Jika percaya, maka jangan pernah goyah. Tapi jika curiga maka selidiki Satu kalimat dari seorang Jeriko Sky Dominic, membuat seorang penyanyi canti Valeri Evania Zoe bimbang dengan keputusannya untuk percaya seratus persen pada kekasihnya Arthur Clavin. Namun kenyataan membuat seorang Valeri tersadar bahwa kekasihnya bukanlah mencintainya, tapi memanfaatkannya bukan hanya mengincar hartanya tapi juga sebagai tujuan balas dendam seorang wanita yang menaruh kebencian dengan ayahnya.
Kehadiran seorang Jeriko Sky Dominic, membuatnya merasa aman dan terlindungi, hingga benih cinta itu tumbuh dalam hati Valeri pada Jeriko. Jeriko sendiri sudah mulai membuka hatinya pada Valeri dari masa lalunya yang menawan hatinya. Saat tiba-tiba wanita itu kembali di saat yang tak tepat. Masa lalu itu kembali menerobos masuk dan mengambil alih apa yang menjadi miliknya. Namun kondisi sudah berubah, Valeri hamil. Tapi dia memilih untuk pergi menjauh dari hidup Jeriko dan menyembunyikan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Debora_oline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 : Nona Valeri Diculik
Jeriko tak bisa mengantar Jemima kembali ke rumah keluarga Prayoga, karena dia harus segera bertolak ke Selandia Baru untuk menemui Adolf Oliver. Setelah menempuh penerbangan yang cukup lama, Jeriko akhirnya mandarat di Selandia Baru dengan didampingi Hiro. Ya, untuk penerbangan kali ini Jeriko memutuskan membawa Hiro bersamanya.
Jeriko tak ingin membuang waktunya dan dia langsung menuju kediaman Oliver. Pemandangan hijau terhampar di hadapannya memanjakan mata yang memandangnya. Jeriko tersenyum tipis dan berjalan masuk ke kediaman Oliver didampingi Hiro.
“Jeriko!” Seru Zea yang memang sedang menyiram tanaman di depan rumah. Wanita paruh baya itu langsung mematikan selang airnya dan mengeringkan tangannya sebelum menghampiri Jeriko dan memeluknya.
“Halo aunty” sapa Jeriko
“Bagaimana kamu bisa ada disini tanpa memberikan kabar! Apakah kamu datang sendiri?!” tanya Zea sambil mencari-cari keberadaan puterinya di belakang Jeriko
Jeriko tersenyum, “Valeri nggak ikut kalau yang aunty cari adalah dia. Pekerjaannya cukup banyak karena kemarin harus berlibur selama seminggu aunty”
Zea mengangguk paham, “Kalau begitu masuk Jeriko. Aunty seneng banget kamu mau mampir kesini, aunty masakkan daging domba ya!”
Jeriko terkekeh mendengar betapa hangat sambutan yang dia terima, “Apakah uncle ada? Ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan uncle”
Zea menaikkan alisnya, “Ada, duduk dulu, biar aunty panggilkan. Dia masih di kandang kalau jam segini”
Jeriko mengangguk dan tersenyum lalu dia menurut dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Hiro pun turut duduk di samping Jeriko dengan memainkan ponselnya memantau semua pekerjaan yang mereka tinggalkan di London.
Jeriko menatap banyak foto terpajang baik di dinding dan juga di meja, dan semua itu adalah foto kekasihnya. Mulai dari Valeri bayi, sampai gadis itu dewasa. Setiap pencapaiannya selalu diabadikan dalam sebuah foto. Dan harus Jeriko akui, Valeri cantik sejak kecil.
“Jeriko?” sapa suara berat di belakangnya. Adolf sudah kembali dengan tubuh penuh keringat. Dan dibelakangnya Zea datang dengan nampan berisi sirup.
“Uncle? Maaf sudah mengganggu waktumu” ucap Jeriko seraya kembali ke tempat duduknya.
“Tak apa. Apakah ada masalah penting?” tanya Adolf yang memilih duduk di seberang Jeriko dan Zea ikut duduk di sampingnya.
“Iya. Ini tentang orang yang meneror Valeri. Aku sudah menemukan petunjuk baru sosok di belakang Arthur Calvin.” Ucap Jeriko
“Ada orang lain yang mengincar puteriku?” tanya Adolf dengan kening berkerut
Jeriko mengangguk pelan, “Apakah uncle pernah mendengar nama Briana Shawn?”
