Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Jalan-Jalan
Setelah makan keduanya tidak langsung pulang, Galih membawa Cinta ke tempat yang menurutnya terdekat namun tetap nyaman.
"Rame banget...!" Galih Melihat Cinta dan kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah.
"Kamu enggak nyaman ...?"
Menoleh dan tersenyum " Nyaman aja, Cinta suka. Dan kayanya jalan-jalan kaya gini memang perlu deh sesekali..." tersenyum melihat banyaknya orang yang entah datang dari mana, bahkan pedagang kaki lima pun banyak. mulai dari makanan kering sampai basah semua ada dan yang paling penting ramah di kantong.
" Mau jalan-jalan...?" memberikan tangannya untuk di gapai Cinta dan beruntung Cinta menyambut tanpa berpikir sedikit pun, sejak awal senyum Cinta tidak pernah luntur membuat Galih semakin yakin untuk membuat kegiatan jalan seperti ini menjadi kegiatan rutinnya.
"uwahhh, ada yang jual gulali juga bang...!" menarik Galih agar mendekat ke arah amang yang menjual.
"Gulali...?" bertanya karena tidak yakin dengan nama yang disebut kekasihnya.
"permen kapas bang, atau gula-gula kapas. Tapi kebiasaan Cinta menyebutnya gulali sih..." melihat bagaimana amang itu membuat gulali.
"aku enggak pernah tidak terpukau melihat cara buatnya..." mengatupkan tangan di dadanya merasa benar-benar hal sepele ini ternyata sangat menyenangkan.
"Gulali nya satu..." Galih meminta pedagangnya untuk menyiapkan satu untuk nya dan disaat akan mengambil seorang ibu-ibu tiba-tiba datang dan meminta lebih dulu.
"maaf mas, itu untuk anak saya duluan ya. Udah nangis dari tadi soalnya...!" meminta dengan wajah minta di mengerti.
Melihat itu Galih mengambil gulali nya dan membayarnya lebih besar. "Simpan aja pak..!" berucap dan memberikan gulali itu pada Cinta. Cinta terkejut karena dia pikir Galih akan memberikan pada ibu itu.
"Kamu mau kan, ayo...!" Cinta benar-benar merasa tidak enak karena dia melihat wajah ibu-ibu itu berubah masam.
"Dasar anak muda, ngalah sedikit sama anak kecil aja enggak mau. Lihat aja nanti kalau sudah punya anak, enggak kan ada yang mau ngalah juga...!" gerutu ibu itu seraya menatap tajam Galih dan Cinta.
Namun Galih yang mendengar itu seketika itu menghentikan langkahnya, dan berjalan mendekat ke arah ibu itu " Permisi, anda kenal saya...?"
"Ti__dak..." mendelik karena ibu itu cukup terkejut karena mas-masnya mendatanginya.
"lantas kenapa bisa berdoa seburuk itu, terlebih itu anak anda. Mau dia nangis atau tidak kenapa harus saya yang repot. Kalau memang belum siap antri dan mendengar anak mu menangis maka diam dirumah atau bila perlu jangan punya anak dulu...!"
"apa..." Ibu-ibu itu terlihat murka dengan ucapan Galih. Sedang Cinta dengan cepat menarik tangan Galih untuk menghentikan ocehannya.
"Dan satu lagi, kalau mau manja in anak cukup lakukan sendiri jangan menumbalkan orang lain. terlebih tidak semua yang anak anda mau harus anda penuhi, memangnya anda sehebat itu...!" meninggalkan ibu-ibu itu yang siap mengeluarkan omelannya namun Galih sudah berlalu dengan Cinta menarik tangannya.
Sedang amang penjual gulali nya tersenyum samar melihat ibu-ibu itu yang mencak-mencak. Bahkan suaminya harus turun tangan menenangkannya.
"Lagian antri sebentar juga enggak mau, dasar...!" menggelengkan kepalanya pelan merasa tidak habis pikir.
Cinta melihat Galih yang diam saja sejak tadi dari amang gulali. Namun Cinta rasanya ingin tertawa bila mengingat kekasihnya berdebat dengan ibu-ibu hanya karena gulali.
Dasar enggak mau kalah ...
Berjalan pelan dengan tangan saling tertaut, mereka hampir sampai di mobil mereka yang terparkir dan mereka baru melihat kalau di dekat situ ada yang jual sate dan banyak juga yang beli dan mereka menikmatinya dengan berbagai tempat. Ada yang di mobil, ada yang di atas motor, ada yang lesehan di rumput taman ada juga yang di kursi-kursi taman yang memang disediakan.
