Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Pedulikan
Drakara melarang Sageon untuk menginap di apartemen Latisha. Padahal putranya itu sangat bersemangat saat Latisha mengajaknya menginap.
Drakara beralasan besok Sageon harus bersekolah sedangkan Latisha juga harus pergi ke kantor.
Padahal sebenarnya Drakara takut seandainya Latisha benar-benar mengajukan permohonan hak asuh anak ke pengadilan agama. Jadi sebisa mungkin Drakara akan mencegah Sageon untuk tidak terlalu sering bertemu dengan Latisha. Dia tidak bisa kehilangan Sageon karena Sageon adalah satu-satunya pewaris dari kekayaan yang saat ini ia nikmati. Namun bukan hanya itu yang Drakara takutkan, pria itu juga takut jika Latisha nekat mengajukan hak asuh anak maka Nurcelia pasti akan bersuara dan mengatakan yang sebenarnya. Drakara belum siap Latisha mengetahui kebenarannya bahwa Sageon bukanlah putra mereka. Bukan hanya Nurcelia yang mungkin nanti akan menyerang Latisha, tapi sudah pasti Rimona juga akan datang dan membawa Sageon bersamanya. Drakara masih bingung harus berbuat apa untuk saat ini. Ia tak ingin Sageon pergi dari sisinya namun ia juga tak mau kembali menyakiti hati Latisha. Mungkin untuk saat ini ia akan berusaha untuk meminimalisir pertemuan Sageon dengan Latisha karena takut Latisha akan berbuat nekat membawa Sageon tinggal di apartemennya.
Terlebih Sageon pun sepertinya tertarik untuk tinggal bersama Latisha. Selama ini bocah itu merasa kesepian di rumah karena Nurcelia juga tidak pernah menemani Sageon untuk bermain. Ia meninggalkan cucunya itu bermain sendiri.
Sementara itu Latisha yang baru saja pulang ke apartemennya terkejut saat dia mendapati istri dari Agharna sudah berada di pintu apartemennya. Wanita itu terlihat tengah menggerutu sambil menekan bel apartemennya berulang kali.
Latisha pun bergegas mendekati wanita itu.
"Ada apa bu Gaia?" Latisha langsung bertanya saat Gaia baru saja menendang pintu apartemennya dengan kesal. Wanita itu ternyata temperamental juga.
"Rupanya kamu baru pulang, pasti kamu baru saja bertemu dengan suami dan anakku kan?" tuduh Gaia kepada Latisha.
"Apa maksud bu Gaia? Saya baru saja pulang makan malam dengan putra saya." jawab Latisha tenang.
"Jangan bohong kamu aku tahu selama ini kamu mengincar suamiku kan? Kamu sengaja mendekati Akta karena kamu ingin dekat dengan suamiku dan bekerja di kantornya lalu kamu menggoda dia supaya dia menceraikan ku." tuduh Gaia dengan berapi-api.
"Maaf bu, saya menghormati anda karena anda adalah istri dari atasan saya. Tapi saya ingatkan anda jangan bicara sembarangan. Saya tidak pernah menggoda Pak Agharna. Saya bekerja di sana karena saya lulus tes. Saya juga tidak tahu jika perusahaan itu milik Pak Agharna. Dan satu hal lagi, saya tidak pernah memanfaatkan Akta untuk dekat dengan siapapun. Saya menyayangi Akta karena saya memang menyukai anak-anak." jawab Latisha lantang.
"Jangan pernah anda menyalahkan orang lain atas kesalahan diri anda sendiri. Bukankah sudah jelas jika Pak Agharna mau menceraikan anda karena anda berselingkuh?" ujar Latisha dengan berani. Sebenarnya ia tak mau mencampuri urusan orang lain. Hanya saja Gaia telah menuduhnya yang bukan-bukan. Latisha pun tak terima, terlebih Gaia telah berselingkuh, dan entah mengapa ia benci sekali dengan yang namanya perselingkuhan, mungkin karena ia pernah merasakan bagaimana sakitnya diselingkuhi.
Bukan tidak ada alasan Latisha berkata seperti itu kepada Gaia karena sebenarnya ia melihat banyak foto Gaia dengan beberapa pria yang tadi Agharna lemparkan di hadapan Gaia.
"Brengsek, berani kamu mengataiku?" Gaia pun bergegas mendekat ke arah Latisha dan ia hampir saja melayangkan telapak tangannya ke pipi Latisha andai saja seseorang tak menghalanginya dengan mencekal tangan Gaia.
"Ada apa ini? Kenapa kamu kasar sekali?" pria yang menolong Latisha menatap Gaia dengan sorot mata yang tajam. Sepertinya pria itu tak suka melihat Gaia yang hampir saja mencelakakan Latisha.
