bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Jangan ditanya lagi bagaimana ekspresi wajah William yang merah padam menahan amarah. Jika mungkin dia akan berteriak sekencang-kencangnya, memberitahukan seluruh dunia bahwa hanya Ayu yang bisa menembus pertahanannya selama ini. Hanya dia, gadis cantik yang mampu menenangkan jiwanya selama ini. Dia mampu membuat perubahan dalam hidupnya, sifatnya, dan semua perilaku kejam yang pernah dia lakukan dulu. Tidak ada yang boleh menyentuhnya, melihatnya, jika perlu dia akan mengurung di dalam sebuah ruangan yang hanya ada Ayu dan dirinya saja. Hanya dia yang boleh memilikinya.
Tetapi semua itu percuma saja jika dia simpan di dalam hati. Setiap kali dirinya ingin mengungkapkan, keberanian itu seketika hilang ditelan bumi.
Laki-laki itu akhirnya menyerah begitu saja setelah mendengar jawaban pelayannya. Kali ini dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena keputusan di tangan Ayu sendiri.
Setelah selesai makan, orang tua William pergi bersama Ayu menuju sebuah restoran tempat mereka janjian. Di sana sudah ada Adit dan juga keluarganya. Mereka sudah memesankan tempat khusus untuk Ayu dan anaknya berdua saja sedangkan para orang tua berada di ruang terpisah.
“Kamu masuk sana, coba kenalan lebih dekat lagi,” ujar Maya sambil mendorong tubuh mungil Ayu.
Gadis itu melangkah pelan dengan perasaan takut kalau tidak sesuai dengan dirinya tidak sesuai dengan yang mereka bayangkan.
Perlahan pintu terbuka menampakkan laki-laki tampan tapi tidak melebihi tuan mudanya. Hanya saja dia terlihat lebih muda dan kalem. Berbeda dengan tuannya yang kelewat tampan dan sedikit arogan. Itu kesan menurutnya.
“Masuklah, tidak usah takut,” ucap Adit bangkit mempersilahkan Ayu untuk duduk. dia membantu menarik kursinya selayaknya di film-film romantis.
“Terima kasih.”
Mereka duduk saling berhadapan dengan beberapa hidangan mewah di depannya.
“Pelayan,” ucap Adit meminta pesanannya segera di antar.
Para pelayan restoran pun paham dan segera pergi. Mereka berbondong-bondong menuju dapur ada yang menyuguhkan makanan dan ada pula yang khusus untuk menyajikan wine.
“Tidak salah pilihan memang Tuan Jackson. Dia sangat cantik dan … terlihat sangat polos,” batin Adit tersenyum misterius.
Tidak banyak yang tahu bagaimana keseharian laki-laki itu. Yang Tuan Jacson tahu, dia anak orang kaya yang hartanya tidak akan habis hingga tujuh turunan. Dia juga anak yang baik kepada kedua orang tuanya. Hanya sebatas itu saja yang mereka tahu.
Rasa penasarannya semakin memuncak kala orang tua William terus menerus bercerita tentang gadis cantik yang bekerja untuknya. Hingga akhirnya dia meminta bantuan Tuan Issac untuk mengatur pertemuan.
“Adit,” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Gadis cantik berambut panjang membalasnya dengan senyuman. “Ayu.”
“Ternyata benar apa kata Tuan Jackson kalau kamu sangat cantik dan baik, sesuai dengan namanya.”
Ayu hanya diam tidak menjawab hanya senyuman saja yang dia berikan. Baginya suasana ini terasa tidak nyaman, entah karena apa, yang jelas dirinya tidak suka dengan tatapan laki-laki di hadapannya.
Berbeda saat dirinya dengan majikannya di rumah. Meski tinggal berdua saja, tuan mudanya selalu bisa menjaga pandangannya. Namun sedikit berbeda dengan anak dari kolega majikannya ini.
Sejak kedatangan gadis cantik itu, matanya seakan menelisik setiap inci tubuhnya. “Hanya dengan pandangan saja sudah membuatku risih. Untung tadi pakai baju lengan panjang dan rok sedikit panjang. Kalau tidak mungkin aku akan dia terkam. Belum apa-apa saja, rasanya seperti umpan singa kelaparan,” batin Ayu. Dia sudah punya feeling kurang enak sejak memasuki ruangan.
Tanpa diduga, laki-laki itu menarik tempat duduknya dan pindah ke samping Ayu. Begitu percaya dirinya dia mendekati gadis cantik incaran banyak laki-laki.
“Maaf ya, kalau aku pindah. Dengan begini kita bisa lebih dekat dan bisa mengenal lebih dalam lagi,” ujar Adit tanpa basa-basi.
Terlihat wajah gadis itu sedikit terkejut dengan tingkah Adit. Dia tidak menyangka kalau laki-laki yang baru dikenalnya akan seberani ini.
“Iy-iya,” balasnya tetap sopan.
.
.
.
Sedangkan ditempat lain, ada seseorang yang duduk gelisah memikirkan hal yang tidak-tidak. Semua pekerjaannya hancur berantakan tidak ada yang selesai.
Vano pun dibuat pusing sendiri dengan tingkah CEOnya yang gak jelas sejak pagi.
“Kalau ada masalah, ngomong aja! Gak usah bertingkah!” sindirnya kesal. Sejak pagi hari, William sudah uring-uringan gak jelas. Semua pegawai terkena amukannya meski kesalahannya hanya sepele.
Vano yang melihatnya pun ikut kesal karena hari ini ada rapat penting pemegang saham perusahaan. Kalau sampai dia bikin ulah, Vano pastikan bakalan bonyok itu orang blasteran.