Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.
inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Perpisahan
Di atas tebing tersembunyi yang diselimuti Qi spiritual yang pekat, Xiao Chen duduk bersila, tak bergerak selama tiga hari penuh. Pedang Naga Langit yang baru diaktifkan diletakkan melintang di pangkuannya. Bilah pedang, yang terbuat dari Logam Naga Bintang Tujuh legendaris, kini memancarkan aura hitam pekat yang kuat, membuat vegetasi di sekitarnya layu dan mati—sebuah manifestasi fisik dari Qi Naga Hitam yang dominan dan menekan.
Xiao Chen tenggelam sepenuhnya dalam lautan ingatan dan teknik pedang kuno yang diunduh ke kesadarannya saat segel dibuka. Jutaan tahun pengetahuan teknik tebasan naga dan formasi pedang purba membanjiri benaknya. Proses penyerapan ini menguras mental dan melelahkan secara spiritual, tetapi tekad baja yang kini bersemayam di hati Xiao Chen menolak menyerah.
Ia mempelajari Teknik Pedang Dominasi Naga Langit tahap I. Teknik ini tidak hanya mengajarkan cara mengayunkan pedang, tetapi juga cara memanipulasi Qi Naga Hitam untuk menghancurkan pertahanan musuh dengan tekanan Qi yang absolut. Semangat juang Xiao Chen kini terkunci sepenuhnya pada Pedang Naga Langit, menjadikannya perwujudan hidup dari warisan tersebut.
Jauh di dalam kabut tebal yang dingin, di bawah pengawasan Liu Bai yang tenang dan tanpa emosi, Ling Ye menjalani nerakanya sendiri di Air Terjun Qi Besi.
Air terjun itu bukan terbuat dari air biasa, melainkan dari kondensasi Qi padat yang jatuh dengan kekuatan menekan ribuan kali. Liu Bai memaksa Ling Ye untuk bertahan di bawah hantaman Qi dingin itu selama tiga jam penuh siksaan setiap hari.
Awalnya, Ling Ye menjerit kesakitan, tubuhnya yang gempal dan lunak langsung biru-biru dan memar oleh hantaman Qi. Ia terhuyung-huyung, tersandung, dan ambruk berkali-kali, batuk Qi dan air mata keputusasaan.
"Aku menyerah! Aku lebih baik jadi adonan bakpao saja!" ratap Ling Ye pada hari pertama, suaranya parau.
Namun, Liu Bai tidak terpengaruh. "Kegagalan adalah pilihan yang kau berikan pada dirimu sendiri, Ling Ye. Ingat kata-kata Li Yuan: Jaga Dirimu dan Temanmu. Kau hanya bisa menjaganya jika kau kuat. Bangkit!" desak Liu Bai, suaranya pelan tetapi menusuk jiwa.
Didorong oleh sumpah yang tak terucapkan kepada Xiao Chen dan Batu Naga Putih yang memancarkan aura perlindungan di dadanya, Ling Ye memaksakan dirinya. Pada hari ketiga, tubuhnya sudah tidak lagi hanya memar, tetapi mulai mengeras. Qi yang masuk melalui hantaman air terjun mulai terintegrasi dengan Qi Pemurnian Level 1 miliknya, memperkuat kulit dan ototnya secara drastis. Ia memang tidak menjadi kurus, tetapi ia menjadi padat berisi dan tahan banting, seperti Baja Bakpao yang dijanjikan Bos Qi.
Pada pagi hari keempat, Xiao Chen membuka matanya. Seketika, aura Qi di sekitarnya bergetar dan tunduk. Matanya, yang tadinya hanya merah karena kesedihan, kini memancarkan kilatan hitam yang tajam dan mematikan. Ia telah menguasai dasar-dasar teknik Dominasi Naga Langit tahap I.
Tak lama, Liu Bai muncul dari kabut, diikuti oleh Ling Ye.
Ling Ye berjalan dengan langkah yang tegap, meskipun masih sedikit gontai. Pakaiannya robek, tetapi kulitnya tampak mengkilap dan memiliki elastisitas yang luar biasa—bukti fisik dari penderitaan tiga hari di Air Terjun Qi Besi.
Melihat mata Xiao Chen, Ling Ye langsung tahu. "Ternyata kau sudah selesai, Xiao Chen."
"Kau juga sudah berubah, Ling Ye. Kau... terlihat lebih kuat," balas Xiao Chen, melihat perubahan fisik dan Qi Ling Ye.
Bos Qi muncul, melompat dari udara dengan tawa riang yang nyaring. "Aduh! Kalian sudah menjadi manusia yang menarik sekarang! Sudah siap menghadapi Dunia yang kejam ini."
Xiao Chen dan Ling Ye saling pandang. Mereka ingat kekejaman Faksi Pedang Bayangan, kebaikan Master Li Yuan, dan metode pelatihan aneh yang berhasil mengubah mereka hanya dalam tiga hari.
Xiao Chen dan Ling Ye kemudian berlutut secara serentak di hadapan kedua pria itu, sebuah tindakan yang datang dari rasa hormat sejati yang tumbuh dari hasil keringat dan darah mereka.
"Terima kasih atas bimbingan anda, Master," ucap Xiao Chen, suaranya tegas dan penuh rasa terima kasih.
"Terima kasih, Master!" timpal Ling Ye, nadanya sudah tidak lagi cengeng, melainkan penuh tekad.
Bos Qi terdiam sesaat, senyum seringai gila di wajahnya sedikit melunak"Master?Itu tidak buruk." Ia kemudian terbahak keras lagi, memukul bahu Xiao Chen dengan keras.
"Bagus! Bangun, anak-anak! Master mu ini tidak suka melihat muridnya berlutut! Sekarang aku harus pergi, dan kalian harus berkembang sendiri dan bertahan hidup, semoga beruntung bocah!"
Bos Qi dan Liu Bai kemudian berbalik ke arah lain. Bos Qi bergerak dengan kecepatan tak terukur menuju Ibukota Kekaisaran.
"Ayo Liu Bai! Aku hanya ingin melihat kondisi Kekaisaran sebentar, sudah lama aku tidak ke sana."
"Baik Bos." Liu Bai mengikuti Bos Qi dengan patuh.
Tiba-tiba Bos Qi berkata kepada Liu Bai, suaranya terdengar misterius dan reflektif "Tak kusangka aku akan bertemu dengan keturunan bocah itu dan dapat melihat artefak ciptaanku sendiri. Ini benar-benar menarik!"
Mereka berdua menghilang ditelan kabut, meninggalkan Xiao Chen dan Ling Ye, siap dengan pedang dan perisai baru, menuju dunia yang kejam.
makanya pembaca langsun hiatus