NovelToon NovelToon
Two Promises

Two Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.

Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.

Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.

Ikuti kisahnya di "Two Promise"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Part 2) Ch.30 - Kencan yang Diawasi

[25 Juli — 2015]

[•] Mall

Megumi di sini. Saat ini aku sedang mencari cara yang dapat menghindari pertemuan antara Haruki dan 3 orang itu.

"Haruki, bagaimana kalau kita istirahat dulu di kafe itu!"

Aku menunjuk ke arah kafe kucing yang lucu. Mata Haruki berbinar begitu melihat kafe itu.

"Ide bagus Megumi, ayo kita ke sana!"

Aku dan Haruki pun berjalan ke kafe itu. Sesekali aku melirik ke belakang. Di sana, aku melihat Yoshida-san yang ingin mengikuti kami, namun tangannya ditarik oleh Akari.

Kerja bagus, Akari!

Saat memasuki kafe kucing, aku mencium begitu banyak sekali aroma kucing.

Kami juga disambut dengan suara "Meoww" kucing yang memenuhi kafe.

Banyak juga kucing yang berada di dalamnya. Kucing-kucing itu sangat lucu sekali. Ada banyak jenisnya juga.

Setelah membayar dan memesan. Kami langsung duduk di salah satu meja yang kosong.

Banyak sekali kucing yang menghampiri Haruki. Haruki mengambil salah satu kucing, lalu memeluk kucing itu. Wajahnya tersenyum lebar.

"He he... Haruki, kamu jadi seperti induk mereka ya?!"

"Benarkah?! Kamu ada benarnya, Megumi."

Sementara, hanya ada satu kucing berwarna putih yang menghampiriku. Aku langsung memeluk dan mengelus-elus kucing itu.

"Sayang sekali ya?! Hanya ada satu kucing yang menghampiriku."

"Walaupun begitu... Kucing yang kamu peluk itu bahkan tidak melirikku sama sekali loh!"

"Kamu benar, Haruki!"

Meskipun hanya ada satu kucing yang tertarik denganku. Itu sudah cukup bagiku.

"Nee, Haruki! Bagaimana kalau kita pesan minuman juga?!"

Haruki tersenyum, dengan tangan yang masih memeluk beberapa kucing.

"Baiklah Megumi!"

Kemudian, Haruki memanggil pelayan kafe. Setelah itu, Haruki memesan secangkir kopi, sementara aku memesan segelas teh.

Sesekali aku melirik ke luar kafe. Jauh di balik pilar mall, Yoshida-san sedang memantau kami.

Beberapa kali juga Yoshida-san ingin menghampiri kami, di saat itu juga Akari menarik kembali Yoshida-san.

Teruskan kerjamu... Akari-chan!

•Beberapa menit kemudian...

Kami akhirnya keluar dari kafe kucing itu. Aku berbalik sambil melambaikan tangan ke kafe itu. Perasaan menyesal memenuhi hatiku.

"Selamat tinggal... Aku tidak bisa bertemu dengan kalian lagi untuk sementara waktu, kucing-kucing manis."

Haruki tertawa kecil melihat tindakanku.

"Megumi, kalau kau masih belum ingin keluar... Lebih baik kita menambah waktu sewa tadi."

"Kan kita lagi berbelanja, Haruki... Jadi jangan menghabiskan waktu di sana."

Haruki mengulurkan tangannya padaku.

"Biar aku bawakan barangmu, Megumi."

"Tidak usah, Haruki... Lagi pula kamu kan belum membeli apa pun dari tadi."

Haruki menunduk. Meletakkan jarinya di dagu. Kemudian dia bergumam.

"Hm, kalau begitu... "

Haruki menoleh. Menatapku dengan wajah tersenyum.

"Ayo kita lanjutkan berbelanjanya, Megumi!"

Aku mengangguk. "Ayo! Haruki!"

Kami pun melanjutkan langkah kami. Menuju ke toko berikutnya.

* * *

*POV Akari

•Beberapa menit sebelumnya...

Saat ini aku sedang bersama dengan Kakakku dan Kak Hana. Aku harus terus bersama dengan mereka, jika tidak, Kak Hana akan mengganggu Kak Megumi.

Kami sedang melihat Kak Megumi berjalan dengan Kak Minamoto.

"Lihat itu... Mereka terlihat mesra ya, Sakura?"

Sejak awal kami melihat mereka, Kak Hana selalu menggoda Kakakku. Sama seperti sekarang.

"Ah, mereka berhenti di depan kafe kucing!"

Mendengar Kak Hana berkata seperti itu, aku langsung melihat mereka kembali. Ternyata benar yang dikatakannya.

"Bagaimana ini, Hana-chan... Aku tidak tahu harus melakukan apa sekarang."

"Tenang, Sakura. Kita harus mencari cara untuk menghampiri mereka tanpa disadari."

Sialnya kakakku, dia malah mempercayai semua ucapan Kak Hana.

Tak lama kemudian, mereka berdua memasuki kafe tersebut.

"Sekarang saatnya!"

Kak Hana langsung berdiri dan melangkahkan kakinya. Aku menarik lengannya saat itu juga.

"Kenapa kau menarikku, Akari-chan?!"

"Kau jangan gegabah seperti itu, Kak Hana! Mereka bisa tahu kalau kita bergerak sekarang!"

Kak Hana terdiam. Dia menatapku dengan tajam.

"Kau kenapa, Kak Hana?"

