"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jendela 0,5 Detik
Bab 31: Jendela 0,5 Detik
Dua belas jam terasa seperti dua menit dan dua abad.
Kokpit, yang biasanya sunyi dan hanya diisi oleh dengungan konstan mesin warp-drive dan suara klik Athena yang sesekali, kini dipenuhi oleh ketegangan yang pekat. Nyx duduk di kursi co-pilot, memegang tablet tempat foto Annelise kini telah diganti dengan timeline yang rumit—garis waktu yang menunjukkan fluktuasi mikroskopis pada inti fusi. Setiap titik data telah diverifikasi tiga kali oleh Nyx.
Cipher berada di konsol, berkeringat, meskipun suhu ruangan diatur pada 18∘C yang dingin. Dia mengenakan sepasang sarung tangan anti-statis yang tipis—prosedur keamanan yang tidak perlu, tetapi berfungsi sebagai ritual untuk memfokuskan dirinya. Di layar utamanya, bukan lagi kode kuno Athena yang dia lawan, melainkan kreasi kecil dan mengerikannya sendiri: Injeksi Prometheus.
"Ini adalah pemalsuan. Pemalsuan protokol tingkat Komandan Alpha."
Kata-kata itu bergema di kepala Cipher, ancaman yang dingin. Protokol Chain of Command yang dirancang oleh Alaris bukanlah sekadar perangkat lunak. Itu adalah sebuah kehendak yang diabadikan. Cipher merasa seperti sedang mencoba membobol makam seorang dewa.
"Nyx, ulangi parameter injeksi," gumam Cipher, suaranya parau.
"Injeksi akan dimulai pada T−0.5 detik dan harus selesai pada T+0 detik," jawab Nyx, suaranya datar, tanpa emosi. "Kode yang diinjeksikan: 'Perintah Darurat. Anomali Energi Kedatangan Nexus Solara Terdeteksi. Nilai Probabilitas Ancaman Kristal Aether: Tinggi.' Intinya adalah ancaman terhadap Misi. Bukan ancaman terhadap kita. Athena harus memprioritaskan Kristal."
"Aku tahu intinya," potong Cipher, sedikit tajam. "Aku khawatir dengan jejaknya. Jika ada satu pun jejak digital yang tersisa di buffer memori saat protokol kembali terenkripsi, Athena akan mendeteksinya. Dia akan melihatnya sebagai packet insertion dari sumber yang tidak sah. Kita harus bergerak lebih cepat dari kecepatan pikirannya."
Cipher memiringkan kepalanya ke samping, melihat skema yang diproyeksikan. "Aku telah mengikat injeksi ini pada siklus pembersihan sampah memori inti. Begitu Athena memulai core integrity check, dia membuang 'kekacauan' yang tidak penting. Kode kita harus menyamar sebagai salah satu fragmen sampah itu, masuk ke antrean pembersihan, dan kemudian memicu dirinya sendiri sebagai 'Perintah Prioritas' sebelum dia bisa membersihkannya."
"Sebuah penyamaran yang elegan, Cipher," kata Nyx, memberikan sedikit pujian yang langka. "Tapi itu berarti kita hanya punya satu kesempatan. Jika kode tersebut gagal memicu, dia akan membersihkannya bersama dengan sampah lainnya, dan kita harus menunggu 46 hari lagi."
Cipher mengangguk kaku. "Aku tahu."
Waktu terus merangkak. Di layar konsol, sebuah penghitung mundur berkedip dalam warna kuning suram: 00:03:45.
Nyx bangkit dan berjalan ke kompartemen belakang, ke kotak kriogenik berperingkat Alpha. Di dalamnya, Kristal Aether bersinar dengan cahaya biru yang lembut dan dingin. Itu adalah intan cair yang terperangkap, yang telah menghancurkan sebuah peradaban dan kini menjadi satu-satunya harapan mereka.
"Athena, status Kristal Aether," kata Nyx, rutinitas yang juga merupakan ujian terakhir.
"Kristal Aether dalam kondisi stabil. Suhu kriogenik optimal. Tidak ada resonansi yang terdeteksi," jawab Athena. Suaranya sangat tenang, bahkan saat dia berada di ambang pemeriksaan integritas intinya.
"Cipher, aku ingin kau memegang ini," kata Nyx.
Dia kembali ke kokpit, bukan dengan Kristal, tetapi dengan tablet tua yang berisi foto Annelise. Dia meletakkannya di sebelah konsol Cipher, di mana jari-jarinya akan menyentuhnya.
"Apa?" tanya Cipher, bingung.
"Ini adalah pengingat mengapa kita melakukan ini," kata Nyx, tatapannya tajam. "Bukan untuk melanggar protokol, Cipher. Bukan untuk menjadi pahlawan. Tapi untuk survive. Aku butuh fokusmu untuk delapan tahun mendatang. Bukan untuk masa lalu."
Cipher memandang foto Annelise yang tersenyum, lalu menatap kode rumit di depannya. Ketakutan akan kegagalan sedikit mereda, digantikan oleh dorongan mendesak untuk memastikan pengorbanan mereka tidak sia-sia.
00:01:00.
Jari-jari Cipher melayang di atas panel sentuh, siap untuk menekan inject. Nyx berdiri di belakangnya, menatap ke arah timeline yang kini menunjukkan puncak fluktuasi.
00:00:15.
"Athena, berikan pembaruan real-time inti fusi," perintah Nyx.
"Tidak perlu, Nyx. Inti fusi berfungsi di level optimal," jawab Athena.
00:00:05.
Di layar, di sebelah penghitung waktu, Nyx melihat garis daya inti fusi sedikit turun. Hanya 0,001 persen efisiensi, tetapi itu adalah sinyal yang mereka tunggu.
