NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang ke rumah ibu

   Lima hari lamanya...

   Berkali-kali Arumni mencoba menghubungi Galih, namun tak ada jawaban sama sekali. Bahkan pesannya melalui WA tidak pernah dibaca oleh Galih.

  Arumni dapat menyimpulkan bahwa Galih telah mengetahui kepergiannya bersama Adit, malam itu. Sejujurnya Arumni sudah tidak peduli akan seberapa marahnya Galih.

  Arumni merasa dirinya perlu bicara. karena Galih tak lagi menanggapinya, maka Arumni pun menghubungi Mita.

  "Ada apa mbak?" Jawab Mita di ujung telpon.

  "Kalau mas Galih belum berangkat, tolong berikan telponnya!" rasa kesal membuat napasnya terasa memburu saat mengatakan itu.

  Mita dapat merasakan bahwa Arumni sedang menahan sesak di dadanya. Tanpa berani bertanya, Mita segera memberikan ponselnya pada Galih yang pada saat itu sedang menikmati secangkir kopi.

  "Mbak Arumni menelpon, mas!" ucap Mita saat memberikan ponselnya.

  "Bilang padanya kalau aku ngak ada!" jawabnya sinis.

  Arumni dapat menangkap suara Galih. Saat Mita hendak mengatakan, Arumni sudah lebih dulu memotongnya. "Katakan padanya, nanti sore bapak sama ibu akan berangkat ke Jakarta!" Tegas Arumni.

  Galih dapat menyimak lirihnya suara Arumni di ujung telpon. Suasana hatinya jadi berubah saat Arumni berkata akan datang ke Jakarta. Galih segera meraih ponsel Mita dari tangannya.

  "Rupanya kamu masih mengingat ku Arumni?" ketus Galih.

  "Aku tidak mungkin lupa pada orang yang sudah memberiku bayang-bayang kesedihan, mas!" Tegasnya.

  Galih melayangkan tawa getir. "Jadi kamu merasa sudah bahagia bersama inspektur itu? puas kamu membalas ku dengan cara seperti ini?" Teriak Galih.

  "Apa maksud mu, bicara sekasar itu?"

  "Jangan pura-pura lupa, Arumni! kamu pikir aku tidak tahu, kamu pergi malam-malam sama pria itu? Kamu merasa bangga sudah menyiksa ku seperti ini?"

  "Kata siapa, mas?" napasnya tercekat. "Kata siapa aku menyiksa mu?" Lirihnya menahan sesak di dada. "Kalau pun iya, kamu merasa tersiksa karena perbuatan ku, itu karena kamu telah lebih dulu menyakiti aku mas? kamu ingat itu? bahkan kamu sampai punya anak! jangan lupa hal itu, mas!"

  Hening!

  Galih merasa semua tuduhan Arumni benar, sedangkan ia hanya menahan rasa yang tak jelas di hatinya. "Arumni..?!"

   Arumni harus menunggu beberapa saat agar dirinya dapat kembali bicara. "Aku menelpon mu, cuma buat kasih kabar, nanti sore bapak sama ibu akan berangkat ke Jakarta untuk melihat Rama, bapak sama ibu aku suruh naik travel saja biar langsung sampai depan rumah mu, mas!" ucapnya sambil menyeka air mata.

  "Lalu, kamu..?" Bicaranya mulai lembut.

  "Tadinya aku mau ikut, tapi ngak jadi." Pangkas Arumni. "Diijinkan atau pun tidak, aku tetap akan pulang ke rumah ibu ku!" pekik Arumni.

  "A-"

  Arumni sudah lebih dulu memutus panggilan, sebelum Galih melanjutkan ucapannya.

  **

  "Arumni kamu yang nyuruh bapak sama ibu ke Jakarta, tapi kenapa kamu ngak mau ikut?" kata pak Arif, sebelum mobil travel akan menjemputnya.

  "Iya Arumni. Kenapa?" saut bu Susi.

