NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:202
Nilai: 5
Nama Author: arfour

Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak terasa waktu berlalu

“Jadi kapan kau akan datang kesini dengan orang tuamu?” Tanya Benny membuat Andini dan Levin saling berpandangan.

“Secepatnya Pi, Tapi aku rencananya akan membawa Andini kerumah orang tuaku, aku ingin mengenalkan dia lebih dulu,” ujar Levin mengatakan rencananya.

“Oh jadi Kamu belum.mengenalkan Andini pada orang tuamu?” Tanya Benny karena biasanya seorang pria akan mengenalkan pada keluarganya dulu baru melamarnya, agar mereka sudah saling mengenal.

“Belum, tapi aku sudah menceritakan tentang Andini pada keluargaku Pi,” Levin menjawab pertanyaan rasa heran Benni.

“Lagi pula aku baru kenal Mas Levin belum terlalu lama Pi, jadi wajar dong aku dulu yang mengenalkan Mas Levi pada Papi, ya walaupun aku harus keduluan Papi,” ujar Andini tertawa.

“Oh jadi kamu juga bermaksud mengenalkan Levin padaku, tapi kamu kurang sat set akhirnya malah keduluan kita ya Vin,” ujar Benni meledek Andini.

“Iya, iya aku kalah tapi nanti lagi gak akan ada kesempatan Papi untuk mengerjaiku,” ujarnya dengan sangat yakin.

“Ya kita lihat saja,” ujarnya sambil tertawa.

“Dan Buat Mas Levin awas saja kalau sekali lagi berkomplot untuk mengerjakan,” ujar Andini mengancam.

“Ya tergantung kalau kamu gak mau jujur akan ada hitungannya,” ujar Levin tidak mau kalah.

“Haaah Papi Mas Levin tuh,” ujarnya mengadu pada ayahnya.

“Kau sepertinya harus mencari koloni sendiri,” ujar Beni malah meledek putrinya

“Ah Papi nggak asik nih,” ujar Andini sambil menghentakkan kakinya. Ia melipat tangannya dan duduk di kursi sambil cemberut.

“Iya deh Mas akan jadi sekutu kamu, tapi dengan catatan kamu harus jujur dan tidak boleh ada lagi yang disembunyikan dariku. Bagaimana kamu setuju,” memberikan penawaran.

“Baiklah aku setuju.,” jawab Andini lalu menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking Levin.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan menunjukan pukul 9 malam, Levin kemudian berpamitan

“Kau mau pulang? baru jam 09.00 banci saja baru bersiap-siap,” ujar Beni membuat Levin terkekeh mendengar perkataan mertuanya itu

“Papi ini ada-ada saja, sayangnya aku bukan banci jadi jam segini aku harus sudah pulang karena besok pagi-pagi aku harus kembali bekerja, kalau tidak Nanti anak Papi akan aku beri makan apa,” ujar Levine kali ini Beni yang tertawa keras. Sepertinya Dia mendapat teman yang imbang, sama-sama senang bercanda. Jadi tidak ada perasaan sungkan diantara keduanya.

“Ya sudah kalau begitu, hati-hati di jalan aku juga mau nonton film drama China yang kemarin belum aku tamatkan,” ujar Beni yang membuat Levin dan Andini saling berpandangan mereka, mereka tidak menyangka seorang Beni ternyata menyukai film drama China,

“Sudah jangan terlalu dipikirkan, Papi ku memang begitu, Biarkan saja selama dia tidak melakukan hal-hal yang aneh,” ujar Andini membuat Levin hanya tersenyum lalu Andini mengantar Levin sampai ke halaman depan.

“Yang, Minggu besok kalau tidak ada acara kita ke rumah orang tuaku ya?, bagaimana kau mau?” tanya Levin. Dia sengaja bertanya karena jika ingin menemui orang tuanya berarti Andini harus sudah siap, dia tidak ingin memaksakan jika hal itu membuat Andini merasa belum siap.

