Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-31. Teror Yang Terus Berlanjut
Cling...
Sosok itu menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak dirinya, yang ada di sana hanya sisa-sisa pergulatan mereka dan air liur yang sosok itu tinggalkan.
disana hanya ada ki Bayan yang sedang kesakitan, darah segar keluar dari mulut nya bahkan tangan nya juga terluka akibat gigitan dari sosok itu.
"Haahhh.. Hahhh.. " ki Bayan menghirup udara banyak-banyak sebab dia kehabisan napas setelah di cekik oleh sosok itu, kemudian ki Bayan duduk bersila dan menggumamkan sesuatu seketika dia kembali ke semula yang tak terluka sedikitpun.
"Tak bisa ku biarkan mahluk-mahluk itu terus meneror ku.. Aku harus benar-benar berusaha keras untuk melawan mereka jika bisa aku harus menaklukkan mereka, " ujar ki Bayan.
Ki Bayan menatap sekeliling ruang tengah rumah nya, yang kini telah penuh dengan air liur yang menjijikan. Air liur yang mempunyai bau busuk dan berwarna kecoklatan, sungguh ki Bayan tak sanggup melihatnya.
"Mahluk sialan yang jelek akan ku pastikan kau bertekuk lutut padaku nanti, " ujar ki Bayan menggerutu.
………………………………………………………………………………
"HIHIHIHIHI... IKIKIKIKIKIK... " suara tawa perempuan menggema di dalam rumah pak Sudirman.
Terlihat satu sosok perempuan merangkak di tembok sambil terus tertawa menyeramkan, rambutnya panjang tergerai, bajunya merah menyerupai warna darah, matanya hitam pekat cekung, dari sudut mata sosok itu kelaur darah, bibir nya sampai ke telinga dan punggung nya bolong sampai tembus pandang dari punggung bolong nya terlihat belatung yang berjentik-jentik sebesar jari tangan.
(UDAH KEBAYANG KAN BENTUKANNYA SAMA KALIAN🤭)
"SEREEEEKK... "
"SEREEEEKK... " suara gesekan kuku sosok itu terus terdengar hingga membuat pak Sudirman yang tidur terbangun.
"Suara apa lagi itu? Kenapa makin hari makin bertambah saja hal-hal aneh.. Bukankah seharusnya tidak ada karna sudah ada dua tumbal yang ku berikan, " ujar pak Sudirman.
"Tes.. Tess.. Tess.. " suara sesuatu yang menetes tepat menjatuhi kepala pak Sudirman.
"Apa ini, ??" ujar pak Sudirman kemudian dia menyentuh kepalanya meraba rambutnya lalu dia mengambil sesuatu yang lengket dari rambutnya.
"Kenapa air nya bau abis, ?"ujar pak Sudirman sambil mencium aroma air yang lengket itu. Kemudian dia mendongak dan melihat ke arah jatuhnya air itu.
"AAAHHHHHH... " teriak pak Sudirman yang kaget melihat sosok perempuan mengerikan yang merangkak di atas kepalanya, dan yang dia kira adalah air sebenarnya bukan air melainkan darah yang keluar dari punggungnya yang bolong.
"IKIKIKIKIKIK.. IKIKIKIKIKIK.. " suara sosok itu tertawa melihat pak Sudirman yang ketakutan.
"Pergi dari rumah ku mahluk jelek, " ujar pak Sudirman.
Bukan nya takut sosok itu malah mendekati pak Sudirman kini wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah pak Sudirman, dalam keadaan mengangkang sosok itu terus beringsut menghampiri pak Sudirman secara perlahan.
"HIHIHIHIII.. HIHIHIHIHIHI.." kembali sosok itu tertawa lepas melihat muka pucat pak Sudirman.
"AAAAAHHHHHH.. Per.. Pergii.. " ujar pak Sudirman kembali.
Dengan gerakan cepat sosok itu membuka mulut pak Sudirman kemudian dia liur memasukan belatung yang dia ambil dari punggungnya, dan sosok itu memasukkan nya dalam jumlah yang banyak.
"Ja.. Jang... Uuooooo... Uoooo.. " ujar pak Sudirman yang tak selesai karna di dahului oleh muntah.
"IKIKIKIKIK... IKIKIKIKIKIK... " kembali sosok itu tertawa.
"Uuoooo.. Uuoooo.. " pak Sudirman terus saja muntah, terlihat belatung yang berjentik-jentik keluar dari mulut nya dan hal itu kembali membuat pak Sudirman merasakan mual.