  "Ngak papa kok pak, bu! aku cuma sedang kangen sama ibu, aku pingin tinggal di sana untuk beberapa hari." Arumni menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

  Bu Susi memegang tangan Arumni. "Ada apa, Arumni? apa kamu bertengkar sama Galih? kalau itu alasannya, kenapa kamu tidak ikut saja, biar sekalian kita selesaikan di sana. Apa lagi kamu sendiri yang bilang, Galih dan Mita siap pisah jika kamu menginginkan."

"Andai bu Susi tahu, masalahnya ngak sesederhana itu!"

  "Ijinkan aku tinggal di rumah ibu Sari dulu ya, bu? mungkin aku akan menemukan ketenangan di sana." Arumni memohon.

  Bu Susi agak kecewa, namun tetap yakin bahwa keputusan Arumni adalah yang terbaik. "Ya sudah, ibu tahu bagaimana lelahnya perjuangan mu dalam menahan rasa sakit karena ulah anak ibu. Tapi ibu tetap berharap agar kalian tetap bersatu, seperti dulu lagi. Ibu kangen dengan kehangatan hubungan kalian, Arumni!"

  Derai air mata mengiringi kepergian orang tua Galih, mereka saling berpelukan sebagai salam perpisahan, saat mobil travel telah sampai di halaman rumahnya.

  Dengan berat hati bu Susi meninggalkan Arumni, namun bu Susi merasa yakin, semua sudah menjadi jalannya.

  "Ibu sama bapak hati-hati, ya? mobilnya akan sampai di depan rumah mas Galih, jadi ibu sama bapak tidak perlu repot-repot pindah kendaraan."

  "Itu rumah mu, Arumni!" kata bu Susi sambil membenamkan sebuah kecupan untuk sang menantu.

  Cairan bening pun kembali membanjiri pipi Arumni, "iya, bu!" Lirihnya sambil menganguk pelan.

  Mereka pun sudah harus berangkat. Arumni masih berdiri memandangi mobil yang membawa kedua orang tua Galih, hingga menghilang di ujung jalan, sebelum akhirnya Arumni pun ikut pergi meninggalkan rumah orang tua Galih, dan kembali pada orang tua sendiri.

  **

  "Kamu mikir apa, Dit?" Tanya mama Alin saat melihat Adit sedang duduk di teras rumahnya.

  Adit terpantau sedang mengeser layar ponsel yang ia letakan di meja teras rumahnya, dengan satu tangan memijat kepala yang terasa berdenyut, sikunya tertancap di meja, saat menjelang maghrib.

  Adit hanya melirik sekilas, lalu kembali pada aktifitasnya.

Mama Alin merebut ponselnya."Apa ini nomor Arumni?"

  Adit menganguk. "Apa aku harus pura-pura salah kirim pesan, biar bisa chattingan sama dia?"

  Mama Alin jadi tertawa geli, rupanya anak bujangnya baru pertama jatuh cinta. "Apa mama harus mengajak mu ke rumah pak Arif, biar kamu bisa bertemu dia?" goda mama. "Udahlah, Dit! udah jelas-jelas Arumni punya suami, lupakan dia, dan cari yang baru!"

  "Bukan begitu, ma. Aku tuh cuma ngak enak, karena sudah salah sangka pada Arumni. Aku ingin minta maaf sama, Arumni."

  Sejenak mama Alin berpikir. "Hemm, baiklah Dit, kita ke rumah pak Arif saja habis maghrib."

  Senyumnya mengembang, entah mengapa hatinya begitu bahagia saat mendengar ajakan sang mama. "Iya, ma!" ucapnya lalu pergi meninggalkan teras.

  Mama Alin tersenyum sambil mengelengkan kepala. "Adit, Adit!" ucapnya.

  **

   Sepulangnya bu Sari dan pak Yadi dari masjid, mereka dikejutkan dengan motor Arumni yang terparkir di depan rumah.

  "Ini motor Arumni kan, bu?" kata pak Yadi.

  "Iya, pak!" jawab bu Sari sambil mengamati.

   Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam. "Bu..!"

  Bu Sari bergegas mendekati anak semata wayangnya itu. "Akhirnya kamu pulang, Arumni!" ucapnya sambil memeluk sang anak.

  "Ayo masuk dulu, ngak enak dilihat tetangga!" kata pak Yadi setelah melihat para warga mulai keluar dari masjid.