Adolf tampak berpikir keras dan menatap Zea lalu keduanya menggeleng pelan, merasa tak pernah mendengar nama itu.
“Kalau Melanie Oliver?” tanya Jeriko hati-hati
Dan voila! Wajah Adolf langsung menegang dan matanya tajam menatap isterinya. Zea pun tampak langsung menatap suaminya tajam. Jeriko langsung tau bahwa mungkin semua ini benar. Tapi dia harus memastikan semuanya.
“Arthur Calvin mengatakan jika Melanie Oliver atau Briana Shawn lah yang selama ini menjadi dalang dari peneroran Valeri. Dia mengaku bahwa dia adalah puteri kandung dari uncle” ucap Jeriko menjelaskan
Adolf menghembuskan nafasnya, “Dia bukan puteriku! Aku bahkan sudah membuktikan hasil tes DNA pada ibu Melanie. Tapi ibunya selalu mendoktrin Melanie bahwa dia puteriku. Akhirnya aku muak dan tak lagi mau datang untuk membantu keuangan mereka”
Jeriko mengerutkan keningnya, “Kenapa uncle harus membantu keuangan mereka jika Melanie bukan puteri uncle?”
Adolf menghembuskan nafasnya, “Kejadian itu jauh sebelum aku menikah dengan ibu Valeri. Usia Melanie sekarang mungkin sudah 31 tahun, seingatku usianya beda 6 tahun dari Val. Ibu Melanie memang menyukaiku, namun aku menolak karena aku mencintai Zea. Lalu saat sahabatku meninggal karena kecelakaan pesawat, aku mendengar ibu Melanie hamil. Dan ya, dia pernah menjebakku tidur dengannya sebelumnya. Namun setelah dihitung waktunya nggak sesuai, antara usia kandungannya dan waktu dia menjebakku dengan memberi obat perangsang. Lalu aku memutuskan untuk menunggu kelahiran Melanie dan melakukan tes DNA sebelum aku memutuskan untuk menikahinya atau tidak. Dan setelah Melanie lahir, aku melakukan tes DNA, diam-diam tentu saja, karena ibunya menolak keras. Dan memang Melanie bukan puteriku, tapi karena kemungkinan besar dia adalah puteri sahabatku, maka aku kasihan dan membantu mereka dalam hal keuangan. Namun ternyata itu disalah artikan oleh ibu Melanie” papar Adolf
Jeriko mengangguk paham, “Baiklah. Kalau begitu bolehkah aku mengambil tindakan tegas atas perbuatannya pada Val?”
Adolf menatap isterinya dan mengangguk bersamaan, “Apakah Valeri sudah mendengar ceritanya?”
Jeriko menggeleng, “Belum, aku sengaja menyembunyikan semua dari Valeri. Karena aku ingin mengkonfirmasi dulu dengan uncle.”
Adolf mengangguk, lalu dia melirik isterinya, “Aku akan ikut Jeriko kembali ke London. Sepertinya aku sendiri yang harus menemui Melanie dan menjelaskan semuanya. Lagipula aku tak mau dia mencuci otak puteri kita dengan semua bualan itu”
Zea mengangguk setuju, “Aku akan ikut. Dan aku akan menyiapkan barang kita”
Adolf mengangguk setuju. Lalu dia menatap Jeriko, “Terima kasih sudah menjaga Valeri. Kapan kita akan berangkat?”
Jeriko mengangguk pelan, “Begitu uncle siap. Aku tak tenang meninggalkan Valeri terlalu lama disana. Meskipun aku sudah memperketat pengamanannya”
Adolf mengangguk, “Kalau begitu setelah makan siang kita akan berangkat. Dan kamu bisa istirahat di kamar Valeri sambil menunggu kami bersiap”
Jeriko mengangguk setuju. Lalu dia beranjak dan masuk ke kamar yang ditunjukkan Adolf sebagai kamar milik Valeri selama Valeri tinggal disana.
***
“Hallo sayang” sapa Jeriko sambil duduk bersandar di ranjang milik Valeri di rumah Adolf.
“Hmm” balas Valeri yang tampak baru bangun tidur dan masih muka bantal.