"Uuooooo... Uuoooo.. " kembali pak Sudirman mengeluarkan isi perutnya.
"SELAMA KAMU TERUS MENGUSIK TEMPAT TINGGAL KAMI.. KAMI TAK AKAN PERNAH MELEPASKAN MU DAN AKAN MEMBUAT HIDUP MU MENDERITA!! IKIKIKIKIKIK IKIKIKIKIKIK.. " ujar sosok itu menekankan setiap kata-kata nya.
"Cling... "
Tanpa aba-aba sosok itu kini menghilang dari hadapan pak Sudirman, di ruangan itu hanya tersisa pak Sudirman dengan muntahannya.
"Hahhh.. Hahhh.. " suara napas tak beraturan pak Sudirman menggema di ruangan itu, kini dia terkulai lemas hingga pingsan di atas lantai yang dingin beralaskan muntahan nya sendiri.
Selang satu jam pak Sudirman tersadar dari pingsan nya, dia mengerjapkan matanya dan meraba-raba area sekitar tempat dia tertidur.
"Ternyata.. Semuanya benar.. dan aku benar-benar terus di telor oleh mahluk-mahluk jelek itu, " ujar pak Sudirman sambil bangun dari tidurnya dan beranjak pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dari kotoran muntaha nya sendiri.
Setelah tiga puluh menit akhirnya pak Sudirman keluar dari kamar mandi, dia kini sudah terlihat bersih dan segar kembali.
"Kenapa begini, kenapa aku masih di teror saja oleh mahluk-mahluk itu? Tak bisa ku biarkan terus seperti ini.. sebaiknya aku pergi ke rumah ki Bayan dan menanyakan semuanya, " ujar pak Sudirman bergumam sendiri.
"Aku tak sanggup melihat belatung-belatung karna perut ku pasti akan mual kembali, " ujar pak Sudirman.
Namun pak Sudirman terkejut karna kini belatung-belatung itu tak ada, disana hanya ada bekas muntahan nya saja tanpa belatung-belatung yang dia lihat tadi.
"Kalo terus seperti ini bisa-bisa aku gila secara perlahan.. Dan aku tak bisa menunggu besok aku harus menuntaskan masalah ini secepatnya, " ujar pak Sudirman sambil cepat-cepat berlalu untuk menuju ke rumah ki Bayan.
Pak Sudirman melaju begitu cepat menuju ke rumah aku Bayan, dia melewati jalan nya yang sunyi bahkan sesekali dia melewati beberapa pemakaman umum yang jarang di lalui oleh orang lain.
"WUUSSS.. PRATAKKK.. PRATAKKK.. BIUURR.. " tiba-tiba ada angin kencang dan hujan turun dengan deras, kabur tebal menghalangi pandangan.
"Sial.. ini hujan kenapa turun sekarang sih, ?" ujar pak Sudirman menggerutu marah.
"Mana jalan disini tidak ada penerangan nya coba, " ujar pak Sudirman kembali.
Pak Sudirman melajukan mobil nya dengan pelan, karna selain gelap jalan disana juga berlubang jadi pak Sudirman harus extra hati-hati agar ban mobil nya tak salah menginjak jalan yang akhirnya hanya akan membuat ban mobil nya bocor.
"CKITTT.. BUGG.. " suara rem mendadak dari mobil pak Sudirman terdengar begitu keras, di susul dengan sesuatu yang tertabrak oleh mobil pak Sudirman.
"Apa itu tadi.. Kenapa harus nyebrang secara tiba-tiba, ?" ujar pak Sudirman bertanya sendiri.
Kemudian pak Sudirman menepikan mobilnya, agar tidak menghalangi kendaraan lain.
(Padahal disana jalanan sepi yang jarang di lalui🤭)
"Apa aku turun dan melihat apa yang ku tabrak, " ujar pak Sudirman.
di saat pak Sudirman ingin melepas sabuk pengaman nya sesuatu yang aneh terjadi.
"Tek.. " suara radio di mobil itu menyala sendiri.. terdengar alunan musik gamelan dari radio itu.
"TING.. TANG... TING.. TUNG.. GUNG.. GUUUNG.. " suara musik itu tentu mengagetkan pak Sudirman.
Dengan panik pak Sudirman menyalakan mobil nya kembali pas Sudirman melesat pergi dari tempat itu.
"BRAAKKK... "
BERSAMBUNG.
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..