Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Apa Yang Kamu Sembunyikan
Krisna masih memikirkan soal gosip yang diceritakan oleh Sandi tentang Candramaya. Jika hanya sekedar omongan saja, mungkin dia tidak terlalu memikirkannya. Tapi, foto di ponsel Sandi terlihat jelas jika itu memang Candramaya dan seorang pria yang sangat mirip dengan customer yang siang tadi datang ke tempat cuci motor.
Secara kebetulan? Entahlah, tapi pria itu memang banyak bertanya kepadanya, terutama menyangkut informasi soal rumah tangganya juga tentang Candramaya.
Benak Krisna pun bertanya-tanya. "Ada apa ini? Siapa pria itu? Apa pria itu tahu jika aku adalah suami dari Candramaya? Sampai dia datang dengan alasan mencuci motor, padahal ingin mengorek informasi."
Jika dilihat dari penampilan pria siang tadi, terlihat jika pria itu bukan pria sembarangan. Dari pakaian dan aroma parfum yang dipakai, dia yakin jika pria itu bukan pegawai biasa yang mengisi refill isi ulang parfum di ruko-ruko tepi jalan.
Krisna mengusap kasar wajahnya. Dia benar-benar dibuat tidak tenang dengan gosip perselingkuhan istrinya. Dia akui, istrinya memang seorang wanita berbalas cantik, tak heran jika banyak pria yang berusaha mendekati. Sebab itulah, sebelum kecelakaan, dia tidak pernah mengizinkan Candramaya pergi dan pulang kantor berkendaraan sendiri atau menggunakan jasa ojek online. Krisna memilih mengantar dan menjemput istrinya itu beraktivitas. Sebab ia khawatir istrinya ada yang menggoda atau ada pria lain yang berusaha mendekati Candramaya.
"Ini jamunya, Mas!" Candramaya masuk ke kamar dengan membawa secangkir jamu yang ia buat untuk suaminya. Kehadirannya sontak membuat Krisna yang asyik melamun terkesiap.
"Agak pahit soalnya kehabisan madu," sambung Candramaya.
Krisna mengambil cangkir yang disodorkan oleh istrinya. Perlahan ia meneguk jamu pegal linu yang diseduh Candramaya.
Sementara Cadramaya melangkah ke arah meja rias. Dia melepas ikatan rambut dan membiarkan rambut panjangnya terurai. Tangannya mengambil sisir dan merapikan rambutnya perlahan.
"Mas, aku mau potong rambut, boleh kan?" Candramaya meminta izin suaminya karena ia ingin memilih model baru untuk rambutnya itu. "Segini saja, biar lebih fresh." Candramaya menunjuk bahunya, karena ia ingin rambut tak melebihi bahu.
Krisna melirik pada Candramaya saat istrinya itu meminta izin padanya. Permintaan Candramaya langsung dihubungkan dengan gosip yang ia dengar.
"Kenapa tiba-tiba dia ingin potong rambut? Biar kelihatan fresh atau biar kelihatan makin cantik di mata pria itu?" Kecurigaan langsung timbul di hati Krisna pada sang istri.
"Cantik panjang seperti itu, kenapa harus dipotong?" Krisna berusaha menolak secara halus permintaan Candramaya.
"Bosan, Mas. Dari dulu panjang melulu." Candramaya beralasan.
"Tapi, aku nggak bosan lihat kamu, kok!" Krisna tetap melarang istrinya memotong rambut, walau dengan potongan rambut apapun, Candramaya akan tetap terlihat cantik di matanya.
"Ya sudah, kalau Mas nggak setuju." Candramaya tak ingin memaksakan kehendaknya, karena suaminya melarang dia mengganti model rambutnya.
"Kalau makan siang, kamu makan di mana, Yank?" Tiba-tiba Krisna bertanya hal yang tak ada hubungannya dengan yang sedang mereka bicarakan.
Candramaya menoleh pada sang suami. Sejak suaminya itu mengalami kecelakaan, dia berusaha menekan pengeluaran sekecil mungkin, termasuk dengan membawa bekal makan dari rumah agar mengirit pengeluaran.
"Aku 'kan bawa bekal dari rumah, Mas. Makannya ya di dapur kantor," jawab Candramaya.
"Nggak pernah makan di luar sama teman atau apalah gitu?" tanya Krisna kembali.
Kening Candramaya mengerut, mencoba mengingat kapan dia makan di luar kantornya. Tiba-tiba saja dia teringat pernah makan berdua dengan Alvin beberapa hari lalu.
