NovelToon NovelToon
Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teen / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:508
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Apa jadinya jika dua orang sahabat memiliki perasaan yang sama, tapi sama-sama memilih untuk memendam perasaan itu daripada harus mengorbankan persahabatan mereka? Itulah yang saat ini dirasakan oleh dua orang sahabat, Bulan dan Bintang.

Bulan, sahabat sejak kecil seorang Bintang, menyukai pemuda itu sejak lama tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Sementara Bintang, baru menyadari perasaannya terhadap gadis cantik itu setelah dirinya mengalami kecelakaan.

Keduanya terjebak dalam perasaan yang tak terungkap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Keduanya hanya tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, akankah persahabatan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih?

---------------------------------------------------------------------------

"Lo keras kepala banget! Lo gak tau apa gue khawatir, gue sayang sama lo." gumam gadis itu lirih, bahkan hampir tak terdengar.

"Lo ngomong apa tadi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Hanya dimanfaatkan

Jam istirahat pertama sudah berakhir, semua murid kembali ke kelas masing-masing. Bulan dan Bintang yang sedari tadi duduk di dalam kelas, kini sudah berada di tempat duduk masing-masing.

Seorang guru matematika memasuki kelas, membuat seisi kelas langsung terdiam karena guru mereka yang satu ini terkenal dengan sifatnya yang kejam.

Tak ada seorang pun yang berani untuk berbicara selama jam pelajaran berlangsung. Mereka hanya fokus pada buku masing-masing.

Hingga tibalah saat jam istirahat kedua, semua murid dengan antusias meninggalkan kelas mereka. Bulan dan Bintang pun keluar dari kelasnya, Bulan menemani Bintang ke taman sekolah karena Bintang yang mengatakan bahwa ia ingin menghirup udara segar untuk sejenak.

Taman sekolah yang sepi ketika jam istirahat kedua, membuat Bintang lebih memilih tempat itu untuk menenangkan pikiran nya. Ia belum siap jika harus bertemu dengan siswa-siswi lainnya, ia masih belum bisa menerima kenyataan tentang perkataan yang tidak menyenangkan dari teman-temannya mengenai fisiknya sekarang.

Sementara Bulan, ia setia menemani sahabatnya itu. Bahkan, Bulan mengurungkan niatnya untuk pergi ke perpustakaan hanya karena tidak ingin membiarkan Bintang sendirian. Ia takut terjadi apa-apa kepada Bintang, terlebih ia yang belum terbiasa menggunakan kursi roda.

"Lo yakin mau di sini?" Tanya Bulan sambil mengambil posisi untuk duduk di salah satu bangku taman.

"Ya, gue mau di sini. Gue butuh ketenangan." Ujar Bintang dingin.

Bulan hanya mengangguk singkat tanpa kata, keduanya pun hening tanpa adanya perbincangan. Bintang menatap kosong ke kejauhan, sementara Bulan hanya duduk diam tanpa mengganggu kenyamanan Bintang.

"Sayang!"

Tiba-tiba di kejauhan terdengar suara yang familiar, membuat Bulan dan Bintang langsung menoleh. Suara itu berasal dari Reva, tapi ia memanggil sayang bukan untuk Bintang, melainkan...

"Farhan?" Ujar Bintang tidak percaya apa yang dilihatnya.

Bintang menatap tajam ke arah keduanya, tanpa disadari oleh Reva maupun Farhan. Sementara Bulan menatapnya dengan gelengan kepala. Pantas saja Reva tidak kelihatan untuk sekedar menjenguk Bintang di rumah sakit, ternyata ia sedang asyik bersama Farhan, teman Bintang sendiri.

Bintang merasa panas, apa yang didengarnya sangatlah jelas di telinganya. Tapi, ia belum berniat untuk menghampiri keduanya. Ia hanya mendengarkan perbincangan mereka dan menunggu sampai kapan mereka bisa tidak menyadari adanya Bintang di sana.

"Selagi Bintang gak tau, hubungan kita aman." Ujar Farhan sambil mengedipkan sebelah matanya, sementara Reva hanya tersenyum manis.

"Bintang?" Panggil Bulan pada sahabatnya itu, pasalnya Bintang terlihat mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya.

Bintang tidak menjawab ataupun menoleh ke arah Bulan. Pandangannya masih tertuju pada satu titik, ia menyipitkan matanya tidak menyangka bahwa dua orang yang dipercayainya tega berkhianat.

Bulan merasa takut ketika melihat Bintang yang sedang marah seperti itu. Karena baginya, aura Bintang ketika diam saat marah itu jauh lebih mengerikan. Bulan pun lebih memilih untuk diam, tidak ingin ikut campur.

"Sial!" Umpat Bintang ketika melihat Farhan yang merapikan anak rambut Reva. Reva juga terlihat menikmati perhatian Farhan, bahkan ia menatap pemuda di depannya itu dengan penuh kasih sayang.

