Kehilangan akibat peperangan dari pengkhianatan. Membuat Hui Wen juga tiada pada akhirnya. Tapi keinginan yang belum tercapai membawa keluarganya ke dalam kedamaian membuat Hui Wen justru terpanggil ke masa yang begitu jauh dibandingkan masa kelahirannya.
Hui Wen terbangun di raga seorang putri kaya yang ceroboh, b0doh dan suka foya-foya. Akankah Hui Wen dapat beradaptasi dengan cepat dan menjadikan keluarga itu seperti yang diinginkannya?
"Aku harus merubah pesona gadis ceroboh ini!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka kecil
"Ini kopi mu." Kedatangan Lea memecah pembicaraan itu.
"Daddy, kalau begitu aku mau tidur dulu. Selamat malam Daddy! Mommy!" Lexa bergegas bangkit dan meninggalkan tempat itu. Lea tersenyum kecil melihat kepergian Lexa.
"Minumlah, cuaca dingin pas untuk minum kopi." Ujar Lea duduk di sebelah suaminya.
"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Lea memperhatikan perubahan wajah suaminya.
"Sera pergi dengan Alex?" Tanya Xavier.
"Iya, mereka akan segera pulang." Balas Lea.
"Kemana?" Tanya Xavier kembali.
"Mungkin jalan-jalan. Aku tidak tanya, lagipula.... Mereka akan pulang."
"Aku akan menghubungi nya!" Xavier dengan cepat menekan nomor Alex. Lea yang berada di sampingnya tidak bicara banyak.
"Ya om?" Terdengar respon dari Alex.
"Kau dimana? Sera dimana?" Tanya Xavier.
"Kami sudah sampai om. Baru saja masuk ke halaman." Sontak, Xavier menuju jendela yang memperlihatkan Alex dan Sera yang turun dari mobil.
"Sera!" Ujar Lea menuju putrinya dan meninggalkan suaminya disana. Panggilan terputus, Xavier menyusul istrinya, lebih tepatnya ingin bicara dengan Alex.
"Mommy....."
"Putri mommy. Bagaimana tadi?" Tanya Lea.
"Menyenangkan mommy. Kami berjalan-jalan." Jelas Sera.
"Kenapa dengan sikunya?" Sontak Lea langsung menoleh dan terkejut. Dia seketika khawatir dan memeriksa keadaan putrinya.
"Aku tidak apa mommy. Sungguh, ini hanya luka kecil...." Jelas Sera melihat kepanikan di wajah sang mommy.
"Maaf, Sera sedikit terluka tadi. Saat di perjalanan pulang, kami dihadang oleh beberapa preman." Jelas Alex.
"Ayo mommy obati dulu! Ayo!" Sera patuh, dia tidak bicara lagi. Dan tersisa Xavier dengan Alex.
"Maaf om. Tapi, aku sudah berikan pelajaran untuk mereka." Jelas Alex melihat ekspresi pria paruh baya itu.
"Kau ajak dia kemana? Kenapa bisa ada preman?" Tanya Xavier.
"Aku mengajaknya ke taman kota dan juga restoran. Tapi, saat mengambil mobil ada kejadian, beberapa preman meminta paksa mobil ku dan juga pengunjung yang ada di parkiran. Tampaknya mereka melakukan nya dengan matang, petugas keamanan berhasil mereka lumpuhkan!"
***********************
Keduanya baru saja selesai makan malam. Alex memastikan Sera turun dengan baik dari tangga restoran menuju tempat parkir, hingga suasana yang tadinya terasa menyenangkan berubah seketika.
"Sera! Ayo masuk!" Titah Alex melihat keadaan yang kacau.
"Tidak bisa, mobil kita diapit oleh mereka. Lihatlah, kedua orang itu." Jelas Sera. Preman itu sedang mengancam pasangan yang tentunya ketakutan saat barang mereka ingin diambil.
"Aku akan hubungi keamanan....."
"Sudah dilumpuhkan!" Jelas Sera cepat, Alex mengikuti arah pandang Sera.
"Kau hubungi polisi, aku akan....."
"Ponselku mati, kau saja." Sela Sera cepat. Alex bergegas, baru saja terhubung....
Brak! Alex dengan cepat menghindar saat ada preman yang ingin memukulnya dengan balok kayu. "Mau lapor polisi ya? Hei! Ada mangsa lagi!" Teriak pria itu memanggil teman-temannya.
"Lihat, ada gadis cantik juga!"
"Jangan mendekati nya!"
"Ohh, aku suka ini! Sikat!" Alex langsung bertarung dengan preman didepannya. Matanya melihat Sera yang berlari ke arah restoran, dia akan segera menyusul Sera setelah ini.
