Karena desakan Ekonomi, Rosa terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tak di cintainya. Bekas luka di tubuh serta hatinya kian membara, namun apalah daya ia tak bisa lepas begitu saja dari ikatan pernikahan yang isinya lautan luka.
seiring berjalannya waktu, Rosa membulatkan tekadnya untuk membalas segala perbuatan suaminya. bersembunyi di balik wajah yang lemah lembut nan penurut, nyatanya menyiapkan bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Hem, gimana ya ceritanya. yuk simak kelanjutannya, jangan lupa tinggalkan jejak likenya, komen, subscribe dan vote 🥰🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diskusi
Hasil penilaian akan di umumkan sore hari, peserta yang lolos akan di panggil kembali oleh Lutfi.
Rosa semakin deg-degan karena takut hasilnya tidak sebagus peserta lain, Lucy menghubunginya meminta Rosa menemuinya di sebuah restoran yang tak jauh dari Perusahaan tempat Rosa melamar pekerjaan.
Sementara di tempat lain.
Lutfi duduk menyilangkan kakinya, tangannya bergerak memainkan pulpen dengan tatapan lurus ke depan. Lagi dan lagi ada laporan masuk yang memberitahukan bahwa perusahaan rival kembali meluncurkan perhiasan baru, sialnya perhiasan tersebut desainnya adalah milik desain dari group Fatma.
"Dari Cctv seolah tidak terjadi sesuatu di bagian divisi desain, mereka bekerja seperti biasa dan tidak mencurigakan. Heh, mereka pikir aku bodoh?" Lutfi tersenyum miring, meskipun baru beberapa bulan ini ia terjun dan langsung mengelola semua bisnis sang nenek, bukan berarti ia tidak memakai otaknya untuk berpikir dan bisa di kelabui oleh musuh.
"Apa keputusan, Tuan muda? Saya yakin musuh dalam selimut ini pasti ada yang melindungi, tapi entah siapa yang ada di belakangnya." Bingung Jeremy.
"Ck, kau ini payah sekali. Logikanya begini, perusahaan rival ini kan milik si Felix, tanpa campur tangan si nenek sihir gak mungkin perusahaan kecilnya mampu melambung dengan cepat. Tapi, sebagai CEO yang rendah hati aku akan membiarkan dia menikmati kejayaan sementara, setelah itu akan ku hancurkan sampai tak ada harapan untuk kembali bangun." Ucap Lutfi dengan penuh penekanan.
Lutfi tumbuh tanpa campur tangan orangtuanya, semua kasih sayang hanya di dapatkan dari sang kakek dan neneknya saja. Ayah dan ibunya Lutfi yakni, Selen dan Panji. Mereka menikah karena perjodohan, Panji sangat mencintai cinta pertamanya dan membuat Selen terluka. Disaat Selen mengandung Lutfi, sebuah kabar mengejutkan datang dari cinta pertama Panji yang memberitahukan kalau wanita itu tengah berbadan dua dan akan segera melahirkan.
Selen sangat terluka, terlebih lagi Panji lebih memihak cinta pertamanya daripada mempertahankan pernikahannya. Selen setiap hari menangis dalam rangkulan Fatmawati, ia putus asa dan mengatakan tak mau mempertahankan anak dalam kandungannya karena tak sudi merawat benih dari Panji. Fatmawati membujuk Selen untuk tetap mempertahankan janinnya dan berjanji akan menanggung segala kebutuhan Selen sampai melahirkan, ia juga mendukung perceraian Selen dan Panji dengan syarat bayi itu harus lahir terlebih dahulu. Selen pun setuju.
Lutfi pun berhasil lahir dengan selamat, sejak saat itu juga Selen meminta sejumlah uang untuk pergi menjauh ke luar negeri. Baik Panji maupun Selen keduanya tak melirik bayi yang butuh kasih sayang orangtuanya, namun Fatmawati dan suami memutuskan untuk merawat Lutfi layaknya anak sendiri dan memutus hubungan dengan Panji.
