambil membelai punggungku
Selama perjalanan aku mendengarkan lagu Alm. Chrisye,
Sejak jumpa kita pertama
Kulangsung jatuh cinta
walau kutahu kau ada pemiliknya
Tapi ku tak dapat membohongi hati nurani
Ku tak dapat menghindari gejolak cinta ini
Maka ijinkanlah aku mencintaimu
Atau bolehkanlah ku sekedar sayang padamu
Ijinkanlah aku mencintaimu
Atau bolehkanlah ku sekedar sayang padamu
Mas Arlo kembali mengatakan bahwa ia tak ingin aku menghindarinya, dan ingin selalu dekat denganku. Tanpa dia sadari semakin kami dekat maka semakin kami akan jauh. Mungkin hubungan dan perasaan kami akan dekat, tetapi kedekatan ini akan menciptakan jarak yang sangat jauh nantinya.
“Mungkin sekitar satu minggu kamu bisa bercerai dari Bagas” katanya mengalihkan pembicaraan
“Iya mas gak pa pa, yang penting semua berjalan lancar aja”
Satu minggu waktu yang lumayan cepat, dibandingkan aku harus mengurus sendiri semua dari awal tanpa ada yang membantu
“Salam untuk mama ya, sehat terus biar bisa temenin anaknya yang jutek ini jadi istri Arlo Yudhistira” saat sampai didepan rumah dan aku hendak turun
“Heeemmm mulai ngaco lagi deh ah, aku masuk aja deh kalau gitu” kataku sambil membawa bungkusan ikan dan tasku
“I love you Rheyna Aurora” katanya dengan tiba-tiba, membuat aku terkejut dan diam beberapa detik, walaupun ini bukan pertama kali dia mengatakan itu, tetapi selalu membuat jantungku berdetak lebih kencang
“Makasih ya mas, untuk bantuan dan makan malamnya, aku masuk dulu Assalamualaikum” kataku mengalihkan pembicaraan dan langsung turun dari mobil itu, membuka pagar rumah mama dan berlalu tanpa menoleh kembali kebelakang.
Bersambung….
...Maafkan daku para readers tercinta jika ada part yang harus di cut karena jika tidak di cut maka tidak bisa diterbitkan,...
...sehat selalu para readers tercinta 😘...