  Mereka pun masuk ke dalam rumah, kedua orang tua Arumni begitu memanjakan, terutama ibunya yang sangat menyayangi, sampai ngak rela jika Arumni tetap bersama Galih.

  "Sore begini kamu pulangnya, Arumni. untung ngak hujan, jalanan menuju desa kita kan rusak parah, kalau hujan lumayan licin." kata pak Yadi.

  "Iya, pak! soalnya aku nunggu pak Arif dan bu Susi berangkat ke Jakarta dulu."

  Bu Sari keluar membawa teh dan beberapa camilan dari dapur, untuk menemani obrolan mereka. "Jadi orang tua Galih mulai menerima wanita perebut suami orang itu?" cetus bu Sari.

  "Bukan begitu, bu. Mereka ke Jakarta atas permintaan aku."

  "Untuk apa? kamu jangan terlalu baik begitu, Arumni. Kenapa kamu ngak tinggalin Galih aja sih? kamu masih muda, cari laki-laki yang lebih baik dari Galih!"

"Jangan terlalu keras pada Arumni, bu! Arumni sudah dewasa, dia yang paling tahu yang terbaik untuknya." saut pak Yadi.

"Jadi bapak juga membela laki-laki seperti Galih?" seru bu Sari.

"Turunkan nada bicara mu, bu. Ngak enak didengar tetangga!"

Bu Sari tampak kesal dengan dengan ucapan suaminya.

Arumni jadi merasa semakin terpuruk, ia bingung harus bagaimana. Sejujurnya Arumni masih sangat mencintai Galih, hubungannya dengan Galih yang sudah terbentuk sejak masih sekolah, melahirkan begitu banyak kenangan indah. Arumni tidak tahu bertahan dengan rasa sakit, atau pergi membawa kenangan itu?

...****************...

1
cica 45
Ceritanya makin seru dengan kehadiran seorang perwira polisi. sukses selalu buat authornya dari Wonosobo. Aku suka aku suka 🤩🤩🥳🥳💝💝💝💝💝 🌟🌟🌟🌟🌟
kalea rizuky
dukung pebinor gass dit pepet teros abis ne jg janda kok dia
kalea rizuky
cpet cerai lah jangan bkin arumi oon
Hanipah Fitri
sabar ya Dit, ditunggu aja, nanti juga insyaallah Arumi jadi istrimu
Hanipah Fitri
kapan Arumi nya ambil tindakan, Thor cerita mu bagus tapi Arumi nya sangat lemah
Restu Langit 2: Tunggu saat Galih mentransfer uang, Arumni akan meminta itu sebagai nafkah terakhir ☺
total 1 replies
Hanipah Fitri
Arumi kalau memang kamu sdh mati rasa dgn galih kenapa gak dilepas aja dari pada menggantung lama
Hanipah Fitri
nah ini mertua yg pengertian.
Hanipah Fitri
ayi Adit yg giat ya dekati Arumi
Hanipah Fitri
Mita suami mu itu serakah pingin memiliki kedua dua nys
Hanipah Fitri
makin rumit
Hanipah Fitri
kasihan ya, kenapa Arumi sabar banget
Hanipah Fitri
Ribet amat si loh Galih, katanya nikah dgn Mita karna terpaksa tapi malah berlanjut hingga hamil
Hanipah Fitri
si Galih cemburu, dasar laki laki egois
Hanipah Fitri
sepertinya Adit jodoh Arumi tuk kedepan nya
Hanipah Fitri
Adit sebaiknya kamu cari tau dulu ya siapa Arumi itu
Hanipah Fitri
wah si galih memang harus di jewer kupingnya ya, katanya mau menceraikan si Mita, tapi sempat sempat nya sambil nelpon Arumi malah di usap usap kepala si Mita, bilang aja Galih bahwa cinta mu sdh terbagi.
malah seperti nya kau lebih berat dgn Si Mita daripada dengan Arumi
Hanipah Fitri
Arumi tertutup amat sih
Hanipah Fitri
sabar Arumi
Hanipah Fitri
Mungkin kah galih akan menceraikan Mita sementara mereka ada ansk
Hanipah Fitri
kalau sdh tau anakmu mendua apa yg akan kalian lakukan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!