Jeriko terkekeh melihat kekasihnya masih tampak mengantuk, “Sayang, tebak aku dimana sekarang!”
Valeri dengan enggan membuka matanya dan memperhatikan ke layar, dan matanya langsung terbuka lebar saat menyadari dimana kekasihnya sekarang. Valeri langsung duduk dan membiarkan tali gaun tidurnya terjatuh begitu saja. Membuat sebagian dadanya tampak begitu seksi.
“Itu—kamarku?!” pekik Valeri
“Sayang! Jangan menggodaku! Aku jauh darimu sekarang!” ucap Jeriko gemas. Melihat kekasihnya begitu seksi membuat dia menahan geraman karena miliknya di bawah sana sudah memberontak dengan hanya melihat dada Valeri
Valeri terkekeh dan langsung menarik tali gaunnya, dan menatap Jeriko, “Kamu di rumah daddy sekarang? Bagaimana bisa?”
Jeriko tersenyum dan mengangguk pelan, dia mengedarkan kamera ponselnya dan menunjukkan kamarnya. Bahkan Jeriko terkekeh saat menunjukkan dia sedang memegang pigora berisi foto masa kecil Valeri yang tampak gembul dan chuby sekali.
“Ahhhh Iko jangan dilihatin fotonya! Aku malu!” pekiknya
Jeriko terbahak, “Malu kenapa?! Aku bahkan sudah melihat semuanya. Dan hafal semuanya!”
Valeri langsung memicingkan matanya, dan dengan dagu terangkat dia bangkit berdiri dan melepaskan gaun tidurnya tepat di hadapan Jeriko. Jeriko langsung menatap tajam dan mengeraskan rahangnya.
“Zoe, apa yang kamu lakukan! Awas ya! Kalau aku kembali aku akan membuatmu tak bisa berjalan selama berhari-hari!” desis Jeriko geram.
Melihat kekasihnya berjalan ke kamar mandi dengan tubuh polos, membuat milik Jeriko mengeras di bawah sana. Dan dengan usilnya Valeri terkikik dan membawa ponselnya ke kamar mandi. Dia meletakkan di wastafel dan mengedipkan matanya.
“Aku memberikan tontonan untukmu sayangku!” ucapnya manja
Jeriko menggeram, “Sh*t!”
“Jeriko, kita makan dulu, setelah itu kita berangkat!” ucap Adolf yang tiba-tiba muncul di pintu kamar.
Membuat Jeriko langsung mematikan panggilan videonya dan mengangguk canggung. Dia tak mungkin menunjukkan kelakuan puterinya yang tampil polos di depannya. Jeriko langsung berdeham dan mengirimkan pesan pada Valeri, bahwa dia akan makan dan segera terbang kembali ke London bersama kedua orang tua Valeri.
Baru setelah menenangkan miliknya, Jeriko beranjak dari kamar Valeri dan keluar setelah mencuri satu foto masa kecil Valeri. Sebuah foto yang diambil ketika gadis itu baru lulus dari sekolah menengah pertama, dan Valeri sedang piknik bersama kedua orang tuanya. Valeri remaja yang tampak begitu polos, anggun dan cantik. Jeriko meletakkannya di dalam dompetnya dan keluar ke ruang makan.
Adolf, Zea, Jeriko dan Hiro makan di meja makan yang sama. Setelah semua selesai, keempatnya langsung melakukan perjalanan untuk terbang kembali ke London. Entah kenapa perasaan Jeriko tak tenang kali ini. Beberapa kali dia memastikan kondisi Valeri baik dengan mengirim pesan pada gadis itu sendiri pun juga dengan meminta laporan dari Felix.
Hari ini harusnya jadwal Valeri akan melakukan perjalanan ke luar kota untuk pemotretan dan syuting iklan yang akan dia bintangi. Jadi seharian Valeri sibuk dan tak menghubungi Jeriko dan hanya bertukar pesan, karena pria itu sedang dalam penerbangan kembali ke London.
Valeri akan menginap di kota itu dan kembali ke London besok pagi untuk pindah ke kota lain dan melakukan tour promosi lagu barunya selama tiga hari berturut-turut. Valeri baru selesai setelah cukup larut malam, dan dia hanya sempat melakukan video call dengan kekasihnya sebentar sebelum kemudian dia ketiduran.
