NovelToon NovelToon
Aku Pergi...

Aku Pergi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Luna Maharani.

Nama yang sudah lama tidak ia dengar. Nama yang dulu sempat jadi alasan pertengkaran pertama mereka sebelum menikah. Mantan kekasih Bayu semasa kuliah — perempuan yang dulu katanya sudah “benar-benar dilupakan”.

Tangan Annisa gemetar. Ia tidak berniat membaca, tapi matanya terlalu cepat menangkap potongan pesan itu sebelum layar padam.

“Terima kasih udah sempat mampir kemarin. Rasanya seperti dulu lagi.”



Waktu berhenti. Suara jam dinding terasa begitu keras di telinganya.
“Mampir…?” gumamnya. Ia menatap pintu yang baru saja ditutup Bayu beberapa menit lalu. Napasnya menjadi pendek.

Ia ingin marah. Tapi lebih dari itu, ia merasa hampa. Seolah seluruh tenaganya tersedot habis hanya karena satu nama.

Luna.

Ia tahu nama itu tidak akan pernah benar-benar hilang dari hidup Bayu, tapi ia tidak menyangka akan kembali secepat ini.
Dan yang paling menyakitkan—Bayu tidak pernah bercerita.

Akankah Anisa sanggup bertahan dengan suami yang belum usai dengan masa lalu nya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Hari itu, udara pagi terasa hangat saat Jovan dan Anisa duduk di kursi belakang mobil hitam milik perusahaan.

Mobil melaju melewati jalanan industri menuju salah satu pabrik besar milik grup mereka.

“Kamu sudah siap?” tanya Jovan lembut, melirik Anisa yang duduk rapi dengan kemeja putih sederhana.

“Siap, Tuan,” jawab Anisa dengan senyum kecil. “Terima kasih sudah mengizinkan saya ikut hari ini.”

“Kamu pantas dapat kesempatan ini.Saya ingin kamu belajar langsung tentang manajemen lapangan.”

Suasana di pabrik berlangsung lancar. Anisa tampak antusias memperhatikan penjelasan para supervisor, sesekali mencatat hal-hal penting.

Namun menjelang siang, ponsel Jovan bergetar. Ia melihat nama yang muncul di layar, sang Papa.

Wajah Jovan sedikit berubah serius, tapi juga tampak khawatir.

“Anisa,” u!jarnya pelan. “Sepertinya saya tidak bisa kembali ke kantor sore ini. Papa saya menelpon… sepertinya ada urusan penting.”

“Tidak apa-apa, Tuan. Saya bisa pulang sendiri.”

“Tidak, kamu pulang dengan mobil kantor saja. Saya akan minta Clara mengantar kamu.”

"Baiklah Tuan, terima kasih." ucap Nisa sopan.

Beberapa saat kemudian, Nisa pun masuk ke mobil perusahaan yang dikendarai oleh Clara melaju di jalan raya yang mulai padat.

Anisa menatap keluar jendela, menikmati pemandangan kota yang belum ia kenal sepenuhnya.

Namun di tengah perjalanan, Clara tiba-tiba memegangi perutnya.

“Aduh… perut gue sakit banget, Nis.”

“Lho, Mbak Clara kenapa? Mau saya bantu cari apotek?”

“Enggak usah… lo turun dulu aja, ya? Gue mau langsung ke rumah sakit. Gue nggak kuat nyetir.”

Anisa menatapnya bingung.

“Tapi Mbak, ini di mana? Saya nggak tahu jalan pulang ke kantor…”

“Tenang aja, lo bisa naik taksi. Nis, turun dulu, ya.”

Sebelum sempat bertanya lebih lanjut, Clara sudah menepikan mobil dan menurunkan Anisa di pinggir jalan lalu melaju begitu saja.

Anisa berdiri terpaku, menatap mobil itu yang perlahan menghilang di antara deretan kendaraan.

“Ya Tuhan bagaimana ini, saya bener-bener nggak tahu ini daerah mana…” gumamnya panik.

Ia berjalan pelan di trotoar, berusaha mencari petunjuk arah atau halte terdekat. Jalan itu cukup ramai, tapi asing di matanya.

Lalu pandangannya tertuju pada seorang ibu-ibu yang baru saja keluar dari toko kue di seberang jalan.

Wanita paruh baya itu tampak pucat, langkahnya goyah.

Beberapa detik kemudian, tubuhnya limbung.

“Ibu!” seru Anisa spontan.

Ia berlari menyeberang, menangkap tubuh wanita itu sebelum benar-benar jatuh.

“Ibu nggak apa-apa? Ibu dengar saya?”

Wanita itu membuka matanya perlahan. Pandangannya kabur sesaat, sebelum akhirnya menatap wajah Anisa dengan penuh keterkejutan.