"Bang, makan sate yuk. Kali ini Cinta yang traktir..!" tersenyum tepat didepan wajah Galih.
"Kita pesan satu porsi aja berdua, gimana...?" menaik turun kan alisnya meminta persetujuan kekasihnya.
"Iya.." mengangguk setuju dan mendekat ke arah amang sate yang tengah mengipas sate nya.
"mang mau satenya satu porsi...?" seolah terbiasa Galih kembali memesan makanan yang sebenarnya tidak pernah dia beli. tapi kalau hanya untuk memesan tidak harus membeli setiap hari kan.
Setidaknya Galih belajar dengan cepat dan tanggap dia melihat semua orang memesan dengan cara yang sama.
"mau sate apa mas?, disini ada sate kambing dan sate ayam...!" menawarkan dagangannya
"mau yang mana sayang...?"
"ayam aja kali ya, atau kambing aja...?" Cinta malah bingung dan Galih tersenyum melihat itu.
"Dicampur aja mang, dua porsi untuk masing-masing sate tapi dalam satu tempat. Bisa...?"
"Bisa mas.."
Galih mengangguk merasa bangga dengan dirinya sendiri.
hebat juga aku, kalau pesan kaya gini-gini sih aku ahlinya....
Galih dengan segala kesombongannya. Padahal hanya soal sederhana saja.
Galih dan Cinta menikmati sate yang mereka pesan. Galih sengaja membuka bagasi dan memasang karpet disana. Bahkan ada bantal duduk santai nya juga.
"ahhh, enak banget. Cinta suka suasana kaya gini bang. rasanya kaya liburan mahal..." kembali mengambil satu tusuk sate dan melahapnya.
"Liburan mahal apanya coba..." heran. Standar kekasihnya terlalu rendah menurutnya. Bagaimana bisa kencan seperti ini di sebut mirip liburan mahal.
"tapi serius bang Cinta suka banget ..." tetap dengan senyum manisnya.
"Kalau gitu kita bisa susun jadwalnya, pastikan setiap satu minggu sekali atau satu bulan sekali kita harus jalan-jalan keluar..." mengusulkan. Hal ini emang sempat terpikirkan oleh Galih dan dia tidak menyangka kalau bisa terealisasi secepat ini.
" Hahahha. biasanya kalau yang di jadwal lama itu malah enggak jadi Lo bang .."
"mereka yang begitu, orang yang enggak serius dan tidak bisa komit. Jadi wajar saja kalau gagal terus...."
waktu malam ini mereka habiskan berkeliling taman. Melihat seberapa ramai tempat ini. Dan anehnya semakin larut tempat ini malah makin ramai.
Aneh sekali.
"Padahal hanya taman biasa, dan yang jualan pun kebanyakan makanan kaki lima tapi yang datang bisa sebanyak ini...." Galih heran dengan minat masyarakat disini.
Menurut Galih ini terlalu berlebihan jika harus membuang waktu untuk menikmati waktu di tempat yang menurutnya biasa saja ini.
Galih menyukai suasananya bukan tempatnya karena itu dia akan menyusun dengan baik rencana kencan mereka di setiap Minggu atau bulannya.
Cinta tersenyum seraya mengeratkan genggamannya " Tempat ini milik umum bang, bisa di akses dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biasa yang mahal. Bahkan untuk mereka yang sekedar cari hiburan tempat ini pas di jadikan alternatif meskipun uang di kantong hanya beberapa lembar saja. Dan yang lebih penting semua orang bisa menikmati sarana yang ada tanpa harus melihat mereka mampu atau tidak, karena semua yang disediakan memang gratis.
"Kebanyakan dari mereka adalah pekerja keras yang setidak nya perlu liburan dengan waktu dan dana terbatas. Mereka juga bisa menikmati makanan yang menurut Cinta cukup ramah di kantong. Meski pun yang bayar punya Cinta itu Abang..." Galih mencium tangan Cinta merasa senang dengan pikiran terbuka kekasihnya.
Galih berpikir kembali apa dia ingin membuat proyek itu karena melihat istrinya yang antusias seperti ini.
Apa perlu aku pertimbangkan...
Melihat Cinta sesenang ini mungkin juga yang dia lihat dari istrinya...
"Banggg...!" menggoyangkan tangannya di depan wajah Galih. Cinta agak takut melihat kekasihnya berpikir, karena biasanya apa yang dia hasilkan akan sangat mengejutkan nya...
☘️
☘️
☘️