NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 31.Mencoba lari.

Chen Xi menunduk dalam, mencoba menyembunyikan wajahnya di balik tudung hitam. Jantungnya berdegup kencang, tidak karena takut,tetapi karena tatapan tajam itu… tatapan yang dulu pernah mengenal Xu Yuan.

Paman, bagaimana bisa aku bertemu dengan dirinya disini?. Sial aku harus segera pergi!.

“Aku… minta maaf,” ucapnya cepat, suaranya nyaris bergetar. “Bisakah tuan memberikan aku jalan!.”

Ia berusaha melangkah ke samping, tapi langkah kakinya terhenti begitu jemari kuat menggenggam pergelangan tangannya.

“Berhenti.”

Suara itu dalam, rendah, dan mengandung kekuasaan yang tidak bisa diabaikan.

Chen Xi menatap ke bawah genggaman itu bukan kasar, tapi tegas.

Xiao Long menatapnya lama, seolah ingin menembus lapisan tipis waktu dan rahasia yang ia sembunyikan.

“Untuk apa nona dari Yue zhi datang ke tempat yang menakutkan ini?” tanya Xiao Long pelan namun menggetarkan.

Dia masih ingat aku?.

“Tunggu tuan mengenalku?.”

“Tentu saja, kamu gadis bulan yang sulit ditemui itu. Kamu mungkin tidak mengenal ku, tapi aku mengenalmu. ”

Chen xi terdiam, dia tidak habis pikir Xiao long masih jeli seperti dulu. Paman tidak berubah sudah lama tidak bertemu dia masih sama.

Chen Xi menggigit bibirnya.

“Tuan benar,tapi saya bukan gadis bulan lagi jadi jangan sebut aku seperti itu,” katanya, berusaha menarik tangannya, tapi Xiao Long tidak melepasnya.

Han, pelayan di belakang, menatap pemandangan itu dengan canggung. “Yang mulia, mungkin sebaiknya—”

“Diam.”

Tatapan Xiao Long tak berpindah sedikit pun. “Ini kesempatan yang langkah bisa bertemu dengan nya,” ia mendekat selangkah, jarak mereka kini hanya sejengkal, “kau orang pertama yang menolak undangan ku.”

Chen Xi menunduk lebih dalam. Napasnya tercekat.

Ia takut… bukan pada Xiao Long, tapi pada dirinya sendiri karena takut menunjukkan sikap Xu yuan didepan nya bagaimanapun juga dia adalah keluarga kerajaan yang dekat dengan nya.

Tunggu!, sekarang aku ada di tubuh Chen xi. Dia tidak mungkin mengenaliku sebagai Xu yuan.

Dengan berani Chen xi menatap langsung ke arah mata Xiao long. “Lepaskan aku,” katanya lirih. “Jika tidak aku akan teriak,dasar mesum!.”

Segera Xiao long melepaskan tangannya, untuk pertama kali Xiao long merasa terobsesi dengan Chen xi.

“Aku akan melepaskan mu, tapi aku ingin mengajakmu minum teh di kedai ini sebagai balasan karena menolak undangan ku hari itu. ”

“Aku tidak menyangka tuan begitu pendendam, ”.“Baiklah, di kedai sana pelayanku juga sudah menungguku. ”

Mereka bertiga pun pergi ke tempat Lian berada, kedai teh yang tenang yang terletak di dekat kota.

Saat ini Chen Xi menatap cangkir teh di depannya yang masih mengepulkan uap hangat, mencoba menyembunyikan kegugupannya di balik aroma melati yang lembut. Suara dentingan cangkir dan obrolan pelan dari meja-meja lain di kedai membuat suasana terasa normal… namun tidak bagi Chen Xi.

Di hadapannya, Xiao Long duduk dengan tenang. Jubah hitam keemasannya mencerminkan wibawa, dan tatapan matanya tetap menusuk, seolah setiap gerakan kecil Chen Xi adalah teka-teki yang harus dipecahkan.

Pelayan Han berdiri di belakang dengan tangan terlipat, diam tapi waspada. Di sisi lain, Lian pelayan pribadi Chen Xi berulang kali melirik ke arah tuannya, seolah ingin memastikan bahwa nona mudanya tidak kehilangan kendali.

“Sudah lama sejak aku terakhir minum teh bersama seseorang yang membuatku berpikir dua kali sebelum berbicara,” ucap Xiao Long tiba-tiba, suaranya tenang, tapi dalam.

Chen Xi tersenyum tipis, menatap cangkirnya. “Saya rasa, tuan sering berbicara dengan banyak orang penting. Mengapa harus berpikir dua kali hanya pada saya?”

