NovelToon NovelToon
Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Kayanara tidak tahu kalau kesediaannya menemui Janu ternyata akan menghasilkan misi baru: menaklukkan Narendra si bocah kematian yang doyan tantrum dan banyak tingkahnya.

Berbekal dukungan dari Michelle, sahabat baiknya, Kayanara maju tak gentar mengatur siasat untuk membuat Narendra bertekuk lutut.

Tetapi masalahnya, level ketantruman Narendra ternyata jauh sekali dari bayangan Kayanara. Selain itu, semakin jauh dia mengenal anak itu, Kayanara semakin merasa jalannya untuk bisa masuk ke dalam hidupnya justru semakin jauh.

Lantas, apakah Kayanara akan menyerah di tengah jalan, atau maju terus pantang mundur sampai Narendra berhasil takluk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Naren baru tahu kalau ternyata bersama Eric yang tak berhenti mengoceh, satu jam ternyata jadi terasa bagai sewindu lamanya. Bahkan setelah dia menyumpal telinganya menggunakan earphone dan asyik bermain mobile game, suara cempreng Eric masih bisa terdengar dari celah kecil di rongga telinganya.

Ini menyebalkan. Demi Tuhan, selama berteman, ini adalah momen di mana Eric menjelma menjadi sosok yang sangat tidak asyik. Sampai-sampai, Naren rasanya ingin menukarkan Eric dengan beberapa diamond untuk modalnya bermain game. Hitung-hitung sebagai pembuktian juga kalau keberadaan anak itu cukup berguna untuk kelangsungan hidupnya.

Oh, tapi, apakah Eric bahkan lebih berharga ketimbang diamond-diamond yang masih bisa Naren beli menggunakan uang jajannya?

"Aish!" gerutu Naren pada akhirnya. Earphone di telinganya dilepas, lalu dia menoleh pada Eric yang kini menyuguhkan wajah innocent seolah bukan dirinyalah penyebab mengapa Naren begitu kesal kali ini.

"Why?" tanya pemuda sengklek itu, hanya melalui gerak bibir saja. Kedua bahunya mengedik, seolah hendak menunjukkan bahwa dia benar-benar tidak mengerti mengapa Naren begitu sewot.

"Stop talking about her." Naren memperingatkan dengan nada tegas. Dari sekian banyak topik hangat di dunia, mengapa Eric harus terus mengoceh tentang Kayanara?

Padahal tidak apa-apa juga kalau anak itu mau nimbrung soal berita perselingkuhan suami seorang selebgram yang diumbar-umbar ke sosial media, tetapi ujung-ujungnya balikan dan malah punya anak kedua. Paling banter Naren hanya akan mual mendengarnya, bukan sampai muak dan merinding sebadan-badan seperti sekarang.

Kalau ini orang normal, tentu akan langsung ciut dan menurut. Tetapi karena ini adalah Eric Subrata, bungsu di keluarga Subrata yang akhlaknya sebelas dua belas dengan Narendra, maka anak itu malah kembali membuka mulutnya dan mulai berceloteh sesuka hati.

"Pasti kan ada alasannya kenapa Ayah Janu bisa sampai kepincut sama daun muda kayak dia," katanya seraya melayangkan pandangan jauh ke depan. Mengamati lalu-lalang mahasiswa yang terlihat membentuk kelompok-kelompok mereka sendiri. "Kenapa lo nggak coba buka hari aja sih kali ini? Who knows, mungkin aja dia emang seseorang yang Tuhan kirim buat keluarga kalian." Dia menambahkan, kali ini sambil menatap Naren secara intens.

Orang-orang--terutama Naren--pasti melihat tindakan usilnya sebagai sesuatu yang menyebalkan. Tetapi, Eric tidak melakukannya hanya untuk iseng dan memenuhi kesenangannya sendiri. Sebagai seseorang yang telah berada di sisi Naren sejak mereka masih balita, Eric tahu persis kalau sebenarnya Naren membutuhkan sosok ibu di dalam hidupnya.

