NovelToon NovelToon
Harem Putri Bunga

Harem Putri Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Selir Hamil.

Setelah membersihkan gubuk itu, mereka berdua memasak, makan, dan langsung mengambil perhiasan serta emas sebagai imbalan.

Begitulah hari-hari yang selalu di jalani gadis kecil berumur 10 tahun itu, dua pelayan itu mengambil perhiasan dan emasnya dengan alasan imbalan.

Tak ada yang memperhatikan atau pun berkunjung ke sana, mereka hanya bertiga, hingga suatu hari gadis itu demam tinggi. Muntah-muntah.

"Apa yang harus kita lakukan?" Salah satu pelayan bertanya saat melihat gadis kecil itu tergeletak lemas di ranjang kayunya yang beralas kan kain.

"Biarkan saja dia mati, mungkin jika dia mati, kita akan melayani bangsawan mulia," jawab temannya.

"Hei, bukankah lebih enak kita melayani dia, tidak repot dan bisa mengambil perhiasan dan emasnya, bagaimana jika bangsawan tinggi yang kita layani selanjutnya sombong, hm?" ungkapnya.

Mereka berdua pun diskusi dan berpikir, hingga akhirnya salah satu diantara mereka memutuskan untuk menemui jendral, melaporkan keadaan selir ke-69 yang mereka layani.

Setelah melapor, tabib kerajaan pun dengan satu orang bawahan perempuan nya pun datang bersama salah satu dayang tadi.

Dia memeriksa dan menemukan denyut nadi kehamilan. Tak bisa dipercaya, gadis kecil berumur 10 tahun ini mampu mengandung benih sang raja perkasa yang memiliki kekuatan energi melimpah.

Setelah mengobati, sang tabib segera melapor pada Jendral Helios.

"Apa! Kau yakin?" Jendral berdiri terkesiap—bangkit dari duduknya.

"Saya yakin Jendral. Selir ke-69 hamil. Saya khawatir tubuhnya yang lemah tidak kuat menanggung energi. Dia rakyat jelata pemakan tumbuhan mengandung benih Raja pemakan daging murni."

"Lalu? Apakah tidak ada cara untuk membuat tubuhnya mampu menahan kekuatan?" Helios bertanya.

"Saya tak yakin Jendral."

"Baiklah, kau boleh pergi!"

"Baik." Sang tabib pun undur diri dari kediaman sang jendral.

"Kirim undangan pada Jonkolin Rouce! Ada hal penting yang harus di diskusikan!" ucapnya pada pengawal pribadinya.

"Baik, Tuan!" Pengawal itu dengan sigap pergi mencari Jonkolin yang tengah bekerja dikantor kerajaan.

Jonkolin Rouce, dia ketua klan suci. Klannya bersifat netral, namun akan selalu bekerja dibawah kepemimpinan Raja, siapa pun yang diangkat menjadi raja. Hal penting terkait keturunan raja, pernikahan, silsilah keluarga kerajaan menggunakan stempel persetujuan klan mereka sebagai bukti terdaftar. Mereka juga memeriksa garis keturunan kerajaan dengan air suci dan benda pusaka suci milik klan mereka.

Jonkolin menikah dengan bangsawan tinggi, mertuanya Mentri pertahanan kerajaan Nerluc, istrinya anak perempuan satu-satunya sang Mentri, memiliki nama Kaprina Ziolo Rouce, memiliki tambang permata, membuka beberapa toko-toko di dalam kerajaan dan luar kerajaan, khusus toko permata serta tanah-tanah hasil perang yang dimenangkan sang ayah dan kelompoknya juga dia perjual belikan.

Sambil menunggu Jonkolin, jendral berlatih pedang.

Jonkolin datang, duduk di kursi kayu menyaksikan Jendral mengayunkan pedang. Melihat kedatangan Jonkolin, jendral segera berhenti dan menghampiri pria itu.

"Ada apa?" tanya Jonkolin sambil menuang minuman arak ke dalam gelas yang sudah di suguhkan pelayan di kediaman Jendral.

"Kau ingat selir ke-69?"

"Ya, ingat, gadis kecil itu. Kenapa?" Jonkolin menatap jendral.

"Dia hamil."

"Hah? Kau yakin?"

"Iya, tabib kerajaan baru saja memeriksa," jawab Jendral Helios.

"Kok bisa? Hanya semalam. Energi Raja sangat tinggi, bagaimana rakyat jelata yang dibawah umur bisa hamil?" Jonkolin tak percaya.

"Aku pun ragu, maka kita harus datang memeriksanya!"

"Baiklah. Kalau begitu kita akan bertemu nanti malam di kediaman selir ke-69 itu, aku akan membawa air suci dan benda suci ke sana!"

"Baik."

Dua pelayan bersikap baik pada gadis kecil itu dihadapan Jendral dan Jonkolin.

Wadah emas berisi air suci telah di letakkan di dekat ranjangnya. "Selir, tolong masukkan kaki Anda ke dalam air ini," pinta Jonkolin.

"Baik." Dia dengan patuh memasukkan kakinya ke dalam wadah itu.