Bulan yang mendengar umpatan Bintang langsung menoleh ke arah Reva. Ia sendiri tidak percaya apa yang dilihatnya, pantas saja Bintang terlihat sangat marah.

Tanpa kata, Bintang pun langsung melajukan kursi rodanya membuat Bulan terkejut. "Bintang, lo mau kemana?"

Lagi-lagi Bintang tidak menghiraukannya, ia mengabaikan Bulan dan mendorong kursi rodanya mendekat ke arah Farhan dan Reva. Bulan menggelengkan kepalanya sejenak, sebelum akhirnya ia pun berlari untuk mengejar Bintang.

"Bagus! Rupanya ini kelakuan kalian di belakang gue?!" Ujar Bintang dingin ketika sudah berada di depan dua remaja itu.

Mendengar perkataan Bintang, Reva dan Farhan langsung terkejut. Bahkan keduanya langsung mengikis jarak, seakan baru saja ketahuan menyembunyikan sesuatu.

"Bi-Bintang? Sejak kapan kamu di situ?" Ujar Reva sedikit gugup.

Bintang tidak menjawab pertanyaan Reva, ia hanya menatap dingin. Sementara Bulan yang berhasil memegangi pegangan kursi roda Bintang, hanya diam tanpa kata. Ia merasa tidak perlu berbicara setidaknya untuk saat ini.

"Sekarang jujur sama gue, ada hubungan apa kalian berdua?!" Ujar Bintang sambil menatap tajam ke arah keduanya.

"Gak, lo salah paham men! Gue dan Reva gak ada hubungan apa-apa." Ujar Farhan berkilah.

"I-iya, Bintang. Aku sama Farhan gak ada apa-apa kok, cuma temen aja." Ujar Reva membela diri.

Bintang semakin menatap tidak suka ke arah Reva. Padahal Bintang mendengar jelas apa yang mereka bicarakan, tanpa sadar Bintang pun tersenyum miring.

"Lo jangan ngira gue tuli. Gue denger kok apa yang kalian bicarakan." Ujar Bintang dengan nada yang semakin dingin.

"Apa maksud kamu, Bintang?" Ujar Reva pura-pura tidak tahu.

"Lo jangan ngira gue bodoh, Reva!! Oke, fine. Cukup tau aja, lo berdua sama-sama pengkhianat!" Ujar Bintang meninggi.

Baik Reva maupun Farhan sama-sama terkejut mendengar penuturan Bintang, mereka tidak percaya bahwa Bintang mengetahuinya secepat ini. Bulan pun tak kalah terkejutnya, ia tidak menyangka bahwa Bintang bisa mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan ketika marah. Terlebih ia tidak pernah mendengar kata-kata seperti itu dari mulut Bintang.

"A-aku bisa jelasin Bintang." Ujar Reva mencoba untuk menenangkan Bintang, tapi tiada di duga Farhan justru mencekal pergelangan tangannya.

"Udahlah sayang, gak usah pura-pura lagi. Lagian udah ketahuan juga, memang bener kok kita pacaran." Ujar Farhan dengan nada santainya, sementara Reva terlihat bingung harus mengatakan apa.

Bintang lagi-lagi tersenyum miring, temannya sendiri bisa tega mengkhianatinya dengan kekasihnya seperti ini. Hidupnya yang sudah berantakan, kini harus dihadapkan lagi dengan fakta yang pastinya sangat menyakitkan baginya.

Bulan yang berdiri di belakang Bintang, mengusap pundaknya lembut seolah sedang menenangkan Bintang tanpa kata. Bintang hanya membiarkan sahabatnya itu tanpa bereaksi apa-apa.

"Udah ambil aja bro, gue gak butuh cewek dan teman pengkhianat." Ujar Bintang dengan nada dinginnya.

"Cih, lo pikir cuma gue dan Reva aja yang khianati lo? Lo salah, men! Bryan dan Zai juga ada di pihak gue." Ujar Farhan dengan senyum sinisnya.

Bintang menaikkan sebelah alisnya, tidak mengerti maksud dari perkataan Farhan. Tapi tatapannya semakin tajam, seolah ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan oleh Farhan.

"Reva cuma manfaatin lo doang. Dan gitu juga dengan gue, Bryan dan Zai. Lo itu gak lebih sebatas ATM kami aja." Lanjut Farhan dengan nada yang semakin tidak menyenangkan.

Bintang hanya menyunggingkan senyum sinisnya, ia merasa bersyukur ketika tahu fakta ini sebelum melangkah lebih jauh. Sementara Bulan semakin tidak percaya apa yang baru saja ia dengar, ia pun menggelengkan kepalanya. Ia yang sebelumnya tidak menyukai ketiga teman Bintang karena membawa pengaruh buruk untuk sahabatnya, kini mendengar fakta bahwa Bintang hanya dimanfaatkan oleh mereka.

Saat itu, Bryan dan Zai berjalan dari arah kantin menghampiri mereka dengan langkah santainya, karena keduanya tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini.

