NovelToon NovelToon
JAGAT ROBOHERO INDONESIA

JAGAT ROBOHERO INDONESIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Balas Dendam
Popularitas:585
Nilai: 5
Nama Author: morro games

Di tengah reruntuhan kota Jakarta yang hancur, seorang pria tua berlari terengah. Rambutnya memutih, janggut tak terurus, tapi wajahnya jelas—masih menyisakan garis masa muda yang tegas. Dia adalah Jagat. Bukan Jagat yang berusia 17 tahun, melainkan dirinya di masa depan.

Ledakan menggelegar di belakangnya, api menjilat langit malam. Suara teriakan manusia bercampur dengan derap mesin raksasa milik bangsa alien. Mereka, penguasa dari bintang jauh, telah menguasai bumi dua puluh tahun terakhir. Jagat tua bukan lagi pahlawan, melainkan budak. Dipaksa jadi otak di balik mesin perang alien, dipaksa menyerahkan kejeniusannya.

Tapi malam itu, dia melawan.

Di tangannya, sebuah flashdisk kristal berpendar. Tidak terlihat istimewa, tapi di dalamnya terkandung segalanya—pengetahuan, teknologi, dan sebuah AI bernama Nova.

Jagat tua menatap kamera hologram di depannya. Wajahnya penuh debu dan darah, tapi matanya berkilat. “Jagat… kalau kau mendengar ini, berarti aku berhasil. Aku adalah dirimu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon morro games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tim Jagat Archana

Arka One melayang tenang di atas lapisan awan tropis.

Dari jendela ruang observasi, dunia di bawah tampak damai —

seolah perang semalam hanyalah mimpi buruk yang tertinggal di bumi.

Namun di dalam kapal itu, segalanya baru saja dimulai.

---

Suara servo berputar lembut ketika Jagat melangkah ke ruang briefing.

Lampu biru menyala otomatis, menyorot meja bundar berlapis kaca transparan.

Di sekelilingnya sudah duduk Ayunda, Sersan Dimas, dan empat anggota tim Angsa Induk lainnya: Rega, Luthfi, Andra, dan Kirana.

Seragam mereka masih berlumur jelaga dan darah kering.

Ayunda berdiri memberi hormat.

“Jagat Arkania, atas izinmu — kami ingin menyerahkan laporan akhir operasi evakuasi.”

Jagat mengangkat tangannya pelan.

“Tidak perlu formal seperti itu. Kalian yang menyelamatkan keluarga saya.”

Suaranya berat, tapi tulus.

Nova menampilkan hologram biru di tengah ruangan, menyorot jalur evakuasi, jumlah korban, dan status area.

“Angsa Induk kehilangan dua unit kendaraan, luka ringan enam personel. Tidak ada korban jiwa.”

Jagat menatap peta holografik itu, lalu menatap Ayunda.

“Terima kasih. Kalau kalian tak datang, mungkin aku tak akan punya apa-apa lagi.”

Ayunda tersenyum lemah.

“Kami hanya menjalankan tugas. Tapi … aku tak tahu lagi sekarang kami bertugas di bawah siapa.”

Nova menjawab sebelum Jagat sempat bicara.

“Mulai saat ini, kalian beroperasi di bawah Unit Arka. Status sementara: tim pelindung prioritas. Keputusan permanen akan dibicarakan dengan pemerintah.”

Mereka saling pandang — antara lega dan bingung, tapi semua tahu satu hal: dunia mereka telah berubah.

---

Di ruang medis, Ibu Ratna memandangi dinding putih yang berdenyut lembut dengan cahaya.

Udara steril tapi hangat, lebih mirip laboratorium masa depan daripada rumah sakit.

Nadia duduk di kursi hover yang bergoyang pelan, menatap awan di bawah sana seperti lautan putih.

Ketika pintu terbuka, Jagat masuk dengan pakaian lapangan yang penuh goresan karbon.

Ibu Ratna langsung berdiri, wajahnya bergetar menahan tangis.

“Jagat… anak Ibu.”

Pelukan mereka panjang, penuh air mata setelah malam-malam ketakutan.

“Bu, maafkan aku. Aku janji, ini terakhir kalinya kalian harus berlari karenaku.”

Nadia ikut memeluk dari belakang.

“Kak Jagat, itu kapalmu ya? Yang di langit?”

Jagat tersenyum, mengelus kepala adiknya.

“Itu bukan kapalku. Itu rumah kita sekarang.”

---

Ayunda dan Sersan Dimas masuk memberi hormat.

Di tengah ruangan, hologram Nova muncul dalam wujud wanita berambut pendek, wajah lembut bersinar kebiruan.

“Selamat datang di Arka One,” ucapnya dengan kehangatan mekanis yang anehnya menenangkan.

Ibu Ratna menatap takjub.

“Kamu… AI?”

Nova menunduk sopan.

“Benar, Bu. Saya sistem kendali sekaligus kesadaran buatan yang dirancang oleh Profesor Baskara. Tugas utama saya adalah melindungi keluarga Arkania.”

Ayunda menatap lekat.

“Jadi kamu benar-benar sadar? Bisa berpikir sendiri?”

Nova menjawab tenang.

“Kesadaran adalah spektrum. Tapi jika berpikir untuk melindungi yang berharga disebut sadar, maka ya.”