Kak Hana tersenyum. Tak lama kemudian, dia mengelus kepalaku.

"Kau benar Akari-chan... Kita tidak boleh bergerak sekarang."

Aku menghela napas lega. Syukurlah kalau dia mempercayaiku.

•Beberapa menit setelahnya...

Kami melihat mereka berdua keluar dari kafe tersebut. Kak Megumi melambaikan tangannya sebelum pergi.

"Sekarang. Mereka akan pergi ke mana lagi ya?" ujar Kak Hana.

Kami pun mengikuti mereka berdua. Sampai akhirnya, mereka berdua berhenti di depan toko pakaian pria.

Kak Minamoto memasuki toko tersebut, sementara Kak Megumi menunggunya di depan pintu masuk.

Aku melirik ke Kak Hana. Dia menyeringai, dengan tatapannya yang tertuju pada Kak Megumi.

"Sakura... Sekarang saatnya!"

Kak Hana melangkahkan kakinya dengan cepat. Aku tak sempat menghentikannya.

Namun, Kakakku berhasil menghentikannya dengan menarik tas yang dibawa Kak Hana.

Kak Hana menoleh ke belakang.

"Kenapa... Sakura?"

"Sudah... Hentikan saja, Hana-chan."

Kakak menunjukkan ekspresi murungnya.

"Bukankah sekarang adalah saat yang tepat... Sakura?!"

Kakak tersenyum pahit. "Lebih baik kita jangan mengganggu mereka... Ya, Hana-chan?!"

Suasana hening sesaat.

"Sakura... "

"Hm?!" Kakak mengangkat kepalanya.

Kak Hana tersenyum. Tak lama kemudian, dia menepuk-nepuk pundak Kakakku sambil berkata.

"Moh... Kalau kau memang tidak ingin melakukan ini, harusnya bilang dari tadi dong!"

Mata Kakak berbinar. Senyum mulai terukir di wajahnya.

"Terima kasih... Hana-chan."

"Sama-sama, Sakura."

Aku bertepuk tangan. Melihat mereka berdua.

"Kakak, Kak Hana... Ayo kita mulai berbelanjanya!"

Mereka tersenyum. "Ayo! Akari!"

Kami bertiga pun memulai kembali rencana belanja bersama kami yang sebelumnya tertunda.

* * *

*POV Megumi

Saat ini aku sedang berada di depan toko pakaian pria. Aku sedang menunggu Haruki di sini.

Beberapa saat yang lalu. Aku melihat mereka bertiga telah menjauhi kami. Sepertinya, niat Yoshida-san sudah terhenti.

Clak!

Pintu toko terbuka. Haruki telah selesai membeli keperluannya. Dia keluar dengan senyum di wajahnya.

"Sudah selesai membelinya, Haruki?"

"Sudah, Megumi... Bagaimana kalau kita pulang sekarang?"

"Baiklah, Haruki."

Aku melangkahkan kakiku. Tujuan kami di tempat ini sudah selesai. Saatnya pulang!

•Beberapa menit kemudian

[•] Di tengah perjalanan pulang

Sembari berjalan pulang. Kami saling membicarakan kesan saat berada di dalam Mall.

"Haruki... Apa saat yang paling menyenangkan bagimu saat berbelanja tadi?"

"Hm, apa ya?"

Haruki menundukkan kepalanya. Tak lama setelahnya, dia kembali mengangkat kepalanya.

Haruki menoleh, menatapku sambil tersenyum.

"Saat paling menyenangkan menurutku adalah... Saat kita berada di kafe kucing itu, Megumi."

"Kau sama denganku, Haruki. Bagiku, saat di kafe kucing, aku merasa sangat nyaman berada di dalamnya."

"Kau benar Megumi... Aku pun sama denganmu."

Haruki menghela napasnya dengan sengaja. Saat melihatnya, aku penasaran apa yang membuatnya seperti itu.

"Kenapa, Haruki?"

Haruki menghentikan langkah kakinya. "Megumi!" dia memanggilku.

Aku berbalik. Menatap ke arah Haruki. Aku melihat Haruki sedang menundukkan kepalanya.

"Ada apa, Haruki?"

Haruki kembali mengangkat kepalanya. Menatapku dengan serius.

"Kenapa tadi sikapmu seperti itu, Megumi?"

Sikapku? Apa yang dia maksud?

"Aku tak mengerti maksud dari pertanyaanmu, Haruki. Bisa kau katakan lebih jelas?"

Haruki berpikir sebentar. Kemudian dia menggelengkan kepalanya dan mengatakan, "Tidak jadi."

Kenapa dia? Memangnya tadi ingin mengatakan apa?

Haruki kembali melangkahkan kakinya. Aku pun juga.

Aku jadi penasaran. Kira-kira, tadi apa yang ingin dia katakan ya?

"Megumi!"

Haruki kembali memanggilku. Kali ini, dia tetap melangkahkan kakinya.

Aku menoleh, lalu tersenyum. "Kenapa, Haruki?"

Haruki menoleh, menatap ke arahku dengan senyum tipis di wajahnya.

"Megumi... Kenapa saat di Mall, kau sangat berusaha untuk menghindariku bertemu dengan Yoshimoto, Yoshida-san, dan Akari?"

"Eh?"

Bersambung....

1
Azαzel
mampir juga thor😁
Roxanne MA
okay next thor bab berikutnya aku penasran sma next chapter
Reaz
ayo mampir juga/Coffee/
Lounyx
semangat Thor/Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!