“Tentu saja, karena sebagian besar orang di ibu kota berusaha menarik perhatianku,” katanya sambil menatap lurus padanya. “Sedangkan kau… berusaha menghindar seolah keberadaanku membawa malapetaka.”

Chen Xi hampir tersedak tehnya. “Tuan benar-benar pandai membuat suasana canggung,” balasnya pelan, berusaha terdengar ringan.

Xiao Long tersenyum samar. “Kau masih sama seperti dulu.”

Ucapan itu membuat Chen Xi membeku. Napasnya tertahan sesaat. “Maksud tuan?” tanyanya cepat.

Xiao Long menatapnya tajam, lalu berkata dengan nada lembut tapi penuh makna, “Gadis Yue zhi yang dulu menolak undangan ku menemani ku malam itu, dan kamu wanita yang berani menolak raja Long seperti itu di Yue zhi. Kau tahu… orang seperti itu sulit dilupakan,wanita seperti apa yang berani tidak memperdulikan ku. ”

Lian menatap tuannya dengan cemas, sementara Han berdeham pelan, mencoba meredakan ketegangan di udara.

Chen Xi menunduk, menggenggam ujung lengan bajunya agar tidak terlihat gemetar. “Tuan maafkan aku, anda pria yang suka menyimpan dendam karena masalah seperti itu.Saya melakukannya karena tugas saya disana hanya sebagai penghibur bukan pemuas nafsu pria hidung belang.”

“Jadi kamu menganggapku pria hidung belang!,” Xiao Long menjawab perlahan, “sepertinya nona salah paham,saya hanya ingin berbicara lebih dekat untuk mengenal wanita yang dielu-elukan oleh pria di Yue zhi.”

“Kalau begitu maafkan aku, saya_”

Chen Xi menarik napas dalam, berusaha menenangkan debar jantungnya yang sejak tadi belum juga mereda. Kata-kata Xiao Long masih menggema di telinganya, namun ia tahu terlalu lama berada di sini sama saja mencari masalah baru.

Di sisi lain, Lian yang sejak tadi menunduk cemas akhirnya memberanikan diri berbisik pelan, cukup agar hanya Chen Xi yang mendengarnya.

“Nona… kita harus pergi sekarang,” katanya dengan nada panik yang tersamar. “Saya khawatir nyonya Heng akan tahu kalau kita pergi diam-diam. Jika nyonya Heng tahu anda ke luar tanpa izin…”

Chen Xi terperanjat kecil, tapi cepat menutupi ekspresinya dengan senyum halus. Ia mengangkat cangkir teh, meneguk sedikit, lalu menatap Xiao Long yang masih memperhatikannya dalam diam.

“Tuan, sepertinya saya harus pamit. Ada urusan penting yang tak bisa saya tunda.”

Xiao Long menatapnya dengan alis sedikit terangkat. “Begitu cepat? Padahal aku baru saja ingin menanyakan sesuatu.”

“Pertanyaan tuan… mungkin bisa dijawab lain waktu,” sahut Chen Xi cepat, matanya menatap ke luar jendela seolah mencari alasan untuk pergi. “Saya tidak ingin menyinggung tuan, tapi—”

“—tapi kau takut padaku, bukan?” sela Xiao Long dengan suara rendah.

Tatapan tajamnya membuat Chen Xi terpaku. Sejenak, keheningan menggantung di antara mereka, hanya diisi oleh suara lembut air yang dituangkan pelayan ke dalam cangkir-cangkir teh di meja lain.

“Takut?” Chen Xi tersenyum tipis, menegakkan punggungnya. “Saya baru bertemu dengan tuan, kenapa mesti takut?.Saya senang dengan pertemuan ini, tapi saya pergi tanpa izin dengan ibu saya.Jadi saya harus kembali,agar tidak terkena marah.”

Xiao Long tersenyum samar, matanya menyipit seperti serigala yang menemukan permainan menarik. “Baiklah. Jika bertemu lagi aku minta kamu tidak menghindar, Nona Chen xi. ”

Chen Xi berdiri, memberi salam sopan. “Tentu tidak tuan.”

Ia berbalik cepat, menarik lembut tangan Lian. “Ayo.”

Begitu mereka melangkah keluar dari kedai teh, udara sore yang lembap menyambut, namun rasa lega terasa untuk Chen xi.

Akhirnya dia bisa pergi jauh dari Xiao long, tapi tatapan Xiao long tidak pernah lepas dari Chen xi.

Xiao long pun memberikan perintah pada Han, “Han, cari informasi tentang Chen xi dan dimana dia tinggal. ”

“Baik yang mulia. ”

1
RiNdaNi Poetrie
Thor kalau update jangan lah 1 halaman. coba 3 halaman kali-kali kan🤭
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!