Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.
tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BI BAB 28 - Menunggu.
Ibu warung membawaku keruang tamu. Ngomong-ngomong, diruang tamu tersebut sudah ada Edo yang standby disana. Pemuda itu duduk dengan angkuh, kakinya saling menumpu satu sama lain dengan tangan yang terlipat didepan dada. Melihat itu reaksi yang kutunjukan gelengan.
Aku duduk dikursi tepat disamping Edo, bukan karena ingin dekat dengannya melainkan kursi yang kosong disini hanya tersisa satu yaitu ya disamping kursi Edo duduk.
Kursi yang lain ada namun diatasnya ditimbuni oleh perabotan rumah tangga yang aku sendiri tidak tahu kenapa perabotan yang harusnya tidak diletakan diatas kursi tersebut bisa ada.
Mungkin ibu warung lagi beberes rumah.
Ngomong-ngomong soal ibu warung, wanita itu menghilang karena tadi kami berpisah ketika aku sudah dekat ruang tamu. Kata wanita itu ia ingin membuatkan ku dan Edo minuman juga kue kering.
Aku mengiyakan saja karena sejujurnya aku memang lagi kedinginan dan perlu minuman yang bisa menghangatkan tubuh.
Aku duduk dengan mulut yang terkantup rapat, tak ku hiraukan si Edo yang netranya mengamati setiap gerak-gerik ku itu.
Pandanganku mengedar ke sekeliling, dinding dirumah ini terdapat banyak sekali foto, pasti foto itu milik almarhum suami ibu warung juga kedua orang tua ibu warung tersebut.
Aku manggut-manggut, pandanganku berlari lagi kearah pintu yang terdapat nama dari si pemilik kamar disana. 'Harto' Suaminya ibu warung?
Aku tertarik.
'eeh?'
Apalagi ketika netraku bisa menangkap aura kehitaman dari dalam ruangan milik si suami ibu warung itu.
Aku mengucak kedua mataku. Ini sudah kali kedua! Ini sudah kali kedua mataku tiba-tiba seolah bisa melihat aura. Pertama aura kehitaman milik si makhluk li-... ASTAGA! Tanpa sadar aku berdiri dengan mata yang melotot. Membuat pemuda disampingku terheran sembari memegangi lenganku.
"Lo kenapa?!"
Aku baru sadar bahwa aura itu sama persis seperti aura si makhluk penglaris. Heumm.. aku manggut-manggut lalu kembali duduk begitu saja.
"Woy! Lo kenapa si?! Jawab. Heh! Jawab dulu bisa nggak?!!"
Si makhluk penglaris itu memang milik si ibu warung kan? Seharusnya aku tidak heran sampai bereaksi berlebihan seperti tadi.
'tapi kok bisa dikamar almarhum suami ibu warung ya?'
Ya, benar. Si makhluk lidah panjang tersebut tuannya adalah ibu warung itu sendiri. Jadi, seharusnya aku tidak heran tapi ada satu yang membuatku agak bingung disini.. kenapa aura milik si makhluk berlidah panjang itu bisa berada diruangan bekas almarhum suami ibu kantin?
Aku membenarkan posisi dudukku. Tanganku parkir ke dagu. Apa itu dulunya adalah ruangan milik ibu warung? Atau itu memang kamar ibu warung namun karena wanita itu terlalu bucin jadi ia menuliskan nama mendiang suaminya di pintu kamar wanita tersebut? Aku manggut-manggut lagi.
'bisa jadi' namun harus ku pastikan dulu.
"Woy!"
'ck, apasih nih anak!'
Aku melayangkan tatapan kesal pada pemuda kepo disebelahku. sedari tadi aku sebenarnya mendengar pertanyaan dengan nada kesal Edo namun sengaja ku abaikan karena percuma saja kalau ku jelaskan.
Bakal panjang nanti.
Edo mendengus, lalu dengan sedikit mengeram ia kembali berujar. "Lo budek. Cewe budek." Tajamnya lalu berbalik mengibas rambut begitu saja. Oh, dia sedang kesal.
Apa peduliku?
Aku terus mengantup mulut sembari menunggu kedatangan seseorang yang menjadi bintang utama kita malam ini. Ibu warung, alias, mbak Nimas.