Tangan Lutfi mengepal dengan kuat, tidak akan ia biarkan orang-orang licik mendapatkan hasil indah walaupun hanya sedikit saja.
"Peserta yang lolos ada 4 orang, 2 diantaranya akan di pekerjakan di kantor dan 2 lainnya lagi akan bekerja dari rumah dengan beberapa orang yang aku pilih sendiri. Rosa dan pria yang bernama Angga akan kita arahkan untuk memuluskan rencana, khusus dua orang ini akan aku ajak diskusi dan nantinya akan dapat sejumlah uang yang pantas mereka dapatkan jika rencana berhasil." Ucap Lutfi dengan tegas.
"Baik, saya akan mengatur semuanya, Tuan muda." Ucap Jeremy.
Beberapa perusahaan yang di bangun oleh jerih payah kakeknya tidak akan Lutfi biarkan hilang satu persatu, sebagai bentuk balas budi tentunya Lutfi akan berusaha memajukan setiap perusahaan di bawah kepemimpinannya. Setiap tetesan keringat dan darah sang kakek tidak ada hubungannya dengan Panji, meskipun Fatmawati tak pernah bercerita kalau Panji selalu berusaha mendatanginya untuk meminta bagian sebagai bentuk warisan, Fatmawati tak goyah karena baginya antara panji dan dirinya sudah tak ada hubungan.
Sore harinya.
Rosa dan 3 orang lainnya melakukan diskusi di tempat yang jauh dari perusahaan, penjagaan mereka sangat ketat sebagai bentuk perlindungan diri agar kelak tidak ada yang berani menindas untuk kepentingan pribadi.
Di dalam sebuah ruangan.
Meja panjang dengan kursi di keempat sisinya, Rosa dan tiha orang lainnya saling melempar tanda tanya, ada rasa tegang sekaligus takut karena mereka tidak tahu di bawa kemana.
"Tuan muda sudah datang!" Ucap Pengawal.
Rosa dan yang lainnya merapikan pakaiannya dan duduk dengan posisi tegap, pintu di buka sehingga menampilkan satu sosok yang paling di segani banyak orang.
'Hah, Mpi? Bos gue si Lutfi? Kok dunia sempit banget ya,' Batin Rosa.
Lutfi berdiri menatap keempat orang yang duduk di kursi, terlihat jelas wajah mereka tegang saat melihat kehadirannya.
"Selamat sore, maaf mengganggu waktunya." Sapa Lutfi.
"Selamat sore, Tuan Orlando. Tidak sama sekali," Jawab salah satu perwakilan dari calon pekerja.
Hah, Orlando? Jelas-jelas ini si Mpi, cucunya emak Fatma. Apa beda orang ya? Jangan-jangan Lutfi punya kembaran, masa si Lutfi tampilannya kayak orang bener, dia mah kan gayanya juga begajulan. Batin Rosa.
Rosa menyipitkan matanya menelisik wajah Lutfi, ia juga menggaruk kepalanya yang tak gatal. Gerak-gerik Rosa tak luput dari perhatian Lutfi, ia mengulum senyumnya melihat Rosa yang terlihat cengo.
"Kamu," Panggil Lutfi menatap Rosa.
Rosa langsung menyadarkan dirinya, ia menggelengkan kepalanya sejenak kemudian menunjuk dirinya sendiri.
"Saya, Tuan?" Tanya Rosa memastikan.
"Iya, hasil gambarmu yang paling bagus diantara yang lainnya. Maka dari itu, aku akan membebankan satu tugas padamu." Ucap Lutfi.
Lutfi duduk di kursinya, ia pun menjelaskan tujuannya mengumpulkan para peserta yang lolos dengan rinci agar rencananya tidak ada kegagalan. Disini tugas Rosa yang paling banyak, selain harus bisa menjebak ia juga harus mempersiapkan desain yang berbeda dari yang lain untuk di gunakan sebagai karya yang bisa melumpuhkan lawan.