"Mau melawan ya?" Preman itu mengambil ancang-ancang dan membalas serangan serta berusaha melumpuhkan Alex. Pria itu tidak bisa dianggap enteng, tentu saja.... Lahir dari keluarga kaya, dia dibekali dengan ilmu beladiri yang baik.
Sedangkan di posisi lain, langkah Sera berhenti. "Akhirnya, sudah lelah gadis cantik?"
"Apa ini sudah jauh?" Tanya Sera.
"Ya, jauh dari kekasih mu. Kenapa? Mau balik kesana lagi? Bagaimana, kalau kita bersenang-senang dulu.... Hmmmm, kau cantik sekali." Mata pria itu menatap Sera seolah ingin menelanjanginya.
"Bersenang-senang? Kedengarannya bagus. Baiklah!" Seru Sera membuat dua preman itu tertawa dan mendekati nya.
"Kemarilah gadis cantik...." Saat tangan itu menyentuh lengannya, Sera mengelak.
"Hei, mau main-main ya? Pegangi dia!" Pintanya pada teman yang bersamanya. Keduanya mendekat bersamaan, tak lupa dengan tangan mereka yang terulur ingin menyentuh kulit yang lembut itu.
"Aghh!" Sera menarik lengan yang ingin menyentuhnya dan dengan cepat membantingnya. Satu pria terjatuh.
"Kau! Dasar gadis s1alan!" Tak terima, pria itu menendang ke arah Sera. Sera menangkis serangan kaki itu dan memutarnya ke arah lain membuat pria itu menjerit keras.
Tapi dia segera bangkit karena amarah pada seorang gadis yang melawan nya. Tinju pun melayang, Sera menangkap nya. Sera memegangi tinju itu dan memutarnya dan langsung menendang punggung pria itu hingga tersungkur.
"Ini baru bersenang-senang!" Seru Sera girang. Dia sengaja menjauh dari Alex, tidak mungkin dia mengeluarkan kemampuan nya di depan pria itu. Tangannya sudah gatal sejak tadi ingin bertarung, karena itu dia mengeluarkan seribu alasan untuk segera bertarung.
"Lagi?"
"Gadis s1alan!" Sera melihat pria itu mengeluarkan pistol, tembakan langsung melesat, Sera melakukan split dengan celana yang ia pakai dengan baik. Kakinya langsung bergerak cepat menendang tangan itu dan pistol langsung terlempar.
"Akan aku bunuh kau!" Satu pria lagi mengeluarkan pistol dan menembak ke arah Sera. Sera langsung menunduk dan beringsut cepat untuk menghindar.
"Kau merusak tas ku!" Seru Sera tidak terima. Dia melemparkan tali tas nya yang terbuat dari kulit buaya dan membuat tangan pria itu terlilit.
"Aghhh!"
"Rasakan itu! Kau....." Sera mendengar sirine polisi dan juga suara Alex yang memanggil nya.
"Bagaimana ya ..." Sera tidak mungkin dengan keadaan baik-baik saja saat kedua preman sudah lumpuh terbaring tak berkutik.
"Sera! Panggil Alex kembali.
"Sera! Sera, kau dimana?"
"Sera......" Jantung Alex kembali berdetak saat melihat Sera ada di dekat pohon terbaring memegangi kepalanya.
"Sera! Sera, kau tidak apa? Maafkan aku.... Tenanglah, polisi sudah datang." Alex memeluk tubuhnya, Sera terpaku dengan mata yang mengerjap beberapa kali.
"Katakan, kau terluka? Katakan sesuatu....." Alex memeriksa keadaan nya. Sera dapat merasakan kecemasan pria dihadapannya ini. Dia tidak menolak atau bagaimana. Tubuhnya terasa terpaku sejenak dengan tatapan yang saling mengunci.
"Sera, katakan sesuatu.... Sera! Sera! Aku sangat khawatir! Maafkan aku! Kau pasti ketakutan!" Alex kembali memeluknya, Sera tersadar dan hanya tersenyum kecil. Entahlah, yang jelas.... Dia merasa sesuatu, tapi dibalik kekhawatiran Alex. Dia merasa senang karena lawannya yang sudah lumpuh dan tak berdaya.
"Aku hanya terluka sedikit...." ujar Sera pada akhirnya.
"Dimana? Dimana?" tanya Alex melepaskan pelukannya.
"Siku..... Ku....." Alex dengan cepat membuka kancing lengan kemeja Sera dan menaikkannya ke atas.
"A-ku ti-dak....." Sera kembali dibuat diam, saat dia merasakan sensasi dingin dari tiupan angin dari bibir Alex.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🥰 🙏
semoga ketahuan n di gagalin