Dari kanak-kanak hingga ketika mereka menginjak masa remaja, Eric kerap kali menemukan Naren memandang sendu ke arah sepasang anak dan ibu. Tatapannya penuh rindu, tetapi bibir anak itu selalu mengeluarkan kata-kata yang berbanding terbalik.

Eric sendiri tidak lahir dari keluarga cemara. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak dua setelah ibunya meninggal ketika usia Eric 16 tahun. Sampai sekarang, hubungan Eric dengan ibu dan saudara tirinya tidak pernah baik. Namun, Eric setidaknya masih mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya sampai usia remaja. Tidak seperti Naren yang bahkan tidak sempat melihat secara langsung wajah ibunya.

Tidak banyak yang bisa Eric lakukan dengan kapasitasnya sebagai teman, selain membantu Naren untuk menyadari apa yang sebenarnya anak itu butuhkan.

"Sahut the fuck up, Eric Subrata." Naren memberikan peringatan kedua.

Biasanya, jika seseorang memanggil nama lengkapnya seperti itu, Eric akan kesal. Dia selalu tidak suka menyandang nama Subrata di belakang namanya. Rasanya seperti dipaksa memikul beban berat, yang hanya sekali lihat saja telah membuatnya yakin tidak akan mampu.

Namun, sore ini, di bawah semburat warna oranye dari hamparan langit luas di atas mereka, Eric tidak melayangkan protes apa pun. Dia hanya terkekeh sebentar, lalu kembali melayangkan pandangan ke depan. Tepat ketika satu unit Audi A6 berwarna hitam yang Kayanara kemudikan bergerak mendekat.

Eric mengulum senyum. "Tuh, macan udah dateng," ujarnya seraya menunjuk arah kedatangan mobil Kayanara.

Naren turut memandang ke depan, termenung sebentar sebelum akhirnya bangkit dan mencangklong tali tas punggungnya hanya di bahu kiri.

"Nebeng boleh kali," goda Eric. Ikutan bangkit seraya menaik-turunkan alus dengan cara paling menyebalkan sedunia.

Naren melirik sinis. "Mobil jemputan lo noh udah nangkring di sono dari tadi!" serunya. Jari telunjuknya mengarah sewot ke arah satu unit Lexus EW warna silver yang telah terparkir beberapa meter dari posisi duduk mereka sejak 20 menit yang lalu.

Pak Dahlan, si sopir andalan keluarga Subrata yang bertugas mengemudikan mobil itu juga sudah berkali-kali melongok ke luar jendela, namun si kutu kupret Eric hanya terus mengoceh tanpa peduli harus berapa lama sopir berusia akhir 50-an itu harus menunggu.

"Loh, udah ada? Gue kira bukan mobil jemputan gue," sahut Eric, lalu terkekeh.

"Terserah lo deh, terserah!" Naren semakin sewot. Sebelum Eric semakin menjadi, dia bergegas pergi.

Ketika berlalu, Eric menyempatkan diri melambaikan tangan pada Pak Dahlan yang melongok sekali lagi, lalu berderap mendekati mobil Kayanara yang sudah parkir dengan posisi kaca jendela diturunkan.

"Bilang macan, hati-hati nyetirnya!" Teriakan Eric mengudara ketika tangannya baru saja menyentuh handle pintu. Mala sebelum menarik handle dan masuk ke dalam mobil, Naren berbalik cepat dan mengacungkan jari tengah pada Eric, yang malah membuat anak itu kembali tergelak.

Pintu mobil Naren tutup keras-keras setelah berhasil duduk di kursi penumpang. Tas punggungnya dia lempar ke jok belakang, dan dia sudah siap menyumpal telinganya menggunakan earphone.

"Lapar nggak?"

Namun, pertanyaan itu membuat Naren urung melesakkan earphone ke telinga. Ia menoleh, menatap Kayanara sebentar, lalu menggeleng.

Sialnya, gerakan kepalanya itu tidak sinkron dengan sinyal yang diberikan oleh cacing-cacing di perut. Di saat kepalanya bergerak mewakili kata 'tidak', perutnya malah berbunyi nyaring.

"Mau makan apa?" tanya Kayanara lagi, alih-alih menertawakan suara perut Naren yang tidak bisa diajak kompromi.

"Gue nggak lapar." Dan lagi, perutnya kembali berbunyi.

Naren menunduk,menatap tajam perut gembulnya. "Jangan bikin gue malu!" serunya di dalam hati.

Setelah mengomel menggunakan bahasa kalbu, Naren mengangkat kembali kepalanya, melayangkan pandangan lurus ke depan, pada jalanan yang mulai padat. "Mi ayam depan mal central," ucapnya.

Dari balik kemudi, Kayanara hanya mengangguk tanpa berkomentar apa pun setelahnya.

Sementara Naren, anak itu kemudian membiarkan tubuhnya merosot ke bawah, lantas bergerak lemas memunggungi Kayanara dan menyembunyikan wajahnya di headrest. Malu. Setelah ini, dia mungkin perlu mengurung diri selama berhari-hari sampai ingatannya tentang hari ini terhapus dan dia terlahir kembali.

Bersambung....

1
Dewi Payang
Kagak bakal bisa terlahir kembali Nareeeeen
nowitsrain: Lebih ke malesan aja sih Kak bocahnya
Dewi Payang: Astaga, seputus asa itu kah dirimu Ren😀
total 5 replies
Dewi Payang
Mulut juga gak mau kompromi ya😂
Dewi Payang: /Facepalm/
nowitsrain: Daripada makin malu Kak 🤣
total 2 replies
Dewi Payang
Perut mah kagak mau kompromi😂
Dewi Payang: /Facepalm/Seru itu, gak sabar nunggu momennya yang itu.
nowitsrain: Ntar lama-lama juga semua anggota badan dia berontak Kak 🙈
total 6 replies
Dewi Payang
Hadeh, Eric kagak fokus. fokusnya ke Naren mulu😀
nowitsrain: Emang iseng bocahnya
Dewi Payang: Dasar si Eric😅
total 3 replies
Dewi Payang
Seru kayanya klo Eric nebeng 😀
Dewi Payang: Iya bener😅
nowitsrain: Wkwk makin sewot makin terhibur orang-orang
total 4 replies
Dewi Payang
Macan? manis cantik ya?🤭
nowitsrain: 🤣🤣 auto posesif
Dewi Payang: Ku jamin dia cemburu takut emaknya diambil Erik...😅
total 7 replies
Dewi Payang
Rasain si naren punya temen yg nyebelinnya sama kaya dia😂
nowitsrain: Benerr
Dewi Payang: Definisi sewot sama gaya diri sendiri tuh😅
total 3 replies
Zenun
Tadi bilangnya nggak laper😄
Zenun: 😄😄😄😄😄😄
nowitsrain: Udah terlanjur malu wkwm
total 2 replies
Zenun
Bole bole, ayo nebeng
nowitsrain: Nenek sihil is mine
Zenun: Ih kok gitu
total 3 replies
Zenun
Yaa... bisa jadi tumbuh lagi
Zenun
eheump
Zenun
Mungkin karena disana ada Janu. Jadi michelle mau bikin kencan tersembunyi
nowitsrain: Jam segitu mah Om Janu sibuk kerjaa
total 1 replies
Dewi Payang
Kok tau sih?🤭
Dewi Payang
Tul👍🏻
Dewi Payang
/Facepalm/bibir monyong tapi aduhayyyy
Dewi Payang: Haha, iya bener😂
nowitsrain: Kesayangannya Edward si setengah bule tuh
total 2 replies
Dewi Payang
Mumpung masih mempesonahhh ya Tejas😂
Dewi Payang: Eh🤭, mau nikung siapa nih?
nowitsrain: /Grin//Grin/ calon calon penikung
total 2 replies
Dewi Payang
Dan klo dah berantakan,.malu ah jadinya....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Iya lagi bener 🙈
total 2 replies
Dewi Payang
/Facepalm/ya ampun, sabar Ren....
nowitsrain: Ilang dah tuh uler mahal
Dewi Payang: Rasain uler nya dilempar😂
total 3 replies
Dewi Payang
/Facepalm/
Dewi Payang
Yang kedua aja deh Ren😂
nowitsrain: Daripada kehilangan koleksi ya Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!