Jonkolin kembali mengeluarkan benda kecil, bola magic. "Tolong berikan tangan Anda selir, saya ingin mengambil beberapa tetes darah Anda," kata Jonkolin lagi.

Gadis kecil itu menurut saja, mengulurkan tangannya. Jonkolin menusuk jari tengah gadis itu dengan jarum emas, meneteskan darahnya ke bola magic.

Tak lama, bola magic dan air suci di wadah menunjukkan hasil, gadis kecil itu memang mengandung anak sang raja.

Jendral dan Jonkolin menatap kasihan gadis itu.

"Kalian berdua, rawat dengan baik sang selir. Beliau kini tengah hamil anak raja," kata Jendral menatap kedua pelayan itu.

"Ba-baik Jendral," jawab mereka berdua patuh.

Setelahnya, Jendral dan Jonkolin langsung mendatangi raja di istana utama milik sang raja.

"Ampun Yang Mulia, kami berdua hendak melapor tentang selir ke-69." Jendral memulai bicara saat mereka sudah saling tatap muka dengan raja.

"Ada apa dengan dia?"

"Dia hamil Yang Mulia," jawab Jendral.

Alis sang raja berkerut. "Kalian yakin?" tanyanya.

"Ya, kami yakin yang mulia. Tadi saya mengirim tabib karena pelayannya berkata dia sakit parah, setelah tabib memeriksa, ditemukan sang selir hamil, karena itu saya dan Jonkolin memutuskan pergi ke kediaman Selir barusan," jawab Jendral.

Setelah mendengar penuturan Jenderal, sang raja menoleh pada Jonkolin.

Jonkolin memberikan bola magic dan air suci yang sudah di masukkan ke dalam botol kepada raja. "Ini buktinya Yang Mulia," ungkapnya.

Sang raja menatap bola dan air suci itu. "Dia masih sangat kecil. Ini adalah aib dan juga bahaya untuk tubuhnya!"

"Panggilkan saya tabib kerajaan, saya ingin mendengar penjelasannya." Raja memerintahkan pengawal bayangannya.

Tak lama, sang tabib datang dengan cepat menggunakan kekuatan sang bayangan. Tabib itu bersujud dan memberikan salam hormat.

"Bagaimana menurutmu dengan kehamilan selir ke-69?" tanya Raja.

"Tubuhnya lemah, saya kira dia tidak akan mampu, saya khawatir anak itu akan lahir cacat atau mereka mati keduanya," jawab sang tabib.

"Jadi, dia memang bisa hamil?"

"Itu salah satu keajaiban Yang Mulia, mungkin saat itu energi anda sedang bangkit dengan kekuatan penuh, karena mustahil rakyat biasa, pemakan tumbuhan bisa mengandung benih Yang Mulia," terang tabib.

"Baiklah. Jika tubuhnya semakin melemah gugurkan saja anak itu. Ini aib kerajaan, anak dibawah umur menderita hamil." Raja itu mengusap wajahnya.

Hari-hari terus berlalu, perut gadis kecil itu semakin membesar, namun tubuhnya menjadi kurus kering, bahkan terlihat tulang yang hanya dilapisi kulit, wajahnya menjadi sangat cekung sekali.

Dua pelayan itu tak banyak mengeluh, walau perhiasan dan emas sang gadis hampir habis mereka ambil. Mereka terpaksa, karena ini perintah jendral untuk merawat selir yang tengah hamil anak raja.

Malam ini, tabib, Jonkolin dan Jendral datang kembali, namun kedatangan mereka dengan niat buruk.

"Maaf Selir, tolong minumlah obat ini demi keselamatanmu." Tabib menyodorkan obat.

"Baik."

Dia meneguk obat itu. Tak lama, dia merasakan sakit yang teramat sakit. "Tadi obat apa, wahai tabib?" tanyanya meringis menatap sang tabib yang tertunduk—merasa bersalah.

"Ini demi kebaikan Anda Selir, itu obat penggugur."

"Apa? Kenapa kalian tega sekali!" jeritnya. Kedua pelayan bahkan syok saat mendengar itu.

Bukankah selama ini mereka disuruh menjaga keselamatan selir dan bayinya, lalu kenapa sekarang hendak digugurkan?

"Tubuh Anda sudah dibatasnya, anak ini terus menyerap tubuh dan energi Anda. Anda bisa kehilangan nyawa. Raja peduli pada keselamatan Anda. Anda bisa hamil saat waktunya tiba, setidaknya saat umur Anda lebih 15 tahun, itu jauh lebih baik."

"Aaahhh! Tidak! Kalian kejam, saya benci raja!" jerit gadis itu kesakitan.

"Aaaaah! Sakit sekali!" Gadis kecil itu memegang perutnya yang sangat sakit melilit.

1
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lina Hibanika
penasaran dengan kelanjutannya,, jangan lama-lama up nya ya author yg baik hati 🤗😉
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana aku kak🌹🙏🏻
total 1 replies
Lina Hibanika
ceritanya seru
Lina Hibanika
beuh ngaku koki kelas satu,, ga taunya sungguh mengecewakan 😒
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana saya ya🌹🙏🏻 semoga suka dan selalu menarik, up nya setiap sore atau malam ya🌹
total 1 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!