NovelToon NovelToon
Celeste & Para Dewa

Celeste & Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: kirlsahoshii

Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.

Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.

Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.

**

Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persiapan

Di saat yang sama di Moriad, Shala dan Alana sudah mereka mempersiapkan pasukan dan juga mesin tempur untuk menjalankan misinya ke Riverbend. Alana saat ini sedang berada di dalam hall bersama ayahnya Sang Raja Moriad dan melihat persiapan tersebut.

“Tidak kah ini buruk, Alana? Kita menghabiskan banyak sumber daya, tenaga, dan juga mungkin angka kematian lagi….” kata Raja Moriad padanya dengan nada netral.

Alana hanya terdiam wajahnya murung memikirkan Fae yang sudah terkontaminasi ajaran sesat, dan dia berpikir itu semua ulah Caela. Dalam dirinya sudah tak yakin dia melakukan ini atas nama para Dewa atau hanya sekadar cemburu akan perasaan pribadinya. Alana pun batuk-batuk lalu dia berkata dengan tatapan kosong.

“Musuh para Dewa juga musuhku, kau tak mengerti perasaan para Host,” kata Alana ke ayahnya.

“Aku tidak akan mengizinkanmu untuk ikut dalam misi ini… Ini terlalu berbahaya dan kau terlalu lemah untuk ini…” balas Raja.

“Aku tak akan diam saja, Ayah, kau terlalu menganggapku seperti anak kecil yang tidak bisa mengambil keputusan…” kata Alana lalu dia berdiri dan pergi meninggalkan Sang Raja.

**

Sementara itu, Shala yang sedang mempersiapakan segalanya untuk berperang, dihampiri oleh pria misterius. Perlahan, pria itu berjalan mengarah ke sebelah Shala dan menaikkan alisnya dibalik jubah hitamnya.

“Kenapa kau tak mau menggunakan kekuatan Dewa untuk menghancurkan Riverbend?” tanya pria itu pada Shala.

Shala terdiam, dia tiba-tiba teringat dengan kata-kata Caela, bahwa kekuatan Dewa tidak seharusnya digunakan untuk peperangan semacam ini. Pernyataan itu benar-benar menghantui pikirannya sehingga dia ragu untuk menggunakan kekuatan tersebut.

“... Aku rasa sumber daya dari Moriad sudah cukup untuk menghancurkan Riverbend,” balas Shala dengan tenang.

“... Kau sepertinya terlalu yakin untuk hal itu,” kata pria tersebut dengan nada netral.

Shala hanya terdiam dan mulai ragu bahwa misi ini akan berjalan dengan mulus.

**

Sementara Fae masih diamankan di ruangannya agar tidak terlibat dengan peperangan, dia pun mengamati dengan jelas Moriad kini sedang siaga dalam sebuah penyerangan. Namun tiba-tiba terbuka, sang Raja Moriad masuk dan menghampiri Fae. Fae terkejut dan melebarkan matanya, dia memberikan hormat pada raja tanpa berkata apa-apa.

“Anak muda, aku akan membebaskanmu tapi dengan satu syarat,” kata Sang Raja.

Fae menaikkan alisnya terkejut dengan pernyataan raja, “... Satu syarat?” tanyanya penasaran.

“Lindungi Alana dari peperangan ini, jangan sampai dia mati… Jika gagal kau dan ibumu juga akan mati di tanganku,” katanya dengan nada datar.

Fae terdiam lalu mengangguk, dia pun memberikan gestur persembahan Dewa kepada sang Raja.

**

Udara di Riverbend telah tumbuh lebih berat, tebal dengan aroma ketegangan logam. Dari menara kastil tertinggi, Caela menyaksikan awan-awan bergulir seperti peringatan.  Di bawahnya, kota itu diaduk dalam keheningan yang gelisah. Pasukan berpatroli di jalanan berbatu, mencoba memproyeksikan otoritas untuk tenang. Para Scholar dan penyembuh bergerak di antara pos-pos, membisikkan doa kepada para Dewa yang tidak lagi merasa seperti sekutu.  Riverbend tidak memiliki pasukan besar, hanya prajurit biasa berpedang dan juga para penyihir, kota ini tak pernah siap akan kerusuhan.

“Yang Mulia, semua persiapan untuk perlindungan di dalam kota sudah selesai,” kata seorang pasukan.

Caela mengangguk, “Segera pasang pelindung untuk kota ini,” perintah Caela dengan tenang.

Pasukan itu memberi hormat lalu mengisyaratkan para pasukan penyihir untuk menyalakan pelindung di Kota Riverbend. Layaknya selimut transparan, perlahan kota ini diselimuti oleh barrier magis yang terbuat dari air. Seluruh penduduk dari rumahnya masing-masing bisa melihat, kota ini dilindungi oleh air, orang-orang ada yang tiba-tiba keluar dari rumah mereka untuk melihat dan juga ada yang tak henti-hentinya berdoa oleh para Dewa untuk memohon perlindungan. Mereka tahu dan semua orang tahu. Perang akan datang dalam waktu dekat.

***

1
iqbal nasution
mantap
kirlsahoshii: Makasi kak udah mampir 🫶🏻
total 1 replies
Firenia
bukannya harusnya yg rambut putih yg khawatir /Sweat/
menderita karena kmu
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
kirlsahoshii: Makasih ya udah mampir 😊🤍
total 1 replies
0-Lui-0
Ngakak sampai sakit perut 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!