NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Martin and His Curiosity

Pulang-pulang, hari sudah malam. Angger dan K berpisah melakukan kegiatan lain, setibanya kaki mereka menginjak lantai apartemen. Sebelum pulang, mereka sudah lebih dulu mampir makan, jadi sekarang perut sudah kenyang dan bisa bersantai sedikit sebelum nanti kembali beraksi.

K masuk ke kamarnya, bergegas mandi. Sementara Angger memilih merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu, menunggu orang suruhannya datang mengantarkan pakaian yang dimintanya ambil dari penthouse. Sambil rebahan, Angger nyalakan televisi. Tidak secara spesifik dia mencari tayangan untuk ditonton, karena memang tidak minat. Dinyalakan saja, yang penting ada suara supaya tidak terlalu terasa sunyi.

Layar menyala menampilkan sinetron yang sedang hits di kalangan anak muda, digadang-gadang jalan cerita dan kualitas aktingnya hampir menyamai drama Korea. Angger hanya melirik sekilas, lalu dalam sekejap sudah tenggelam dalam dunianya sendiri. Selama berada di pemakaman sampai detik ini, dia sama sekali belum memeriksa ponselnya. Sengaja dimatikannya pula ponsel itu, enggan mendapatkan distraksi dari sisi mana pun. Baginya, sudah cukup ada K di sisinya, pria itu yang akan menerima semua informasi yang harus sampai padanya jika dirinya tidak bisa dihubungi.

Begitu ponselnya dinyalakan, begitu banyak notifikasi memberondong, suaranya tumpang-tindih, membuatnya meringis. Selebriti bukan, presiden bukan, tapi kenapa banyak sekali hal yang harus diurusinya di dunia ini? Angger menarik tubuhnya duduk, kakinya bersila, dan mulai memeriksa setiap notifikasi yang masuk ke ponselnya. Kebanyakan soal pekerjaan. Ada pula beberepa pesan yang dikirimkan oleh mamanya, menanyakan perihal kunjungannya ke makam, diselipi pesan jangan telat makan dan jaga Kesehatan. Pesan template yang kebanyakan ibu akan selalu kirimkan kepada anak-anaknya yang tinggal terpisah.

Angger sempatkan membalas pesan dari mamanya, sekadar berkata dia oke dan sudah makan, lalu tak lupa mengatakan agar mamanya melakukan hal serupa seperti yang ia pesankan padanya. Sesudah itu, Angger beralih memeriksa yang lain. Soal pekerjaan, dia kesampingkan dulu. Dia akan mengurusnya nanti setelah mandi, setelah tubunya lebih segar dan pikirannya kembali jernih.

Di antara tumpukan pesan yang memenuhi ponselnya, nama Amy nyempil di tengah. Pria gemulai itu cukup aktif menghubunginya, meski untuk membagikan kabar yang sepele. Kiranya, apa lagi yang dikirimkannya kali ini? Angger membetulkan posisi duduknya, sedikit menyandarkan punggungnya lebih dalam ke sandaran sofa. Dibukanya pesan dari Amy, berjumlah 3 biji. Satu berupa video, satu berupa foto, dan satu lagi adalah teks berbunyi: Nuansay happy banget punya anak bayi. Lucu ya, dua-duanya.

Tanpa sadar, Angger tersenyum, bahkan sebelum video yang Amy kirimkan ditonton. Dia hanya terbayang wajah antusias Amy, yang setiap mimiknya selalu menghibur.

“Selucu apa sih emangnya, hmm?” gumamnya, seraya jarinya menekan tombol play.

“Lucu banget sih kamuuuu…”

“Hey, hey, kecil banget. Lucuuuuuu.”

Tawa Angger hampir meledak, perutnya terasa geli seperti ribuan tangan bersekongkol menggelitik. Nada suara Nuansa yang mendadak lemah lembut dan imut, rasanya asing di telinga. Bahkan saat wajahnya tidak terlihat dalam video, Angger bisa membayangkan sendiri seperti apa rupa perempuan itu saad sedang berbicara dengan si bocah bulu.

“Ini nih Nona Kertapati yang sangar itu?” ledeknya, masih tidak percaya akan ada momen dalam hidupnya untuk menyaksikan sisi lain Nuansa. Selama saling kenal, mereka hanya terus ribut adu mulut, adu argumen, adu kuat, sibuk memperebutkan peringkat, bernafsu memberitahu dunia siapa yang paling hebat.

Terasa lucu dan menggelitik, sehingga Angger malah terdorong memutar video itu sekali lagi. Sekali lagi, sekali lagi, sekali lagi. Sampai tidak tahu sudah berapa kali dia putar, dan rasanya masih tidak terbiasa. Dia masih terus tertawa saat mendengar nada bicara Nuansa yang manja.

Mungkin Angger akan terus memutar ulang video tersebut, jika interupsi tidak datang dari telepon yang masuk tanpa diminta. Senyumnya seketika pudar. Matanya menyorot antagonis pada layar ponsel yang menampilkan nama Martin.

Sambil berdecak, dia tekan tombol hijau. “Apaan?” tembaknya.

“Gue lagi di tempat lo, kosong. Lo di mana?”

“Lagi di luar,” balasnya singkat. Jangan tanya kenapa, Angger juga tidak tahu kenapa akhir-akhir sering merasa sensi pada Martin.

“Di luar di mana? Ini gue mau anterin dokumen.”

“Kasih aja ke Kiki.”

“Ini dokumen penting, mana bisa kasih ke sembarang orang?”

Angger mendesah keras-keras. “Kiki bukan orang sembarangan,” tekannya. “Kasih aja ke Kiki, gue lagi sibuk.” Dan diputuskannya begitu saja sambungan telepon.

