Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31. Manisnya gula dan Rencana
Bell rumah Almira berbunyi. di depan sudah ada seorang kurir yang mengirim buket bunga sebesar mobil. Bibi yang membuka pintu itu tampak heran sebelum si tukang kurir memunculkan diri dari samping.
"astaghfirullah." ucap Bi Ina melihat kurir itu.
Si kurir menyodorkan buku serah terima yang berisi daftar nama dan tanda terima pesanan. "maaf bu apakah ini benar rumah nona Almira Al-Haq?"
"ah iyaa ini rumahnya." jawab Bi ini gugup.
pak kurir itu tersenyum sedikit. "ini ada kirimin bunga dari pak Hafiz muhammad Adnan. bisa tolong dipanggil bu nona Almira nya?" pintanya.
"iyaa bisa. tunggu sebentar ya pak." ujar Bi Ina sopan.
Bi Ina kemudian berbalik lalu masuk dalam rumah lagi. "noon ada paket dari pak Hafiz." ucapnya lantang karena ia berada di lantai bawah.
Haya yang masih senang mengganggu Almira sementara Almira kini sedang berjuang mengusir Haya langsung melepaskan gelitikan nya. "iyaa bii sebentar." jawabnya setelah mendengar teriakan itu.
"asoy baru juga ngirimin rekaman suara sekarang ngirimin bunga. bucin-bucin. baek baek deh kamu Al sama Hafiz." ledek Haya.
Almira hanya tersenyum tipis lalu bergegas turun ke luar. setelah sampai di lantai bawah ia melihat Bi Ina sedang membersihkan meja.
"paketnya masih ada di luar ya bi?" tanya nya yang mengira paket bunga itu sudah masuk kedalam rumah.
"iyaa non, sepertinya non harus minta bantuan den Haya atau pak Arno karena bunganya besar." jawab Bi Ina sekaligus memberi saran.
Almira terkejut ia langsung ke depan pintu. mulutnya menganga saat melihat buket bunga setinggi dirinya yang dipenuhi bunga mawar merah itu dan di tengahnya terselip kertas berbentuk hati.
Pak kurir yang masih sibuk menulis dan memastikan nama alamat agar tidak salah terkejut melihat Almira yang sudah tersenyum manis di hadapannya.
"masya Allah neng." puji pak kurir yang terkesima akan kecantikan Almira.
Almira tersenyum canggung. "hehe maaf ya pak sudah mengagetkan. notanya bisa saya tanda tangani sekarang?" tanyanya dengan sopan.
"oh iya neng ini." pak kurir itu menyodorkan buku nota serah terima untuk ditanda tangani. Almira meraih buku itu lalu menorehkan tanda tangannya.
"neng yang ngirim bunga ini calonnya ya? soalnya ini kali pertama saya ngirim buket besar selama lima belas tahun saya bekerja." ujar pak kurir itu takut-takut.
"mmm." Almira kebingungan untuk menjawab pertanyaan itu. ia bingung, untuk mengiyakan Hafiz belum resmi melamarnya tapi kalau dibilang special juga takutnya pak kurir itu berpikir yang aneh.
"neng maaf ya kalau pertanyaan nya memberatkan. tapi beneran neng pemuda yang ngirim itu pasti cinta banget sama neng soalnya dia efforts banget." lanjut kurir itu lagi.
"hehehe." Almira terkekeh saja. "makasih ya pak sudah di antar kesini bunganya."
Pak kurir itu mengangguk sekaligus tersenyum. ia kemudian pamit undur diri. saat motor kurir itu meninggalkan pekarangan rumahnya Almira langsung berteriak.
"bang Hayaaaa bantuin aku!"
Haya yang masih bergosip ria dengan teman-teman grup Hams resto langsung terkaget. "astaghfirullah calon istri Hafiz bar-bar banget."
"bang Haya!" Almira berteriak lagi. syukur ayah dan mama mereka belum pulang dari kantor kalau tidak ia pasti habis di ceramahi.
"iyaa bentar Al." balas Haya tak kalah berteriak. lelaki itu kemudian berdiri dari sofa kamar Almira lalu keluar dari kamar adiknya.
Usai menuruni anak tangga Haya langsung bertanya pada Bi Ini yang sedang sibuk bersih-bersih. "Almira mana ya Bi?"
"oh ada di depan den." jawab Bi Ina yang spontan menjeda pekerjannya.
"Bang Haya disini!" panggil Almira.
"makasih ya bi." Haya langsung bergegas ke ruangan depan ia terkejut melihat Almira sudah berpose mengambil selvi di depan buket yang bertengger depan pintu mereka.