"Tumben nih pada ngumpul, ngomongin apa?" Ujar Zai dengan nada santai yang menjadi ciri khasnya.

"Udahlah gak usah pura-pura kalian! Kalo emang cuma manfaatin Bintang jujur aja!" Ujar Bulan yang mulai terbawa emosi setelah sedari tadi diam.

Bryan tersenyum sinis dan membenarkan perkataan Bulan. Sementara Zai terlihat terkejut. Bintang sendiri tidak mengatakan apa-apa, ia hanya mencoba untuk menenangkan diri dari emosinya.

"Ya bagus lah kalo lo udah tau." Ujar Bryan tanpa rasa bersalah. "Lagian dia udah lumpuh, apa lagi yang bisa dimanfaatkan dari dia!" Lanjutkan sambil menunjuk Bintang.

Bintang yang merasa terhina langsung menepis tangan Bryan dengan kasar. Bahkan, Bintang terlihat mengeraskan kembali rahangnya karena gagal menenangkan diri.

"Eh, mulut lo bisa dijaga gak?!" Ujar Bulan yang merasa panas mendengar perkataan Bryan yang terdengar begitu menghina.

"Gak usah ditanggepin, Lan. Cukup tau aja, kalo mereka semua ini pengkhianat ulung." Ujar Bintang mencoba untuk menenangkan Bulan.

"Tapi Bintang, mereka udah kelewatan!" Ujar Bulan yang masih emosi.

Farhan dan Bryan, dua teman Bintang itu hanya menanggapinya dengan tawa, berbeda dengan Reva dan Zai yang hanya terdiam tanpa kata. Reva menundukkan kepalanya, sementara Zai menatap Bintang seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya.

"Ayolah cabut! Kita gak butuh lagi cowok yang punya keterbatasan fisik!" Ujar Farhan sambil menarik tangan Reva untuk pergi.

"Dasar lemah!" Ujar Bryan sambil mengacungkan jari jempolnya ke bawah sembari berbalik pergi.

Bintang hanya menatap ketiga orang yang sudah berlalu itu dengan tatapan tajam. Bulan sendiri menatap mereka dengan tatapan semakin tidak suka. Bintang yang dihina seperti itu, tapi Bulan yang merasakan sakit hatinya.

Tinggallah Zai yang masih berdiri di tempat. Bintang hanya menatap temannya itu penuh kekecewaan dan gelengan kepala, lalu memutar kursi rodanya untuk berbalik arah. Bulan pun langsung mendorong kursi roda Bintang untuk pergi dari tempat itu. Ia merasa bahwa Bintang tidak ingin berdiam diri di tempat itu lagi.

"Sorry, bro."

Baru beberapa langkah berjalan, merek mendengar jelas permintaan maaf dari Zai yang entah untuk apa. Bulan menghentikan langkahnya sejenak, terdengar suara langkah kaki yang menjauh di belakang mereka. Bulan dan Bintang tahu bahwa Zai juga sudah beranjak dari sana.

"Huft..." Terdengar helaan nafas panjang dari Bintang, Bulan pun menepuk pundaknya lembut membuat Bintang mendongak ke belakang.

"Sabar ya, gue tau ini sulit buat lo. Tapi satu hal yang harus lo tau, lo gak sendirian." Ujar Bulan mencoba untuk menenangkan Bintang.

Bintang mengangguk singkat, meskipun ia masih merasakan kekecewaan yang mendalam terhadap empat orang yang dia percayai. Ia pun menepuk tangan Bulan yang berada di pundaknya, menunjukkan bahwa ia merasa berterima kasih dengan dukungan gadis itu.

"Iya, thanks ya." Ujarnya singkat.

Bulan mengangguk singkat dengan seutas senyum yang sedikit dipaksakan. Ia pun kembali mendorong kursi roda Bintang kembali ke kelasnya. Bintang hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun, perasaannya masih sangat terguncang saat ini. Untungnya ia tahu fakta itu sekarang, sebelum dirinya dimanfaatkan oleh mereka lebih dalam lagi.

^^^Bersambung...^^^

1
JJ Official
Hai Kak, Saya Sudah membaca Novel Kaka dari Bab 1 - 7 dan saat saya baca novel Kaka, Saya sedikit Kebingungan, sebenarnya Konflik Apa yang sebenarnya Dihadapi Oleh bintang sehingga dia menjadi anak yang nakal dan acuh tak acuh? dan apa pekerjaan Orang Tua Bulan sehingga dia bisa tinggal di keluarga yang Tidak Terlalu Kaya dan tidak terlalu Miskin? dari Bab 1 Bintang dan Bulan Tampaknya sudah Kenal, tidak dijelaskan bahwa mereka ketemu dimana? kenalan dimana? dan suka ngobrolin apa? begitu ya kak. itu saja kritik dari saya semoga Kaka bisa Up Episode 8 Dengan Alur yang Lurus ya kak 😊
ndah_rmdhani0510: Sudah di revisi, semoga suka ya sama ceritanya... Happy reading 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!