Istri Untuk Tuan Simon

Tok... tok... tok....

Pintu ruangan Simon di ketuk oleh seseorang dari luar.

Seketika pembicaraan simon bersama kedua temannya yang gila itu terhenti.

Di perusahaan kini sedang panas topik pembicaraan kalau sang Simon ternyata sudah sembuh dan kembali dengan keadaan normal. Kedua kakinya bisa berjalan tetapi belum ada yang mendengar suaranya.

Semua orang terpana dengan kedatangan kembali sang tuan muda yang sudah normal. Tentu saja banyak yang menganggap remeh Simon tetapi mereka juga tetap setia di perusahaan itu karena pekerjaaan Simon sangat baik sampai nama grup itu kini semakin di atas jauh meninggalkan perusahaan besar di negeri itu.

Kabar Simon yang telah kembali normal tentu saja dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru.

Semua ini sudah masuk dalam skenario Simon untuk mempermainkan Raymond grup yang mencoba bermain main dengan nyawanya.

“tuan Simon, Manager Clara ingin menemui Anda,” ucap sekretarisnya dari sambungan telepon yang langsung terhubung ke meja Simon.

“ biarkan dia masuk,” ucap Hendry mewakili Simon atas permintaan pria itu. Kali ini mangsa mereka tiba di depan mereka, entah apa yang akan mereka lakukan pada perempuan itu, tetapi sepertinya Clara si manager itu mulai bergerak mencari informasi.

Pintu di buka, tampak Clara salah satu ketua tim bagian manajemen perusahaan masuk ke dalam ruangan Simon sambil membawa beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh pria itu.

“ Uhuk uhuk uhuk... yaakkkkk... perempuan gila...” Diego berteriak marah begitu Clara melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan Simon.

Simon dan Hendry jelas tahu kenapa Diego marah.

Clara masuk ke dalam ruangan itu dengan pakaian tak senonoh, lebih baik dia tak pakai baju jika memakai rok sependek itu, belum lagi stoking hitam memikat yang dia pakai menggoda orang dan crop top yang menampilkan pusarnya .

Betapa tidak tahu malunya perempuan ini. Uang Memang menghancurkan manusia, mengubahnya jadi hedonis dan merusak otak manusia kalau manusianya tidak bisa mengendalikan diri.

Wajah Simon langsung menggelap, seketika di kepalanya teringat Laura yang malah membuatnya merasa berdosa karena melihat Clara yang datang dengan pakaian tipis tak layak pakai itu.

“ Cihhh, Hendry usir dia sebelum aku membunuhnya di ruangan ini, beraninya dia masuk ke ruanganku dnegan penampilan itu, apa kau seorang lon*e hah? Beraninya kau masuk ke ruangan ku dengan kain lap, wanita sialan,” teriak Simon murka sambil memalingkan wajahnya dari Clara.

Deghhh....

Wajah Clara langsung berubah gelap, ini semua adalah ide Cintia agar Clara menggoda Simon dengan pakaian terbuka, siapa pun pasti tergoda dengan pakaian seperti itu, tapi siap sangka mereka salah sasaran. Bahkan Hendry dan Diego sampai menatap nya dengan tatapan iblis, terganggu dan kesal dengan penampilan menjijikkan perempuan itu.

Diego menarik taplak meja dan...

Plukkk...

Dia melemparkan benda itu ke wajah Clara, “ letakkan dokumen itu di sana dan pergi, jangan sekalipun kulihat kau masuk ke perusahaan ini dengan baju tipis itu, apa uang mu tak cukup buat beli baju, dasar otak udang menjengkelkan, “ hina Diego.

Dia benci perempuan seperti Clara, hanya karena Simon meminta mereka menahan diri maka mereka tidak menghabisi Clara sampai tahu apa tujuan mereka menggunakan Clara sebagai mata-mata di perusahaan Simon.

“ maaf tuan,” ucapnya sambil berjalan mundur dan keluar dengan cepat. Perempuan itu sangat terkejut karena Simon benar benar telah sembuh total, dia bisa berdiri, berjalan dan berbicara dengan baik. Ini tentu akan jadi informasi penting bagi tuan Raymond.

Hendry dan Diego tak habis pikir dengan apa yang Clara lakukan, berani sekali dia bertingkah seperti itu di depan Simon.

“ Simon, kenapa tak kau habisi saja perempuan itu? Menjijikkan..” protes Diego.

Tentu saja, Clara akan dihabisi karena berani mengkhianati perusahaan dan jadi orang dalamnya tuan Raymond. Tetapi Simon tidak akan melakukan tindakan gegabah, dia akan mempermainkan tuan Raymond dengan caranya sendiri.