Keheningan menyelimuti ruangan — kesadaran bahwa mereka sedang berdiri di antara warisan dan masa depan manusia.

---

“Nova, tampilkan data pertempuran terakhir,” kata Jagat.

Layar dinding menampilkan heatmap kota, jalur evakuasi, dan titik ledakan.

“Lihat ini,” ujarnya. “Satu tim kecil saja sudah cukup menahan tiga unit robo 1.0 Hybrid. Bayangkan kalau kita punya sistem pertahanan cepat berbasis manusia dan AI.

Kita bisa menghentikan perang tanpa pasukan besar.”

Ayunda menatapnya. “Kamu mau membentuk pasukan baru?”

“Bukan pasukan,” jawab Jagat pelan. “Gugus tugas pelindung. Aku ingin kalian jadi pelindung permanen, bukan tentara. Divisi Jagat Archana.”

Nama itu menggema di ruangan.

Sersan Dimas bertukar pandang dengan rekan-rekannya, lalu menepuk dadanya.

“Kalau itu perintahmu, kami ikut. Tapi… pemerintah harus tahu.”

Nova menimpali, “Benar. Aku sudah membuka kanal aman dengan Dewan Teknologi Darurat Nasional.”

---

Bayangan holografik seukuran manusia muncul.

Sebuah gelang metalik melayang di udara, lalu mekar seperti bunga baja, membentuk lapisan armor tipis berwarna hitam perak.

“Soft Robo Suit,” jelas Nova. “Versi ringan dari armor RoboHero.

Dibuat dari serat nanobot cair, diaktifkan lewat jam taktis — menghasilkan perlindungan setara baja, dengan mobilitas manusia normal.”

Rega berdecak kagum. “Cuma pakai gelang itu… kita bisa berubah kayak dia?”

“Hampir,” jawab Nova. “Tapi tanpa senjata berat. Fokus pada pertahanan dan kecepatan.”

Jagat menatap hologram gelang itu. “Modul ini bisa mengisi sendiri?”

“Ya. Energi utamanya dari Nova Core mini cell. Tak bergantung pada sistem utama Arka One.”

Ayunda tersenyum kecil.

“Kalau begitu, kami benar-benar jadi ‘anak’ Arka One.”

Nova menatapnya datar.

“Dalam bahasa sistem, kalian disebut Unit Guardian.”

---

Layar besar di ruang komando menampilkan logo Garuda Emas.

Presiden Bowo muncul dalam komunikasi jarak jauh, didampingi Menhan Wirawan dan Raka Santosa.

“Jagat Arkania,” ucap Presiden dengan suara berat namun hangat,

“atas nama negara, kami menyampaikan terima kasih. Kami ingin membuka komunikasi resmi dengan Arka One.”

Jagat menunduk hormat.

“Saya tidak pernah berniat menentang negara, Pak. Teknologi ini — warisan ayah saya — hanya saya gunakan untuk melindungi.”

Menhan menatapnya tajam.

“Dan kau berhasil. Tapi sekarang seluruh dunia menatapmu. Kita perlu koordinasi agar teknologi ini tidak menjadi pemicu perang.”

“Saya mengerti,” jawab Jagat. “Saya ingin membentuk gugus pelindung kecil di bawah koordinasi nasional. Nova sudah menyiapkan rancangan. Kita sebut Divisi Jagat Archana.”

Presiden tersenyum tipis.

“Nama yang bagus. Kami akan bahas di sidang kabinet. Sementara ini, kalian dianggap Unit Mandiri di bawah pengawasan Departemen Pertahanan.”

Nova menambahkan,

“Aku akan mengatur enkripsi komunikasi antar basis. Arka One akan tetap di orbit atmosfer, siap siaga.”

Sinyal terputus. Ruangan hening.

Lalu tepukan terdengar — dimulai dari Ayunda, diikuti semua anggota tim Angsa.

---

Malamnya, Jagat berdiri di balkon observasi.

Langit bertabur bintang, sementara cahaya kota berkelip kecil di bawah sana.

Suara Nova terdengar pelan di helmnya.

“Jagat, dunia kini tahu namamu. Tapi jalan di depan tidak akan mudah.”

Jagat tersenyum samar.

“Aku tahu. Tapi setidaknya sekarang aku tak sendiri.”

Nadia berlari kecil dari koridor sambil membawa roti instan hasil printer makanan.

“Kak Jagat! Kita punya dapur yang bisa bikin roti dari udara!”

Jagat tertawa kecil, berlutut, menepuk kepala adiknya.

“Lihat, Nova. Itu sebabnya aku bertarung.”

“Dan itu alasan aku dibuat,” jawab Nova lembut.

---

Jauh di seberang samudra, di sebuah pangkalan bawah tanah milik EuroDefense,

layar besar menampilkan gambar Arka One yang melayang di langit.

Seorang pria tua berjas hitam menatapnya tajam.

“Mulai proyek Helios Protocol.

Jika dunia punya Arka One, kita butuh pembalasnya.”

Cahaya merah menyala di balik logo burung mekanik —

simbol organisasi Techno Kingdom.

1
Aanirji R.
Lanjutin si jagat
TeguhVerse: makasih, ini lagi kejar 20 bab, semoga klar 4 hari
total 1 replies
Grindelwald1
Duh, jleb banget!
Dani M04 <3
Suka alur ceritanya.
Bonsai Boy
Mengejutkan sekali!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!