"Langit, lepasin tanganku, ngapain kamu ngalangin aku buat tampar dia? Dia itu udah merebut Agharna dariku." ujar Gaia sambil berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Langit.
"Jangan bicara omong kosong. Aku tahu siapa Latisha. Memangnya atas dasar apa kamu mengatakan bahwa Latisha telah merebut Agharna?" ujar Langit sambil menghempaskan tangan Gaia dengan kasar.
"Aku tidak bicara omong kosong, aku sadar semenjak mengenal dia Agharna mulai berubah padaku, dia bahkan berani melayangkan gugatan cerai padaku." ujar Gaia berapi-api.
"Agharna menggugat cerai? Itu bagus, kenapa ia baru sadar sekarang?" Langit mengeringai.
"Apa maksudmu? Kenapa kamu malah bicara seperti itu?" Gaia terlihat murka.
"Aku tahu seperti apa kamu Gaia. Selama ini Agharna buta karena terlalu cinta padamu. Dan sekarang aku bersyukur karena ia telah membuka matanya dan melihat dengan jelas siapa kamu sebenarnya." ujar Langit sambil tersenyum.
"Memangnya apa yang kamu tahu tentangku? Jangan asal bicara kamu Langit." ujar Gaia dengan suara yang bergetar.
"Banyak hal. Salah satunya apa yang sudah kamu lakukan kemarin di Bali bersama pria yang menjadi kekasih gelapmu itu." Lagi-lagi Langit menyeringai.
Sebenarnya ia sudah tahu seperti apa Gaia. Ia juga pernah memperingatkan Agharna, hanya saja sepupunya itu terlalu cinta dan percaya pada Gaia.
Sejenak Gaia terdiam. Wajahnya seketika pias saat mendengar perkataan Langit.
"Jangan maling teriak maling. Kamu yang sudah berselingkuh kenapa kamu malah menyalahkan orang lain?" ujar Langit lagi. Lalu ia melirik Latisha yang sejak tadi diam.
"Masuklah, jangan pedulikan lagi dia. Lain kali kalau bertemu dengannya anggap saja angin lalu." ujar Langit sambil meminta Latisha untuk segera masuk ke dalam apartemennya. Latisha pun mengangguk dan langsung membuka pintu apartemennya.
"Terima kasih, pak." ujar Latisha kepada Langit sebelum ia menutup kembali apartemennya.
Langit pun hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Niatnya untuk mampir ke unit milik Latisha ia urungkan karena ia takut Gaia malah akan menyebarkan berita hoax.
Sebenarnya tadi Langit berniat mengunjungi Agharna, hanya saja ia baru mengetahui jika Agharna sudah tak lagi tinggal di apartemen itu sesaat setelah ia memarkirkan mobilnya di basement apartemen.
Agharna baru saja mengirim pesan padanya bahwa kini ia tinggal di rumah lamanya.
Tanggung karena sudah berada di parkiran apartemen, akhirnya Langit pun memutuskan untuk mampir sebentar ke unit Latisha. Beruntungnya ia datang di saat yang tepat. Ia tak menyangka Gaia melakukan tindakan gila dengan melabrak Latisha yang bahkan tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Agharna selain masalah pekerjaan.
Namun Langit menyadari jika mungkin sebenarnya Agharna memang memiliki perasaan lebih kepada Latisha. Ia bisa melihat dari sorot matanya, tapi Langit tak akan membiarkan hal itu terjadi. Apalagi di saat seperti ini. Ia takut jika Agharna dekat dengan Latisha maka wanita itu yang akan terkena imbasnya. Gaia akan semakin yakin jika Latisha penyebab Agharna ingin bercerai dengannya.
Langit melangkahkan kakinya menjauhi Gaia yang masih terpaku di tempatnya. Langit akan mengunjungi Agharna di rumahnya sekarang. Ia juga akan membicarakan masalah yang baru saja Gaia buat kepada Latisha.
Sementara itu Gaia mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. Kenapa ia tak bisa melupakan kekesalannya kepada Latisha? Padahal ia ingin sekali mencakar wajah Latisha yang cantik itu. Gaia tak suka melihat ada wanita di sekitarnya yang menyaingi kecantikannya.
Gaia sebenarnya menyadari jika perceraiannya dengan Agharna memang karena Agharna telah mengetahui perselingkuhannya. Hanya saja Gaia butuh orang untuk pelampiasan kemarahannya karena telah digugat cerai oleh Agharna. Dan Gaia menargetkan Latisha karena merasa iri dengan wanita itu yang telah menyedot perhatian banyak pria termasuk Agharna.
bagaimana respon mu