Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 Tian Qiang
"Sekian lama, akhirnya ada yang memasuki tempat ini," ujar pendiri puncak surgawi.
"Setelah menerima warisan ini, aku ingin kalian menjadi penjaga alam surgawi. Berjanjilah padaku untuk menegakkan keadilan. Dan jadilah pelindung bagi orang-orang lemah."
"Leluhur, kami berjanji! Setelah sekte ini berdiri, kami akan menegakkan keadilan dan melindungi orang-orang lemah," jelas Tetua Ming.
"Aku pegang janji kalian! Kalau kalian melanggar, maka tanggung sendiri akibatnya." Pendiri puncak surgawi menghilang. Di saat yang bersamaan 7 puncak yang ada di sana berubah menjadi butiran-butiran cahaya yang menyebar di udara. Dalam sekejap, orang-orang yang ada di sana menerobos. Bahkan, ada beberapa orang yang menerobos ranah Dao Suci tahap puncak.
"Dao immortal tahap akhir. Selangkah lagi dia akan menerobos ranah dao surgawi gerbang awal," ucap Erlang Shen.
"Dengan begini, Tetua bisa menghadapi para Tetua sekte surgawi," Zi Yue menimpali.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa," ucap Tetua Ming.
"Aku hanya ingin kalian membantuku kalau suatu hari nanti aku butuh bantuan," jelas Erlang Shen.
"Aku ber …. " Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Erlang Shen dan Zi Yue sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
"Kemana mereka?" tanya Tetua Ming.
"Mereka sudah pergi, Tetua," jawab pria bertopeng.
"Secepat itu?" tanya Tetua Ming.
"Mereka juga tidak meninggalkan jejak." Pria bertopeng menimpali.
Tak jauh dari puncak surgawi, dua kilatan cahaya melintasi langit. Karena sangat cepat, tak ada yang menyadari keberadaan mereka.
"Hm, ngomong-ngomong aku penasaran dimana Gu Xia sekarang." Zi Yue bergumam.
Swuuuussss
Sekelabat bayangan melintas di dekat mereka. Tak beberapa lama kemudian, bayangan itu kembali ke depan mereka. Ternyata orang yang melintas itu adalah seorang pemuda.
"Sekali bergerak target langsung ketemu," ucap pemuda itu.
"Orang gila dari mana lagi ini." Erlang Shen bergumam pelan. Di tangannya ada dua buah jarum yang entah mau ia gunakan untuk apa.
"Jarum ini sangat cocok untuk menusuk mata orang mesum yang menatap istri orang tanpa berkedip."
Erlang Shen memainkan jarum akupuntur yang sudah dialiri qi. Tian Qiang yang melihat itu menyeringai. Ia mengeluarkan rantai dan bersiap untuk menculik Zi Yue. Sayangnya, rantai itu dihancurkan oleh Erlang Shen menggunakan dua jarum akupuntur.
"Kau mau buta atau menjadi gila?" tanya Erlang Shen. Kedua jarum akupuntur itu melayang tepat di depan mata pemuda itu.
"Aku Tian Qiang! Apa yang kuinginkan harus kudapatkan," ucapnya dengan sombong.
"Namaku Erlang Shen. Orang-orang yang tidak aku sukai harus mati mengenaskan."
Ucapan Erlang Shen seolah-olah mengembalikan ucapan Tian Qiang. Karena marah, ia mengeluarkan sebuah pedang dan menyerang Erlang Shen.
"Kalau mau menangkapku setidaknya tingkatkan dulu kultivasimu. Ranah abadi tahap 9." Erlang Shen tersenyum mengejek. Hanya dengan sekali serang, kultivasi Tian Qiang raib. Ia yang berada di atas awan meluncur bebas ke bawah.
"Entah kenapa aku merasa penduduk alam surgawi memiliki kultivasi yang hampir setingkat dengan penduduk alam atas." Zi Yue berkomentar.
"Sebelum pergi, kita urus dulu pemuda sialan itu," ucap Erlang Shen.
Swuuuussss
Keduanya menghilang dan dalam sekejap muncul di daratan. Tak jauh dari mereka, sosok Tian Qiang terbaring di tanah dengan sedikit luka di tubuhnya.
"Kau selamat karena terlahir dari rahim suci alam surgawi. Kalau tidak, mungkin kau sudah mati." Erlang Shen berjongkok dan mengangkat pemuda ke udara menggunakan satu tangan.
"Turunkan aku! Aku adalah putra tunggal kaisar penguasa alam surgawi. Membunuhku berarti mengundang kematian," jelas Tian Qiang.
"Hanya tubuh pengganti. Itu tak akan masalah."