Candramaya terkejut dan menduga-duga, apakah itu yang dimaksud oleh suaminya? Tapi, bagaimana Krisna sampai tahu jika dia pergi makan di luar bersama Alvin?
"Apa jangan-jangan Alvin yang memberitahu Mas Krisna?" Candramaya sampai menuduh Alvin yang membuat suaminya sampai bertanya seperti tadi
"Ummm, biasanya kayak gitu kalau ada yang traktir ultah, Mas. Baru kami pada makan di luar." Untung Candramata punya alasan yang bisa ia berikan kepada Krisna. "Memangnya kenapa, Mas?" tanya Candramaya ingin tahu alasan suaminya bertanya-tanya tentang itu.
"Hmmm, nggak apa-apa," balas Krisna yang masih ragu mempertanyakan soal foto yang abadikan rekan kerjanya dulu. "Oh ya, Yank. Tadi siang ada orang yang mencurigakan datang ke tempat cuci motor." Namun, Krisna menceritakan orang yang mirip pria yang ada di foto dengan istrinya.
"Mencurigakan bagaimana maksudnya, Mas? Apa orang yang berniat jahat? Hati-hati lho, Mas! Siapa tahu dia itu ingin mencuri atau melakukan tindakan kriminal lainnya." Candramaya khawatir saat mendengar orang mencurigakan yang datang ke tempat pekerjaan sang suami. Dia khawatir orang itu berniat jahat dan mencelakakan Krisna.
"Justru orang itu ganteng, gagah, kulitnya bersih, harum, penampilannya perlente. Nggak ada tampang orang jahat sama sekali." Krisna menyebut ciri-ciri pria itu.
"Terus, dia ngapain ke tempat, Mas?" tanya Candramaya penasaran.
"Cuci motor, tapi dia tanya-tanya kayak kepo banget kalau aku rumah tangga kita, sampai kamu juga ditanya sama dia." Krisna menjelaskan apa saja poin yang membuat dia akhirnya curiga pria itu seperti sedang mengawasi atau memata-matanya. Dan yang pasti pria itu tahu jika dirinya adalah suami dari Candramaya.
"Tanya tentang aku?" Candramaya terperanjat. Candramaya mulai mencium hal yang tak enak soal orang asing yang datang ke tempat cuci motor Krisna. "Memang dia tanya apa aja?" Candramaya penasaran.
"Apa aku udah berkeluarga? Sudah berapa lama menikah? Dulu aku kerja apa? Kenapa sampai kakiku pakai tongkat? Apa istri aku bisa menerima kondisiku seperti ini? Kamu kerja di mana? Tanya-tanya seperti itu lah." Krisna menerangkan, apa saja yang ditanyakan Alvin kepadanya.
Chandra Maya menarik nafas dalam-dalam. Mendengar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang asing itu, Candramaya menduga jika orang itu adalah Alvin. Apalagi ciri-ciri fisik yang disebutkan oleh Krisna sangat mirip dengan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh Alvin.
"Apa jangan-jangan Alvin yang datang ke tempat cuci motor tadi, ya?" Mengingat kenekatan Alvin, apalagi Alvin pernah membuntutinya pulang, bukan tidak mungkin memang Alvin yang datang menemui Krisna. Apalagi seingatnya, siang tadi Alvin memang keluar dari kantor sebelum jam makan siang.
"Astaga! Mau apa orang itu!?" Candramaya mendengus kasar, memperlihatkan jika dirinya kesal pada pria itu.
Perubahan gestur tubuh dan wajah Candramaya terlihat jelas di mata Krisna.
"Sudahlah, Mas! Besok-besok kalau ada orang asing tanya-tanya, nggak perlu diladeni! Iya kalau dia mau berbuat baik, kalau dia mau berbuat jahat, kita yang kena nggak enaknya." Candramaya tak nyaman membahas soal tersebut, sehingga ingin mengakhirinya dan membahas hal lain dengan sang suami.
Sementara Krisna masih menatap Candramaya. Dia melihat ketidaknyamanan sang stri ketika mereka membahas soal pria yang pernah berfoto bersama Candramaya.
"Apa yang kamu sembunyikan dari aku, Yank?" batin Krisna.
*
*
*
Bersambung ...
itulah perlunya keterbukaan dalam berumah tangga biar tidak ada kesalahpahaman diantara keduanya