Aku menatap bayangan yang terpantul dalam cermin dan tersenyum sinis pada bayangan itu.
Aku lah si itik buruk rupa itu.
Lidya Wijaya. Gadis remaja bertubuh gendut yang sering di buli teman teman nya.
Suatu hari aku bertekad untuk langsing dan cantik, tapi dengan cara yang salah.
Sekedar saran selama membaca coba sambil denger musik lagu korea Davichi "sunset" atau "forgetting you". Biar lebih seru. Soal nya Author ngetik sambil dengerin lagu itu. :)
Harap bersabar, typo bertebaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni pebriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Adit mengiyakan ajakan ku.
Sepulang sekolah aku tidak minta jemput supir ku, aku ikut Adit dengan motor nya menuju KFC sesuai saran dari Adit.
Aku mempersilahkan ia untuk memesan apa saja yang dia mau.
Aku hanya memesan kentang dan moccafloot.
"Kamu gak makan berat?" tanya Adit
"Gak deh, masih kenyang" seru ku, padahal aku sedang diet. Demi mempertahankan tubuh ideal ku.
"Bilang saja kalo mau nambah atau mau bawa pulang mungkin?" tawar ku saat melihat Adit lahap sekali makan nya, membuat jiwa Gila makan ku meronta ronta.
Ah godaan.
Adit tidak menjawab tawaran ku.
Aku melihat ke arah luar, dinding kaca yang transparan membuat ku bisa melihat pemandangan di luar sana.
Sepasang muda mudi terlihat sedang berteduh. Tenyata hujan mulai turun di luar sana.
Seseorang memegang payung menatap ku dari luar, Mai? ia tersenyum pada ku seolah berkata sesuatu yang tidak bisa aku artikan.
Ada apa Mai? jika ingin bertemu aku bersedia. Mai melangkah pergi menerobos hujan.
Aku beranjak dari tempat duduk ku.
Adit kaget melihat ku tiba tiba pergi begitu saja, aku berlari mengejar Mai. Banyak hal yang ingin ku bicarakan dengan nya.
Aku menerobos hujan menuju Mai, tapi Mai sudah tidak terlihat di mana pun.
Seseorang menepuk pundak ku sembari berbagi payung di tengah hujan. Bagai drama Korea kami berdua dalam 1 payung.
Aku pun berpaling untuk melihat siapa yang berbagi payung dengan ku.
"Bimo?" seru ku tiba tiba. Kami saling memandang.
"Ternyata kau masih mengingat ku, padahal kita bertemu hanya sesaat saja waktu itu" ujar Bimo.
Aku mulai panik, harus nya aku pura pura lupa . Tapi sudah terlanjur.
Adit sudah berada di depan KFC , ia kebingungan melihat ku berlari di tengah hujan.
Aku dan bimo ke teras KFC untuk berteduh. Sudah banyak orang di sana yang berteduh.
Adit berlari kepada ku.
"Li, kamu kenapa?" tanya Adit bingung.
Aku mengatur nafas karena tadi berlari.
"Aku sedang mengejar teman lama ku" jawab ku.
Bimo menatap ku. Aku pun memperkenalkan mereka berdua.
"Eh, terima kasih payung nya" ujar ku pada bimo.
Aku menatap Bimo seolah telah lama sekali tidak bertemu.
Sejak kapan Bimo melepas kacamata nya?
Ah, tidak mungkin juga aku bertanya tentang kemana kacamata nya, konyol.
"Iya sama sama. Ada apa, kenapa menatap ku begitu ?" tanya Bimo.
"Ah, gpp kok, cuma kamu mirip sahabat ku saja" jawab ku.
Bimo tersenyum.
Hujan mulai reda, tinggal gerimis.
"Kamu basah tuh, mau ke rumah ku, tidak jauh dari sini?" tawar Adit.
Bimo pun pamit untuk pulang duluan.
"Eh hati hati Bim" ujar ku.
"Boleh deh dit" aku menerima tawaran Adit untuk ke rumah nya.
Kami pun pulang ke rumah Adit. Aku sungguh menggigil kedinginan. Badan ku sedikit bergetar kedinginan.
Motor melaju pelan ketika kami telah sampai di rumah Adit.
Rumah sederhana, aku melihat ke segala penjuru rumah itu,
Kami pun masuk ke rumah Adit, sudah ada wanita paruh baya menyambut kedatangan kami.
"Aduh kok hujan hujanan sih" pekik wanita paruh baya itu.
"Iya ma, tadi hujan nya tiba tiba turun ketika di tengah jalan" jawab Adit.
"Lah kan bisa berteduh dulu" pekik wanita itu, yang ternyata adalah mama nya Adit.
"Aduh gadis cantik jadi kebasahan deh,sini ikut Tante" ujar mama Adit.
Aku pun nurut, aku berganti pakaian, memakai baju nya mama Adit.
"Terima kasih Tante" seru ku.
"Gak usah sungkan sungkan" seru mama Adit.
Mama Adit menawari makan tapi kami sudah kenyang karena singgah makan dulu sebelum pulang.