"buket segede gaban bener, niat amat and bucin banget nih Hafiz." ucap Haya heran namun juga meledek
"cantik kan? ya bang Haya pasti tau lah. orang bang Haya temannya." jawab Almira santai dengan raut jumawa.
"pfftt, hahahaha asem songong bener ya mukamu Al. Hafiz kebelet nikah deh kayana Al sampe ngirimin kamu bunga segede ini." ledek Haya merasa lucu.
Pipi Almira memerah. gadis belia itu salah tingkah. "apasih bang, udah buru bantuin bawa ke atas ya." pinta Almira lalu meninggalkan Haya begitu saja tanpa dosa setelah puas mengambil foto selfi.
"Al-Al. nggak main tinggal gini juga kali. dasar adik durhaka." rutuk Haya.
"Hahahaha." Almira hanya tertawa renyah tanpa menoleh. ia tetap melanjutkan langkah nya meninggalkan Haya yang kesal.
"Pak Arno minta tolong bantuin saya." ucap Haya meminta tolong.
...----------------...
"jadi apa yang akan kamu lakukan untuk membalas Almira fa?" tanya Jena yang penasaran.
Namifa menyeruput jus jeruk miliknya seraya memperhatikan suasana kolam renang depan rumahnya. "ada aku masih pertimbangkan soal ini."
"menurut saya mending kita tidak usah cari gara-gara deh Fa, keluarga Almira itu berpower dan jelas kita akan kalah." ingat Alya.
"apaan sih kamu ya, justru orang seperti Almira itu harus dikasih pelajaran biar dia nggak semena-mena." Sarah mala nampak tidak suka dengan peringatan itu.
"iyaa ya, kalau kamu tidak mau ikut dalam misi pembalasan ini its fine tapi tolong jangan menakuti kami." Namifa menimpali.
"saya sudah punya rencana pertama, kita akan menculik Almira lalu menyekapnya selama dua hari." jelas Namifa.
"setelah di culik mau di apain?" tanya Jena.
"kita suruh saja orang-orang yang kita bayar lecehin dia biar harga diri Almira yang setinggi tiang itu ambruk." jelas Namifa lagi.
"itu kriminal." sergah Alya.
"Diam Ya kamu nggak diikut sertakan dalam misi ini." timpal Sarah.
"setelah itu kita bebaskan dia lalu kita tambah dengan kecelakaan. sedikit membuat nya pincang sudah cukup." lanjut Namifa.
Alya geleng-geleng. ia tidak habis pikir dengan ide gila tiga temannya ini. "kalian yakin semua akan berhasil? yakin juga tidak di jebloskan dalam penjara?" tanyanya mulai merasa muak.
"kita juga punya power Alya bukan hanya dia. kamu tahu kan bagaimana hukum di negara ini bekerja?" ujar Namifa santai.
"lagian kan kamu nggak turut andil dalam rencana ini jadi slow aja dong kalau kami ketahuan. yang terpenting adalah mental Almira hancur dan juga cacat dikit sudah cukup." tambah Sarah.
"ih tapi aku takut loh Fa, ra. gimana kalau yang dibilang Alya soal rumor keluarga Almira itu benar? bagaimana kalau ternyata keluarga nya yang lebih berkuasa dari pada keluarga kita?" ucap Jena mulai ragu.
"kamu tahu kan siapa pengusaha paling terkenal yang selalu wara wiri di televisi Jen. itu ayah aku loh jadi nggak mungkin di atas ayah aku masih ada yang lebih kuat." timpal Namifa percaya diri.
"jangan terlalu pede Fa kita hanya anak-anak yang belum tahu dunia bisnis." tambah Alya.
"siapa sih yang tidak menyukai uang dikalangan para pejabat? aparat? jaksa? hakim? bahkan di kasus selebriti terkenal yang kontroversial saja uang bermain apalagi ini hanya pelecehan dan kecelakan berencana itu kecil Alya." jelas Sarah.
"iya hukum di negara ini bisa di beli kalau kamu takut tinggal out biar kami yang eksekusi." Namifa menambahkan.
"bagaimana dengan kamu jena?" tanya Alya.
"aku ragu, soalnya keluarga ku tidak sekuat keluarga kalian bertiga." jelas Jena.
"tenang beb biar aku dan Sarah yang back up kamu kalau terjadi apa-apa. cukuplah Alya yang menjadi pengecut dalam geng kita." jawab Namifa.
"baiklah terserah kalian. jika ternyata rumor itu benar saya akan menutup mata dan tidak membantu." pungkas Alya. gadis itu cukup muak dengan rencana jahat tiga teman nya.
"ya sudah kamu akan out dari geng ini."
"oke fine, bye."
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih