NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Mafia Iblis

Gadis Incaran Mafia Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Wallace Huang, dikenal sebagai Mafia Iblis yang tanpa memberi ampun kepada musuh atau orang yang telah menyinggungnya. Celine Lin, yang diam-diam telah mencintai Wallace selama beberapa tahun. Namun ia tidak pernah mengungkapnya.

Persahabatannya dengan Mark Huang, yang adalah keponakan Wallace, membuatnya bertemu kembali dengan pria yang dia cintai setelah lima tahun berlalu. Akan tetapi, Wallace tidak mengenal gadis itu sama sekali.

Wallace yang membenci Celina akibat kejadian yang menimpa Mark sehingga berniat membunuh gadis malang tersebut.

Namun, karena sebuah alasan Wallace menikahi Celine. pernikahan tersebut membuat Celine semakin menderita dan terjebak semakin dalam akibat ulah pihak keluarga suaminya.

Akankah Wallace mencintai Celine yang telah menyimpan perasaan selama lima tahun?

Berada di antara pihak keluarga besar dan istri, Siapa yang akan menjadi pilihan Wallace?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Tak lama kemudian, pelayan kembali dengan kunci cadangan di tangannya. Dengan tangan bergetar, ia menyerahkannya pada Wallace.

“Tuan, ini kuncinya…”

Tanpa menjawab, Wallace langsung meraih kunci itu dan membuka pintu kamar Celine. Pintu terbuka pelan, menampilkan kamar gelap dengan tirai tertutup rapat. Suara hujan deras dan petir terus terdengar menakutkan, seolah menambah kegelapan di dalam ruangan.

Wallace menelusuri kamar dengan tatapan cemas, mencari sosok gadis itu. “Celine…” panggilnya pelan, namun tak ada jawaban. Hanya terdengar suara isak tangis teredam dari sudut ruangan.

Matanya menoleh, tertuju pada lemari besar di samping ranjang. Perlahan, ia mendekat dan membuka pintu lemari itu sepenuhnya.

Hatinya langsung terasa diremas.

Di dalam sana, Celine duduk meringkuk dengan tubuh gemetar hebat. Kedua lututnya ditarik ke dada, sementara tangannya menutup mulut. Namun matanya yang dipenuhi teror menatap kosong ke depan. Tubuhnya bergetar tanpa henti, dan darah menetes dari punggung tangannya. Wallace menatap ngeri ketika menyadari gadis itu sedang menggigit punggung tangannya sendiri dengan keras, hingga kulitnya robek dan darah terus mengalir.

“Celine…” panggil Wallace pelan dengan suara serak, menahan perih di dadanya. Perlahan ia menekuk lututnya, menatap gadis itu sejajar dengan matanya.

Namun begitu menyadari ada seseorang di depannya, mata Celine membesar penuh ketakutan. Tangannya menekan gigitan lebih kuat, tubuhnya langsung meronta histeris.

“Tidak… jangan! Jangan sentuh aku… jangan… jangan…!” jeritnya putus asa, suara tangisannya melengking menembus suara hujan di luar. Tubuhnya semakin masuk ke sudut lemari, membentur dinding kayu dengan punggungnya. Matanya menatap Wallace seolah pria itu adalah iblis yang akan menyeretnya ke dalam neraka.

“Celine, hentikan… kau melukai dirimu sendiri…” ujar Wallace dengan suara bergetar, tangannya terulur perlahan, mencoba meraih pergelangan tangan gadis itu. Namun Celine semakin meronta, menjerit sambil menangis keras.

“Jangan! Tolong! Aku mohon… jangan sakiti aku… jangan sentuh aku…!” tangisnya terdengar begitu putus asa. Air matanya membanjiri wajah pucatnya, tubuhnya menggigil tak terkendali.

Melihat gadis itu terus menggigit tangannya hingga darah menetes ke lantai, Wallace tak tahan lagi. Dengan cepat namun hati-hati, ia meraih kedua pergelangan tangan Celine dan mencoba menariknya keluar dari lemari.

Namun Celine langsung memberontak sekuat tenaga. Tubuhnya menendang dan mendorong Wallace dengan panik, tangisannya semakin histeris. Suara jeritannya melengking, memenuhi kamar.

“Tidak! Lepaskan aku! Jangan sentuh aku… tolong… tolong…!” tangisnya pecah, nadanya terdengar begitu putus asa seolah semua harapan hidupnya telah hancur.

Wallace memejamkan mata, menahan emosi yang bergemuruh di dadanya. Dengan satu gerakan tegas, ia menarik tubuh Celine keluar dari lemari dan langsung mendekapnya erat-erat ke dalam pelukannya.

Celine menjerit dan meronta, tangannya berusaha memukul dan menolak Wallace. Namun pria itu menahan kedua pergelangan tangannya dengan satu genggaman kuat, mendekapnya semakin erat.

“Celine… ini aku… Wallace… kau aman sekarang… kau aman… tidak ada yang akan menyakitimu lagi… aku janji… aku janji…!” suaranya bergetar menahan air matanya sendiri.

Namun Celine tak berhenti menangis. Tubuhnya menggigil hebat, kepalanya menggeleng cepat, matanya menatap kosong dengan air mata yang tak kunjung berhenti.

“Tidak… jangan sakiti aku lagi… jangan… aku mohon…” isaknya dengan suara lemah, napasnya tersengal menahan histeris yang menyesakkan dadanya.

Wallace menatap gadis itu dengan hati yang bergetar hebat.

“Celine… lihat aku…” suara Wallace terdengar pelan namun tegas, menembus suara hujan dan petir di luar sana. Tangannya yang besar menahan kedua pipi gadis itu dengan lembut, memaksa wajah Celine menatap ke arahnya.

“Aku adalah Wallace… kau aman sekarang… lihatlah sekelilingmu…” ujarnya lagi, matanya menatap gadis itu dengan dalam, menahan perih di dadanya saat melihat air mata terus membanjiri wajah pucat itu. “Kamu ada di rumahku, Celine… tempat yang paling aman untukmu. Tidak ada siapa pun yang akan datang dan menyakitimu lagi.”

Celine terisak pelan. Napasnya tercekat, dadanya naik turun cepat menahan ketakutan. Perlahan matanya menatap wajah Wallace, menatap mata tajam pria itu yang kini dipenuhi kelembutan dan kekhawatiran.

“Ada aku di sini… jangan takut…” Wallace mengusap air mata di pipi Celine dengan ibu jarinya, sentuhannya lembut dan menenangkan. “Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu… percaya padaku…”

“Wallace…?” suara Celine terdengar serak, pelan, dan penuh keraguan. Matanya menatap pria itu seolah memastikan apakah ini nyata atau hanya mimpi lain yang akan berakhir dengan mimpi buruk.

“Iya… aku adalah Wallace…” jawab pria itu cepat, nadanya penuh keyakinan. Perlahan ia menempelkan keningnya di kening gadis itu, menutup matanya sejenak, merasakan tubuh Celine yang masih bergetar hebat dalam dekapannya. “Jangan takut… tidak ada orang yang akan menyakitimu… kau ada di tempat yang aman sekarang… dan aku… aku tidak akan membiarkan kamu terluka lagi.”

Wallace melingkarkan satu tangannya ke punggung Celine, sementara tangan lainnya mengusap lembut kepala gadis itu, menenangkan dengan belaian pelan. Ia menahan napas dalam, menekan emosinya yang bergemuruh, hanya demi memberikan ketenangan untuk gadis yang ia peluk.

Celine perlahan mulai tenang, meski tubuhnya masih gemetar hebat. Tangisnya menurun menjadi isakan pelan, napasnya masih tersendat namun tak lagi melengking histeris. Matanya tetap menatap Wallace, seolah memastikan pria itu benar-benar nyata di hadapannya.

Melihat gadis itu sedikit tenang, Wallace menghela napas lega. Perlahan, ia meraih punggung dan lutut Celine, lalu mengangkat tubuh kecil itu ke dalam gendongannya.

Celine menegang seketika, tangannya mencengkeram bahu Wallace dengan lemah. Namun pria itu menatapnya dengan mata yang teduh, seolah berkata tanpa suara bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Dengan langkah tegas, Wallace keluar dari kamar Celine sambil menggendongnya erat. Ia menatap pelayan yang menunggu dengan cemas di depan pintu.

“Panggil dokter. Segera!” perintah Wallace dengan suara berat yang tak bisa dibantah. Nada bicaranya menandakan tak ada satu detik pun boleh terbuang.

“Baik, Tuan!” jawab pelayan itu cepat dengan sopan, lalu berlari kecil menuju telepon di ruang bawah untuk memanggil dokter keluarga.

Wallace melangkah masuk ke kamarnya sendiri, menutup pintu dengan kaki sambil tetap mendekap Celine erat-erat di dadanya. Ia merasakan degup jantung gadis itu yang begitu cepat menandakan ketakutannya…

1
Rocky
Manttappp..
yuning
i love you Mr mafia
Nabil abshor
PUUUAAAAAASSSSSS,,,,,,, syukaaak,,,, kaya gini niiiih,,,,,, yang sekali thesss,,,, dibalasnya thaaassss theeessss,,,,,,
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Febriana Merryanti
good job Wallace beri pelajar buat mereka pelacur kok teriak pelacur🤣🤣🤣
Akai Kakazain
duh thoooor....dag dig dug aq thor, knpa brsmbung pulak thor...huhuhuuu....
Bu Kus
kasih pelajaran tu Wallace buat mereka jerah
Bu Kus
semoga Wallace cepat datang dan Celine bisa selamat
Naufal Affiq
lanjut thor
Isnanun
akhirnya ada yg ngebelain Celine
R@3f@d lov3😘
akhirnya kamu datang juga Wallace 🙄🙄kasihan Celine dan hukum 2 jalang it...wlpn mereka keluarga tapi mereka 😏 sudah berani menyakiti Celine a
yuning
hanya seorang Celine kalian main keroyokan
R@3f@d lov3😘
dasar sampaaaaah 😏 kalian,,lihat saja jika kalian berani menyentuh Celine maka jangan heran jika Wallace memberi kalian pelajaran 🙄😒
Reni Anjarwani
ldoubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
R@3f@d lov3😘
Celine yang digoda kenapa aq yang dag....dig....dug...seeeerrr🤭😁
Naufal Affiq
bisa uji coba juga tuan,kalau tuan berani
Naufal Affiq
kamu seram tuan,coba rubah sedikit cara bicaramu dan tingkah laku mu,di hadapan gadismu
yuning
aku mau lihat tuan 😁
Nabil abshor
bukan marah,bukan lembut,,,,, ky gmn ituuuuuu,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!