“Baiklah kalau begitu, karena mas sudah menemui Ayahku dan kita juga sudah mendapat lampu hijau, jadi alangkah bagusnya Mas juga harus meminta Restu kedua orang tua mas, begitu Bukan yang benar, semoga saja mereka juga menyukaiku seperti Ayahku menyukaimu,” ujar Andini sambil tersenyum ia berharap calon mertuanya itu tidak seperti mertua- mertua yang ada di sinetron ataupun di cerita-cerita drama televisi, bahkan dia berharap suatu saat jika memiliki mertua dia akan menjadi teman tidak hanya sebagai orang tua apalagi yang saling bermusuhan.

“Besok kamu masuk pagi kan ya? Kalau begitu aku pulang dulu, istirahat. Agar besok tidak kesiangan.” Ujar Levin mengingatkan.

“Nanti kalau sudah sampai di apartemen aku akan mengabarimu, kalau aku sudah sampai,” janji Levin lalu ia mengecup ujung kepala Andini.

“Mimpi indah ya sayang,” ujar Levine lagi sambil mengelus pipi Andini.

“Mas juga, jika sudah sampai kabari aku. Selamat istirahat. Jangan tidur malam-malam,” ucap Andini mengingatkan lalu memeluk Levin dan ia membalas pelukan Andini.

“Sebenarnya aku tidak ingin pulang, tapi aku harus pulang,” ujar Levin, dia menggenggam tangan Andini mereka berjalan hingga sampai di dekat mobil milik Levin

“Non Masnya mau pulang ya?” tanya security rumahnya.

“Iya pak. Tolong bukakan pintu nya,” pinta Andini, kemudian security itu membuka pintu pagar lebar-lebar agar mobil yang dikendarai Levin bisa melewatinya.

“Mas pulang ya sayang, love you,” lalu Levin mengecup sebentar bibir Andini, dia Lalu masuk ke dalam mobil menyalakan kendaraan dan mengeluarkan mobil dari halaman rumah milik Andini. Andini masih berdiri di halaman rumahnya hingga mobil Levin tidak terlihat lagi karena sudah berada di ujung jalan .

***

Jam 05.00 pagi Andini terbangun, ia bergegas pergi mandi kemudian menjalankan shalat subuh, setelah itu Ia buru-buru turun ke bawah tapi dia tidak melihat ayahnya di ruang makan.

“Papi ke mana Mbok?” tanya Andini ketika Idah membawakan susu hangat dan roti yang sudah diberi selai kacang untuk Andini.

“Ada Non di belakang, oalah raga. Katanya biar tetap sehat dan bugar, karena sebentar lagi dia akan menikahkan putrinya. Ah Papi nona ini memang ada-ada saja “ ujar Isah terkekeh mendengar perkataan Beni tadi.

“Kalau aku nikah mbok harus menjadi orang yang selalu mendampingi aku ya,” ujar Andini dengan wajah serius.

“Jadi betulan non mau nikah?” tanya Isah sepertinya tidak percaya.

“Inginnya sih seperti itu Mbok, doakan saja ya semua berjalan lancar. Tapi aku tetap ingin membereskan kuliahku, sebagai rasa tanggung jawabku kepada Papi,” ujar Andini membuat Isah tersenyum, ia benar-benar bangga dengan putri majikannya itu, walaupun hidup dibesarkan oleh dirinya dan Pak Maman tapi Andini memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang sudah dia ambil.

“Pagi sayang, sudah mau berangkat ya?” Tanya Benni yang baru masuk kedalam rumah karena dia baru selesai berolahraga raga sepeda Statis di halaman belakang rumah.

“Pagi juga Papi, nah gitu dong olah raga, biar tambah sehat dan awet muda,” ledek Andini sambil memberikan dua jempolnya.

“Eh iya lho temen Papi bilang Papi tambah ganteng dan awet muda sejak rajin berolahraga,” ujar Benni dengan pedenya.

“Iya deh si paling olah raga,” jawab Andini sambil meledek.

“Sudah ah aku mau berangkat,” ujar Andiri sambil mencium pipi dan tangan Benni.

“Hari-hati Nyonya Levin,” goda Benny yang membuat Andini tersenyum lalu melakukan kiss bay dari jauh.

“Gak kerasa ya Pak, Non andini sudah besar, padahal perasaan belum lama saya.masih gendong-gendong dia,” ujar Isah sambil.merapikan bekas sarapan andini.

“Yah… dan mungkin sebentar lagi aku akan menjadi Kakek Mbok,” ujar Benni sambil tersenyum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!