Istri Simpanan Sang Casanova

Awalnya Arsen ingin pergi ke club malam untuk memenangkan diri. Namun saat di perjalanan, tidak sengaja matanya menangkap pemandangan yang membuat amarahnya semakin menjadi. Bagaimana tidak marah? Dia melihat kakak iparnya sedang bersama Lisa. Entah apa yang sudah mereka perbuat. Yang pasti Arsen menjadi semakin yakin jika gosip yang beredar dulu memanglah benar.

" Brengsekks! " Umpatnya kesal. Amarahnya memuncak tatkala wajah cantik Clara melintas. Tidak bisa ia bayangkan jika Clara tau apa yang sudah di perbuatan suami dan sahabatnya itu.

" Dasar jallang! " Belum lama ia melihat kedekatan Lisa dan Rido, dan sekarang ia melihat Lisa bersama Bastian. " Apa kamu semurah itu? "

" Ini gak bisa di biarin! " Arsen harus bertindak sesuatu agar Lisa menjauhi Bastian. Ia tak mau melihat Clara bersedih dan hancur mengetahui kebejatan suaminya. Arsen tau betul jika Clara sangat mencintai suaminya. Apalagi sudah ada Benzema di antara mereka. Arsen tidak ingin keluarga kakaknya di hancur kan oleh Lisa.

Dengan cepat Arsen mengendarai mobilnya mendekati Lisa.

Brakkk

Lisa terkesiap mendengar gebrakan pintu mobil. " Arsen. "Lirihnya saat melihat Arsen keluar dari mobil dan menghampiri nya. " Ada apa lagi ini. " Ucapnya cemas melihat raut wajah Arsen yang memancarkan kobaran api kemarahan.

" Ikut gue! " Arsen menarik lengan Lisa.

" Apaan sih! " Lisa berusaha mengelak dari cengkraman Arsen. Namun tenaga Arsen jauh lebih kuat di bandingkannya.

" Masuk! " Bentaknya setelah membuka pintu mobil.

" Gak mau! " Lisa berontak.

" Ck! " Decaknya kesal sembari mendorong tubuh Lisa agar masuk ke dalam mobil.

" Arsen! " Pekik Lisa. " Lu mau bawa gue kemana? " Teriaknya.

Arsen diam seribu bahasa, pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat Lisa ketakutan hingga berpegangan kuat tanpa memprotes kembali.

" Sen, gila lu! Pelanin gak! " Seru Lisa. " Bahaya Sen! "

Empat puluh menit sudah Arsen membawa mobilnya tanpa Lisa tau kemana arah tujuan mereka. Sudah sampai serak pula suara Lisa berteriak meminta untuk berhenti, namun Arsen seolah tuli, menghiraukan permintaan Lisa.

" Sen, lu mau bawa gue kemana? " Tanyanya lirih untuk kesekian kalinya.

Arsen hanya meliriknya tanpa mau menjawab pertanyaan Lisa.

Lisa menghembuskan nafasnya kasar. Percuma ia bertanya, namun tak kunjung di jawab. Memberontak ingin keluar, tapi Arsen semakin mempercepat laju kendaraan nya. Tentu Lisa tidak ingin mati konyol dengan nekat melompat keluar. Karena kelelahan, Lisa tertidur dengan sendirinya.

Arsen membawa Lisa pergi keluar kota, entah apa yang di inginkan oleh pria itu. Amarahnya membawa laju mobil mengikuti jalan kemana pun.

" Huft.. " Arsen baru menyadari jika mereka telah jauh dari pusat ibu kota. Di liriknya ke samping, Lisa sudah tidur. Akhirnya Arsen memutuskan untuk singgah di vila milik keluarga besarnya yang ada di Bandung.

Kedatangan Arsen di sambut baik oleh orang yang memang bekerja untuk mengurus vila tersebut.

" Den Arsen? " Tanya mang Jajang yang samar-samar mengingat wajah Arsen mirip dengan majikannya, Adrian.

" Iya mang. " Jawab Arsen.

" Ya Allah.. Udah gede ya den, dulu mamang terakhir lihat masih kecil. " Ujar mang Jajang.

Arsen hanya tersenyum menanggapinya. Pria itu sedikit lupa dengan mang Jajang.

" Ayo den masuk.. " Mang Jajang mempersilahkan Arsen. " Ini siapa Den? Istri den Arsen? " Tanya mang Jajang yang melihat Arsen menggendong Lisa.

" Bukan. " Jawabnya singkat. " Tolong mang Jajang jangan bilang ke orang rumah kalo saya datang ke sini. "

" Baik den.. " Mang Jajang menuruti. Lalu mengantar Arsen dan Lisa ke dalam kamar yang memang sudah rapih karena istrinya selalu membersihkannya setiap hari.

Arsen memandangi wajah Lisa yang masih tertidur dalam gendongannya. " Istri? " Arsen mengingat perkataan mang Jajang yang mengira jika Lisa adalah istrinya. Seketika seringai di wajah tampan itu terbit.

Arsen meletakkan Lisa di kamar tamu. Sedangkan dirinya memilih keluar mencari mang Jajang.

" Mang.. Bisa bantu saya? " Tanya Arsen dengan penuh harap.

Mang Jajang yang merasa di panggil, berlari kecil menghampiri Arsen. " Bantu apa den? "

Arsen membisikan sesuatu pada mang Jajang. " Serius den? " Tanyanya tak yakin.

Arsen mengangguk. " Tolong siapkan semuanya "

" Ba.. Baik.. Den. " Meski ragu, mang Jajang menyanggupi permintaan anak dari majikannya itu.