Tian Qiang menggerakkan giginya karena marah. Ia sama sekali tak menyangka ada orang yang tak takut padanya.
"Kalau aku menghancurkanmu, mungkin tubuh aslimu akan terpengaruh." Erlang Shen menciptakan kekacauan ruang di sekitar Tian Qiang. Dalam hitungan detik, tubuh pengganti Tian Qiang berubah menjadi genangan darah dan potongan tubuh yang melayang di langit.
Di dimensi pelatihan istana surgawi, seorang pemuda yang sedang menyerap elemen alam tiba-tiba saja memuntahkan beberapa teguk darah segar. Bukan hanya itu, ia juga mendapat luka dalam karena kultivasinya terganggu.
"Akkkh, baj*ngan! Padahal tinggal menyerap elemen cahaya dan elemen kegelapan!" Pemuda yang tak lain adalah Tian Qiang keluar dari kolam elemen dengan amarah yang meledak-ledak.
"Siapapun yang menghancurkan tubuh penggantiku tak akan kumaafkan! Gara-gara dia, aku gagal menyempurnakan 10 elemen!"
Tanpa pikir panjang, Tian Qiang berteleportasi ke tempat terakhir tubuh penggantinya. Kultivasinya setingkat lebih tinggi dari tubuh penggantinya, yaitu leluhur abadi tahap 1. Meski demikian, dia bukanlah ancaman bagi Erlang Shen.
"Sampah rendahan! Rupanya kalian yang menghancurkan tubuh penggantiku. Gara-gara kalian, aku gagal menyempurnakan 10 elemen!" Tian Qiang berteriak. Teriakannya itu disertai dengan gelombang es yang membekukan apapun dalam sekejap.
"Bukankah itu bagus? Orang sepertimu tidak pantas memiliki cahaya dan kegelapan. Dua elemen itu terlalu kuat untuk orang berhati iblis sepertimu." Erlang Shen menimpali. Hanya dengan sekali kibasan tangan, es yang membekukan area sekitar langsung hilang.
"Dari mana kau mendapatkan keberanian seperti itu? Apakah kau tidak sayang dengan nyawamu sehingga kau berkata begitu padaku?"
Pertanyaan beruntun Tian Qiang membuat Erlang tertawa. Bagaimana mungkin ia takut dengan orang yang hanya mengandalkan status orang tuanya.
"Kalau aku menyebutkan identitas orang tuaku, aku pastikan ayahmu bertekuk lutut dan tak berani berdiri," ucap Erlang Shen.
"Siapa orang tuamu? Apakah pelayan istana? Atau wanita murahan yang tak punya harga diri?" tanya Tian Qiang.
Erlang Shen menyeringai lalu ia mengeluarkan energi perak. Energi perak itu membuat Tian Qiang ketakutan dan seakan lupa cara berdiri. Ia berlutut di tanah dan tak berani mengangkat kepalanya.
"Energi itu … kau keturunan Dewi Perak!" ucap Tian Qiang dengan suara bergetar.
Erlang Shen tak mengatakan apa-apa. Ia mengeluarkan 8 jarum akupuntur dan memblokir jalur meridian Tian Qiang.
"Ukkhuuukk!"
Tian Qiang memuntahkan darah. Jalur meridian yang diblokir oleh Erlang Shen membuatnya terluka. Qi yang belum mencapai dantiannya menyebar dan menghancurkan organ dalamnya perlahan-lahan.
"A-apa yang kau … lakukan?" tanya Tian Qiang.
"Tidak ada! Hanya memblokir jalur meridianmu dan membiarkan tubuhmu mengembang lalu meledak," jawab Erlang Shen dengan santai.
"Kenapa kalian sekejam ini?" Tian Qiang bertanya seolah-olah dia tidak pernah melakukan kejahatan.
Zi Yue yang mendengar kalimat itu langsung menusukkan belati es ke bahu Tian Qiang. Tempat dimana belati itu menancap merupakan titik lemah bagi pemuda alam surgawi yang baru lahir dalam rentang waktu 1-7 tahun.
"Akkkkkhhh!" Tian Qiang berteriak kesakitan. Ia sangat marah saat menyadari tubuhnya mulai transparan.
"Hukuman ini terlalu ringan untuk orang yang membunuh orang tanpa pandang bulu. Kau lahir 7 tahun lalu, tapi kau sudah membunuh ribuan orang," ujar Zi Yue.
"Biarkan ayahmu mencari orang yang membunuh putranya." Zi Yue mencabut belatinya. Saat itu juga, Tian Qiang menghilang menyisakan 8 jarum akupuntur dan 8 inti elemen yang melayang di udara.