Matanya membesar. Napasnya terengah.

“Kamu… siapa…?” suaranya bergetar, hampir tak terdengar.

“Saya… Anisa, Bu. Ibu kenapa, apa ibu pusing?”

Wanita itu menatap lekat-lekat wajah Anisa seolah berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak sedang bermimpi.

Tangannya gemetar saat menyentuh pipi Anisa perlahan.

“Kamu… kamu mirip sekali…”

“Mirip siapa, Bu?”

“Adik ku” bisiknya lirih. “Dia… sudah lama hilang…”

Anisa tertegun. Ada sesuatu dalam tatapan wanita itu percampuran antara rindu, kaget, dan luka yang belum sembuh.

Tanpa sadar, perasaan hangat menjalar di dada Anisa. Entah kenapa, wajah wanita itu terasa begitu familiar, seperti pernah hadir dalam mimpi-mimpi samar di masa kecilnya.

“Ibu, ayo duduk dulu. Saya bantu.”

Ia menggandeng wanita itu menuju bangku di depan toko kue.

"Sepertinya gula darah saya rendah." ucap Wanita itu setelah duduk.

"Kebetulan saya ada coklat. Ibu mau?, katanya coklat bisa menstabilkan gula darah."

"Tentu saja."ucap wanita tersebut Namun tatapan matanya tetap tertuju ke arah Annisa, entah kenapa wajah itu sangat mirip dengan adiknya sewaktu masih muda.

Anisa membukakan coklat tersebut kemudian menyuapinya membuat dada wanita itu menghangat.

"Kamu dari mana nak?."

"saya tadi ada kunjungan pabrik Bu, namun tiba-tiba saja rekan saya mengeluh sakit perut jadi dia langsung ke rumah sakit dan nurunin saya di sini."

"Apa dia nggak sengaja ninggalin kamu?, harusnya kan dia pastikan dulu kamu sudah naik taksi atau belum." ucap Wanita Itu curiga.

"Gak papa bu, mungkin perutnya sangat sakit jadinya gak bisa anter saya kembali ke kantor."

"Kamu kerja dimana?."

"Di Millanoz Corp bu."

"Wah!!! Hebat ya kamu bisa bekerja di perusahaan sebesar itu." ucapnya Kagum

"Saya masih magang bu."

"Wah!!! Lebih hebat lagi kalau gitu. Karena setau saya ujian masuk sana sangat ketat. Ku hebat loh bisa terpilih dari ribuan mahasiswa yang mendaftar kesana.

"Terima kasih bu. Oh iya ibu sama siapa?."

"Tadinya saya sama sopir, cuma dia lagi ada perlu bentar. Bentar lagi pasti udah datang. Trus kamu mau kemana?."

"Keknya saya naik taksi aja bu."

"Kamu pulang kemana?."

"Ke Pasti Asuhan Mutiara Kasih bu. Di jalan X."

"Panti asuhan?."

"Iya bu. Saya tinggal disana sedari kecil."

"Sedari kecil?."

"Iya bu."

Tin

Tin

"Sepertinya sopir ibu udah datang. Kalau gitu saya pamit dulu ya."

"Tunggu nak, Biar ibu antar saja. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih ibu."

"Apa saya gak merepotkan bu?."

"Tidak nak. Justru saya senang bisa ngobrol sama kamu."

"Baiklah bu kalau begitu." Ucap Nisa pasrah dan bersyukur dirinya tak jadi kebingungan untuk pulang.

Sementara itu, dari kejauhan, seseorang memperhatikan mereka diam-diam dari dalam mobil menatap intens, lalu menelpon seseorang.

“Bos… Anda nggak akan percaya. Nona Anisa, diturunkan dijalan oleh Clara.”

“Apa?” suara di seberang terdengar dingin.

“Iya bos, tapi sekarang dia sudah naik mobil seorang wanita paruh baya. Dan sepertinya dia orang baik dan akan mengantar Nona Anisa pulang.”

"Terus Awasi dia Dam. Dan laporkan setiap hal yang kamu temukan."

"Baik Bos. Asal bonus lancar semua beres." ucap Damian terkekeh.

"Tenang saja."

"Siaap Bos." ucap Damian penuh semangat.

"Si Bos sekali jatuh cinta bucin nya gak ngotak." lirih Damian setelah panggilan di tutup.

Sementara itu di mobil yang lainnya, Clara tertawa puas ketika melihat wajah Anisa saat ia turunkan di tengah jalan. Sebenarnya Clara tidak sakit perut Ia hanya berpura-pura dan ingin mengerjai Anisa karena Clara cemburu Anisa begitu dekat dengan Jovan. Padahal dia hanyalah murid magang. Sementara Clara yang sudah bekerja 3 tahun bersama Jovan tidak pernah diperhatikan dan sedekat Itu. Clara merasa jika Anisa sangat pandai mengambil hati Jovan agar nilainya nanti memuaskan dan clara tidak akan membiarkan hal itu terjadi karena bagi Clara, Jovan hanyalah miliknya saja tidak ada perempuan lain yang boleh menarik perhatian CEO muda yang tampan dan memiliki harta triliunan itu.