“Ganggu aja,” gerutunya. “Gue lagi nonton anak kucing lucu, tahu!”

...✨✨✨✨✨...

“Di luar di mana? Ini gue mau anterin dokumen.”

“Kasih aja ke Kiki.”

Martin melirik Kiki yang berdiri dengan kedua tangan tertaut di depan tubuh. Kepala perempuan itu menunduk, tapi dia tahu betul itu bukan gestur sopan santun apalagi takut. Di bawah sana, bibir gadis itu pasti sedang menertawakan dirinya. Dari dulu juga Kiki ini musuh besarnya, makhluk tengil yang senang melihatnya dan Angger bergelut.

“Ini dokumen penting, mana bisa kasih ke sembarang orang?” kesalnya.

“Kiki bukan orang sembarangan,” Suara Angger terdengar penuh penekanan, apalagi ketika melanjutkan, “Kasih aja ke Kiki, gue lagi sibuk.” Dan telepon dimatikan.

Martin memejamkan mata, mengepalkan tangan, giginya bergemeletuk menahan kesal. Sewaktu membuka mata, wajah Kiki terpampang di depannya, bola matanya yang mirip boba berbinar-binar seperti habis mendapat kabar baik. Di mata yang lain mungkin mata boba itu tampak lucu, menggemaskan, imut, atau apalah mereka menyebutnya. Tetapi di mata Martin, itu tampak menyebalkan. Rasanya ingin dia congkel, dimasukkan ke panci, lalu direbus sampai meleleh.

“Mas Martin…” Kiki berucap, diikuti matanya yang berkedip cepat dan kedua tangannya menengadah.

Martin semakin kesal. Harus dia apakan Angger dan Kiki, sebab keduanya kompak membuatnya naik darah akhir-akhir ini.

“Ke mana sih bos lo itu?” kesalnya. Mau tak mau, dokumen di dalam amplop cokelat yang dibawanya, diserahkan kepada Kiki. “Ngilang mulu, kayak lagi diburu debt collector.”

Kiki mengedik, “Saya nggak tahu loh, Mas Martin. Mas Angger kan bukan suami saya, nggak berhak juga saya kepoin ke mana perginya.”

Martin memicing, tidak percaya begitu saja. “Oke, mungkin lo nggak tahu dia pergi ke mana. Tapi bukannya paling nggak lo tahu dia lagi ngerjain apa di luar sana?” selidiknya.

“Enggak juga tuh,” balas Kiki. Mimik mukanya kelihatan sekali meledek. Tahu benar bahwa Martin gampang terpancing emosi.

Martin mengepalkan kedua tangan di depan wajah, geregetan. Kalau bukan perempuan, Kiki mungkin sudah dia ajak gelut sampai babak belur. Patah tulang, gigi rontok, gegar otak sekalipun, akan Martin jabani asal kekesalannya terlampiaskan.

“Mas Martin mau minum apa nih omong-omong. Kasihan mukanya merah, pasti karena gerah ya?”

“Nggak perlu!” serunya. Menyemprot Kiki tepat di depan wajahnya. Masih bagus cuma suara dan embusan napasnya yang menampar wajah perempuan itu, tidak sekalian bonus air liurnya. “Gue mau balik. Muak lihat muka lo.”

“Ya … udah. Bye bye!” Kiki melambaikan tangan heboh, mengiring Martin pulang dengan senyum tiga jari.

Martin keluar dari penthouse Angger sambil terus marah-marah. Tapi dia tidak menyerah untuk mencaritahu di mana keberadaan Angger. Jiwa keponya terlalu meronta-ronta untuk bisa ditenangkan. Satu-satunya cara adalah menemukan jawaban, baru nanti dirinya bisa tenang.

Sebelum lanjut melangkah, dia berbalik, menatap pintu penthouse Angger dengan sorot mata tajam. “Berani-beraninya remehin Egovan De Martin. Lo lihat ya Angger, gue cari sampai ke lubang neraka!” serunya, seperti sedang mengutuk entitas yang bahkan tidak sedang dalam jarak pandangnya.

Bersambung.....

1
Chalimah Kuchiki
hii saposeee ini.. jangan2 tunangan nuansa... angger tolong cepat datenggg
Chalimah Kuchiki
lagi adegan mendebarkan gini ada aja lawakannya 🤣
Zenun
Karena Angger dan K mengejar Nuansa. Dia tidak terkecoh
Zenun
siapakah itu? Masih belum bisa menebak itu siapa😁
Chalimah Kuchiki
penasaran...semoga angger yg nyelamatin nuansa.
Zenun
berarti hanya beda pandangan
irish gia
siapa ituuu????
R_Bell
aku penasaran poll
Ara putri
bagus ceritanya Kak, semangat💪
R_Bell
keren, aku penasaran
Chalimah Kuchiki
Ar ini siapa?
nowitsrain: Salah satu orangnya Angger
total 1 replies
Zenun
ya sapa tahu plot twist nya kamu ternyata penjahatnya, Amy😁
nowitsrain: Iya lagi wkwk BOOM sekali
total 1 replies
Chalimah Kuchiki
aku juga curiga...
irish gia
siapaaa
Zenun
iya, feeling aku juga sama kaya nyobes😁
irish gia
ini antara melindungi si ahli waris sebenarnya atau memang menggeser kedudukan si ahli waris yg sebenarnya
Zenun
Kau punya ide apa, Amy?
nowitsrain: Bzttt bzttt
total 1 replies
Zenun
iya ya, Angger punya banyak informasi nih😁
Chalimah Kuchiki
misterius semuanya, kapan ada titik nuansa dan angger bareng2 🥹 penasaran
Zenun
beri kalimat pengecoh aja, K😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!