Esok pagi, Valeri dibangunkan Frisca yang sudah heboh di dalam kamar yang ditempati Valeri. Dia harus cepat menyiapkan semua kebutuhan Valeri sendiri, karena Frank dilarang memasuki kamar Valeri sekarang atas peraturan yang dibuat Jeriko. Jadi Valeri tak sempat melakukan telpon dengan Jeriko, dan hanya mengirimkan pesan pada kekasihnya itu bahwa dia akan segera berpindah ke kota lain.
Setelah semua siap, Valeri masuk ke mobil khusus untuknya dan bisa digunakan untuk beristirahat bersama dengan Frank dan Frisca, juga Felix dan satu anak buah Felix yang bertugas sebagai supir. Sementara satu mobil berada di depan dan satu mobil di belakang. Felix membawa serta 12 orang untuk mengawal perjalanan mereka.
Valeri sedang duduk santai dengan telinga terpasang headphone, karena dia sedang berlatih untuk penampilannya. Tapi tiba-tiba suasana menjadi tegang.
“Ada yang mengikuti bos!” lapor anak buahnya yang ada di mobil belakang
Felix langsung melirik Valeri sebelum memberikan perintahnya, “Tetap pada formasi! Dan cari jalur untuk mengalihkan perhatian mereka!”
“Baik bos!”
Mobil depan segera melakukan sesuai perintah Felix. Namun diluar dugaan penyerangan itu bukan hanya dari satu sisi, namun juga muncul beberapa mobil yang turut mendekat dan menghimpit mereka. Valeri menyadari ada yang tidak beres, sehingga dia langsung melepas headphone nya dan menatap Felix.
“Ada apa Felix?!” tanyanya
“Maaf nona, ada yang menyerang kita. Saya akan berusaha mengalihkan perhatian mereka. Anda tenang saja!” ucap Felix
Sementara itu di pesawat, Jeriko baru saja keluar dari kamarnya saat Hiro menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Jeriko langsung menanyakan ada apa.
“Nona Valeri di serang saat dalam perjalanan, bos” ucapnya
Jeriko membelalakkan matanya, “Lalu?!”
“Nona Valeri berhasil ditangkap dan dibawa” lapor Hiro
Jeriko mengeratkan rahangnya, “Felix?”
“Saat ini sedang dioperasi karena patah tulang di beberapa tempat juga benturan di kepala. Sementara Roy meninggal di tempat”
Tatapan mata Jeriko begitu tajam dan dingin, “Manajer dan asisten Valeri?”
“Felix memilih memisahkan mereka, dengan memindahkan nona Valeri tetap bersamanya dan meminta yang lain mengecoh. Namun mereka tetap dikejar dan Roy kehilangan kendali sehingga mobil menabrak pembatas jalan. Sementara Frank dan Frisca sudah dibawa ke rumah sakit, mereka mengalami luka, tapi tidak mengancam nyawa. Anak buah kita yang lain sama, hanya luka dan tidak parah” ucap Hiro
Jeriko mengangguk kaku, “Lacak keberadaan Valeri dari kalung yang kuberikan padanya.”
Hiro mengangguk, “Baik”
Jeriko mengambil ponselnya dan menghubungi saudara kembarnya, “Jerome, cari keberadaan Briana Shawn sekarang! Dia menculik Valeri!”
“Oke. Aku segera kirimkan lokasinya!” ucap Jerome langsung memutuskan telponnya dan melacak keberadaan Briana Shawn.
Jerome memang ahli di bidang IT, mulai dari hacker hingga pelacakan. Dia bahkan beberapa kali menciptakan program-program untuk memudahkan pekerjaan mereka di bidang keamanan. Itu sebabnya saat nama Briana Shawn muncul, Jeriko sudah meminta Jerome melacak dan mencari semua informasi tentang wanita itu.
“Berapa lama lagi kita mendarat Hiro?!” tanya Jeriko dingin
“Satu jam” jawab Hiro
“Samakan hasil pelacakanmu dengan Jerome. Dan siapkan semua armada kita berangkat begitu mendarat!” perintah Jeriko
“Uncle ikut!” ucap Adolf yang ternyata sejak tadi sudah berdiri tak jauh dari mereka turut mendengar percakapan Jeriko dan Hiro.