1
Ma Em
Ada saja saja perempuan yg akan jadi penghalang antara Jovan dgn Anisa , semangat Jovan teruslah berjuang untuk mendapatkan cintanya Anisa , semoga Jovan berjodoh dgn Anisa .
Ma Em
Bima baru sadar dan menyesal setelah tau Luna tdk sebaik yg Bima kira dan hanya memanfaatkan nya , sekarang datang meminta maaf dan mau kembali pada Anisa , siapa juga yg mau sama lelaki kejam dan penipu mati saja kamu Bima
partini
nah Udha gini Nini yg paling sempurna,,kalau ga tau si Kunti aslinya kaya gitu ttp aja cinta kan
minta balikan habis ini yahhh lagu lama
Ma Em
Anisa semangat makanya Anisa jgn lemah Anisa hrs berani lawan si Clara kalau tdk dilawan malah tambah berani dia .
Yuliana Tunru
smoga jovan selalu hqga nisa ya ..clara sikap arogan mu yg akan menghancurkan mu
partini
dan seperti itu jovan ga tau sehhhhh
Ma Em
Alhamdulillah Anisa serta Bu Asih dan anak2 panti sdh keluar dari villa pak Amar dan Bu Ratna , sekarang tinggal membereskan urusan Anisa dgn Bima agar segera bisa lepas dari nikah kontrak yg dilakukan Bima , semangat Anisa 💪💪💪
Ma Em
Clara kamu dlm bahaya dia kira perbuatannya yg menurunkan Anisa dijalan tdk akan diketahui Jovan , tapi sukur dah Jovan jadi tau kelakuan Clara , mungkin ibu2 yg ditolong sama Anisa saudaranya Anisa yg terpisahkan waktu msh kecil
Yuliana Tunru
waktu x buat nisa bangkit dan jgn lupa bos jovan 👍 siap2 jd gembel bima ambil tuh luna jalqng mu
zhelfa_alfira
keren
zhelfa_alfira
cerita nya bagus aku suka..semangat up kk
zhelfa_alfira: sama² semangat up nya cerita nya bagus
total 2 replies
Ma Em
Bagus Jovan harus melindungi Anisa dari Bima karena sdh menipunya dgn status pernikahan padahal bohong yg membuat hidup Anisa tersiksa , balas semua perbuatan Bima dan Luna buat mereka berdua hidupnya menderita .
Call Me Nunna_Re: Maksi y bun selalu mpir🙏
total 1 replies
Santi Cetta
ya ampun jd perempuan jahat amat semoga mendapatkan balasan
Ma Em
Tendang si Luna jalang jgn biarkan tinggal di apartemen biar dia jadi gembel kalau Bima membela Luna usir sekalian emang mereka serasi sampah emang hrs berpasangan dgn sampah juga .
Ma Em
Jangan sampai Anisa bisa dibawa pulang sama Bima , Bu Asih hrs bisa pertahankan Nisa agar TDK dibawa Bima Dan secepatnya pindah dari vila nya Bu Ratna juga Anisa bisa langsing gugat cerai Bima .
partini
langsung ketahuan kemana perginya Weh Weh ya percuma dong pergi 🤦
Ma Em
Bagus Anisa kamu hrs berani melawan jgn bisanya cuma nangis, Anisa punya harga diri jgn mau diinjak injak sama Bima dan Luna si manusia tdk berguna , lbh baik Anisa secepatnya keluar dari apartemen yg ditempati Bima dan Luna .
Ma Em
Anisa kamu hrs melawan jgn bisanya nangis doang jadi Luna tambah berani berbuat semaunya bahkan menampar kamu ditempat umum , Anisa berhak membela diri karena Anisa sebagai istri sah Bima sedangkan Luna cuma jalang simpanan Bima kenapa Anisa dihina dan ditampar diam saja itulah kelemahan Anisa .
Ma Em
Anisa emang yg terbaik Clara kalah telak maksudnya mau permalukan dan menjatuhkan Anisa tdk taunya Anisa malah lbh pintar dari Clara kan dia malu sendiri , semangat Anisa kamu pasti bakal jadi orang sukses , maaf Thor babnya terlalu sedikit ,🙏🙏
Ma Em
Bagus Jovan kamu hrs melindungi Anisa dari perlakuan yg kasar dari Bima dan Luna kalau perlu lbh baik Anisa bawa keluar dari tempat yg di tinggali Bima dan Luna .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!