Simon berbalik dan menatap Diego juga Hendry dengan senyuman licik di wajahnya.

“ Hendry, dua minggu lagi persiapkan pertemuan dengan tuan Raymond dan keluarganya, aku tentunya harus melakukan pertemuan dengan ayah mertuaku bukan?” ucap Simon sambil tersenyum licik.

Siapa pun akan merinding melihat senyuman licik di wajah Simon Mignolet Kent, entah apa lagi yang direncanakan oleh pria itu.

“ Tapi tuan bagaimana dengan kondisi Anda, hal ini pasti sudah tersebar ke seluruh penjuru,” taya Hendry.

“ biarkan saja, “ balas Simon.

“ Apa jadwalku selanjutnya?” tanya Simon.

“ hari ini tuan harus fitting pakaian di salah satu butik kita, akan ada pemotretan majalah seminggu lagi, pemotretan ekslusif yang tuan rencanakan,” jelas Hendry.

Tetapi tampaknya Simon malah terfokus pada pesan masuk di ponselnya.

Pengeluaran dari kartu unlimited miliknya sangat sedikit dan itu di luar ekspektasinya, padahal dia berharap seseorang yang sedang berbelanja di sana menghabiskan uangnya yang tak habis habis itu.

“ apa yang dua curut tak berguna ini lakukan, kenapa angka yang dibelanjakan hanya 2 juta? Beli apa mereka?” kesal Simon sambil menatap ponselnya dan menghiraukan Hendry.

“ Ck... ck.. ck itu kan gak sadar, sampai titik ini aku pastikan si bodoh di depan kita ini sudah jatuh cinta.” Celetuk Diego sambil duduk di ujung kursi.

Sementara Simon sibuk dengan pekerjaannya, di salah satu super market terbesar di negeri itu yang laura tak ketahui adalah milik suaminya, perempuan itu sedang di tarik oleh Lanang dan Dani seperti dua penjaga ternak yang menarik domba mereka yang tersesat dari tumpukkan barang diskon super murah yang beli seratus ribu dapat 5 pasang.

“ Nyonya ayolah, kita tidak mau melihat barang obral,” kesal dani.

Pasalnya sejak tadi Laura yang diberi kartu hitam oleh Simon hanya membelanjakan pakian murah dan beberapa barang yang memang sangat dia perlukan.

Tak ada pengeluaran besar, semuanya hanya kebutuhan biasa untuk perempuan itu pun dari harga yang paling murah.

“ Nyonya, kami di marahi..” kesal Lanang dan Dani yang kini membawa Laura dan mendudukkan perempuan itu di kursi pelanggan. Mereka juga ditemani pengawal yang membawa barang belanja Laura.

“ Kenapa lagi ? kenapa dia marah lagi? Tadi pagi memaksaku keluar untuk belanja dan bilang akan bawa ke perusahaan, tapi malah ditinggal dan dipaksa belanja , aku sudah menghabiskan semua uangnya, dia akan sangat marah nanti,” ujar Laura sambil mengangkat kartu hitam milik suaminya dengan wajah polos.

“ ba... banyak?” Dani dan Lanang bahkan para pengawal tak habis pikir dengen perempuan itu.

Tap...

Dani memegang bahu Laura dan menatap perempuan itu dengan serius,” jujur kak, kakak datang dari jaman apa? Belanja baru 2 juta Anda bilang banyak? Yang benar saja nyonya Anda tidak tahu seberapa kaya suami Anda?” kesal Dani.

Laura mengerucutkan bibirnya lalu..

Dugg...

Dia mendorong kepala Dani,” dasar gadis bodoh, pengeluaran dua juta itu banyak , hanya untuk kebutuhan saja sudah sebesar itu, itupun karena kalian terus mengomel, jangan beli barang diskon, jika tidak aku sudah bisa menghemat setengahnya,” omel Laura.

“ Untuk apa barang barang branded, untuk apa barang barang mahal kalau hati kita gak mahal, percuma, huh..lebih baik aku kasih ke anak jalanan daripada dihabiskan begitu,” ucap Laura dengan polosnya.

Dani dan lanang hanya bisa tepuk jidat .

Tetapi keduanya terdiam saat mendnegar suara tawa Simon yang mendengarkan pembicaraan mereka melalui earphone yang terus terhubung dengan kedua orang itu.

“ Tuan Simon tertawa?” Lanang dan Dani saling menatap tak percaya.

.

.

.

Like, vote dan komen.