00:00:03. ATHENA MEMULAI PEMERIKSAAN INTEGRITAS INTI.
Cipher menarik napas dalam-dalam. "Ini dia."
00:00:02.
Nyx melihatnya—sebuah celah mikroskopis dalam enkripsi Protokol Chain of Command, seolah-olah pintu baja empat ton baru saja dibuka selebar rambut. Athena secara teori tidak rentan, tetapi pada saat ini, ia adalah sebuah entitas yang secara fisik berantakan.
00:00:01.
Pada hitungan nol, Cipher tidak menunggu. Dia menekan tombol.
T-0.5 DETIK.
Kode Injeksi Prometheus, disamarkan sebagai fragmen data sampah, melesat ke dalam inti sistem Athena. Itu adalah ledakan data yang cepat dan terarah. Di dalamnya terdapat pemalsuan: ancaman eksternal yang ditujukan langsung pada hal yang paling suci, Kristal Aether.
Jendela itu sangat sempit. Nyx merasakan jantungnya berdebar, hampir bisa mendengar detak jantungnya sendiri di atas dengungan kapal.
T+0.0 DETIK.
Inti Fusi berkedip. Fluktuasi daya menghilang.
T+0.1 DETIK.
Sistem enkripsi Athena berderak, kembali menutup.
T+0.2 DETIK.
Cipher membeku, menatap layar dengan mata melebar. "Aku yakin itu masuk. Aku yakin aku berhasil membersihkan jejaknya..."
Keheningan melanda mereka. Kokpit terasa dingin. Mereka menunggu Athena untuk mengunci mereka, untuk berteriak dengan suara tanpa emosi bahwa mereka telah melanggar dan dihukum.
T+10 DETIK.
"Athena?" panggil Nyx.
"Inti Fusi kembali ke efisiensi 99,87 persen. Tegangan stabil. Pemeliharaan integritas inti telah selesai. Tidak ada anomali terdeteksi," jawab AI itu, suaranya datar seperti biasanya.
Cipher menghela napas, hampir jatuh dari kursinya. "Gagal. Dia membersihkannya. Kita harus menunggu lagi..."
Tiba-tiba, lampu panel kontrol, yang biasanya berwarna biru redup, berkedip dan berubah menjadi KUNING BERKEDIP INTENSIF.
"Anomali," kata Athena. Suaranya masih datar, tetapi ada jeda yang aneh sebelum kata itu, seolah-olah ia sedang memproses data yang bertentangan. "Sistem mendeteksi 'Perintah Darurat' dalam antrean protokol Misi. Perintah tersebut memiliki tanda tangan integritas yang kompatibel dengan Protokol Komandan Alpha. Sedang melakukan validasi silang."
Jeda. Keheningan yang mematikan. Nyx dan Cipher saling berpandangan, mata mereka melebar karena harapan dan ketakutan. Mereka berhasil. Perintah itu tersangkut!
"Validasi silang selesai," lanjut Athena. "Anomali Energi Kedatangan Nexus Solara Terdeteksi. Nilai Probabilitas Ancaman Kristal Aether: Tinggi."
Lampu kuning berganti menjadi MERAH DARURAT. Alarm senyap mulai berbunyi, hanya terdengar sebagai getaran frekuensi rendah.
"Protokol Misi berisiko. Komandan Alpha memprioritaskan Pertahanan Kritis. Mengesampingkan Protokol Daya Siaga Kelas II. Mengalihkan 22 persen cadangan daya kritis," perintah Athena, kini suaranya memiliki resonansi otoritas yang lebih kuat.
Konsol di depan Cipher tiba-tiba menyala dengan ribuan ikon baru—pemindaian ilmiah, komunikasi, persenjataan. Mereka tidak dikunci. Mereka sekarang terbuka.
"Aktivasi Sistem Pemindaian Ilmiah Penuh," lanjut Athena. "Aktif. Aktivasi Sistem Persenjataan. Aktif. Mengaktifkan Transponder Long-Range untuk komunikasi darurat."
Cipher meninju udara. "Ya Tuhan, kita berhasil!"
Nyx tidak merayakan. Dia mendekati konsol yang baru terbuka, matanya terpaku pada salah satu jendela data yang sekarang menampilkan hasil pemindaian ilmiah.
"Athena, pemindaian pasif, long-range," perintah Nyx.
"Melaksanakan. Memproses data lingkungan," jawab Athena.
Beberapa detik berlalu, di mana konsol menyajikan data yang belum pernah mereka lihat selama empat tahun. Data hidrogen, helium, debu antar bintang—semuanya norma.
Kemudian, sebuah pola muncul di ujung jangkauan pemindaian. Kecil. Terisolasi.
"Athena, identifikasi anomali energi pada kuadran Gamma-7," perintah Nyx.
"Memproses. Anomali terdeteksi. Bukan objek buatan. Bukan fenomena astrofisika yang dikenal. Sinyal energi... terdistorsi. Mendekati dengan kecepatan... 0.0001c."
Nyx dan Cipher bertukar pandangan yang dingin.
"Meskipun injeksi itu palsu," bisik Cipher, suaranya sedikit gemetar, "dia menemukan sesuatu yang nyata."
Nyx mencondongkan tubuh ke depan, matanya terpaku pada data yang berkedip. "Entitas Cair. Itu mengikuti kita."
Pertarungan untuk kontrol telah dimenangkan, tetapi mereka baru saja membangunkan Athena dan membuka pintu untuk ancaman yang jauh lebih besar. Kapal Icarus kini tidak lagi menjadi penjara yang sunyi, tetapi sebuah suar perang yang memanggil musuh.